Punden Perigi, sebuah tempat yang dianggap masyarakat sebagai salah satu tempat keramat yang terdapat di Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, situs ini berada pada koordinat 07045’46,9” LS dan 109000’22 BT. Punden Perigi merupakan bangunan joglo kecil yang berukuran 3,2 m x 3,2 m yang digunakan sebagai tempat pertapaan seorang pangeran yang berasal dari Majapahit. Di dalam bangunan tersebut terdapat batu bekas tempat duduk Pangeran Joyokusumo, batu lutut, batu dakon, batu lumpang dan sebuah yoni sebagai tempat menampung air untuk membasuh muka, air ini dipercaya membawa berkah bagi masyarakat.
Pada sebelah barat Punden Perigi terdapat bangunan berukuran 8 m x 16 m yang sering digunakan untuk pertunjukan wayang kulit oleh penduduk setempat sehabis panen musim kemarau. Pertunjukan tersebut merupakan ungkapan syukur masyarakat setempat atas keselamatan dan hasil panen yang diperoleh.
Kisah punden Perigi bermula dari terusirnya seorang pangeran dari kerajaan Majapahit. Pada waktu itu yang menjadi raja Majapahit adalah Hayam Wuruk. Dari selir, raja tersebut memiliki seorang putra bernama Pangeran Joyokusumo dan seorang putri bernama Galuhwati. Suatu hari, Raja mengadakan rapat besar yang dihadiri oleh para pejabat tinggi kerajaan dan sanak saudara raja, kecuali Pangeran Joyokusumo. Diutusnya Patih Gajah Mada untuk mencari Pangeran tersebut. Ketika ditemukan Pangeran tersebut sedang mencari belalang untuk makan burung kesayangannya, yaitu burung puyuh atau gemak. Burung itu diberi nama si Kebrok. Karena kesaktiannya, maka burung tersebut sering diadu dengan burung lain. Konon si Kebrok dapat mengalahkan seekor harimau.
Dengan rasa marah Raja kemudian mengusir putranya Pangeran Joyokusumo. Dengan susah hati, Pangeran tersebut beserta adiknya yang masih kecil, yaitu Galuhwati meninggalkan Majapahit menuju ke arah barat. Siang malam kedua kakak beradik tersebut melintasi hutan belantara dan suatu ketika sampai di daerah ini. Karena kehausan, adiknya yaitu Galuhwati minta air. Seketika Pangeran Joyokusumo mencabut keris pusakanya yang bernama Kyai Dhalang (versi lain menyatakan bernama Panubiru) dan menancapkannya ke tanah sehingga keluar air. Air tersebut kemudian digunakan untuk minum dan mandi. Karena air (banyu) itu menyegarkan kembali dan memberi kehidupan (urip) pada warga sekitarnya, maka daerah tersebut diberi nama Banyuurip. Kisah selengkapnya dapat dibaca dalam Babad Banyuurip.
Keempat dinding teras disusun dari bongkahan-bongkahan batuan andesit dengan tebal 1,1 m dan tinggi 45 cm. Di muka dinding selatan dari bangunan tersebut terdapat pohon kecacil yang sangat rindang, di kawasan tersebut juga terdapat banyak pohon bambu. Di samping itu pula pada arah barat yang tidak jauh dari Punden Perigi terdapat dua buah sumur tua yang oleh masyarakat setempat dinamakan Beji dan Pinatak. Masyarakat memercayai jika air dari kedua sumur itu dimasukkan ke dalam yoni yang ada di Perigi dapat mendatangkan tuah. Tak jauh juga dari kawasan Punden Perigi terdapat Masid Tiban Banyuurip lengkap dengan kompleks pemakaman di samping masjid dan sebuah kolam besar tepat di depannya. Sekitar tempat-tempat tersebut saat ini sudah banyak dihuni oleh masyarakat. Namun, legenda dan kesakralan dari ketiga tempat yang erat kaitannya dengan legenda Banyuurip ini masih terjaga.
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang