Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta Gunung Kidul
Pulung Gantung
- 21 November 2018

Di tengah fenomena angka bunuh diri yang tinggi di Kabupaten Gunungkidul, terdapat mitos yang dipercaya sebagian masyarakatnya yakni Pulung Gantung. Apa itu Pulung Gantung?

Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul CB Supriyanto bercerita bahwa memang selama ini fenomena bunuh diri di Gunungkidul lekat dengan mitos pulung gantung. Mitos ini menyebutkan, jika pulung yang berupa bola api berpijar merah dan berekor jatuh dari langit, maka diyakini sekitar tempat jatuhnya pulung akan ada warga yang gantung diri.

Namun seiring berjalannya waktu, saat ini hanya sebagian kecil saja masyarakat Gunungkidul yang mempercayai mitos itu. 

"Sebagian kecil percaya (pulung gantung)," kata Dewan Kebudayaan Gunungkidul, CB Supriyanto saat berbincang dengan detikcom, Senin (11/9/2017).

"Sebagian warga percaya, tapi kalau yang tidak percaya ya cuek saja," imbuhnya. 

Seorang penulis buku 'Simbolisme dalam Budaya Jawa' Budiono Harusatoto menambahkan arti pulung saat ini banyak disalahartikan masyarakat. 

"Pulung gantung masih dipahami secara keliru, kata pulung dianggap sama dengan berarti 'ketiban pulung' yang artinya mendapat kebahagian. Sehingga bunuh diri dengan menggantung diri dianggap sebagai jalan pintas untuk mendapat kebahagiaan," kata Budiono saat berbincang dengan detikcom.

Dia melanjutkan, dengan melakukan gantung diri orang tersebut menganggap akan terbebas dari segala macam kesulitan. Sehingga orang yang sedang sakit berkepanjangan, terhimpit persoalan ekonomi, atau malu karena telah melakukan perbuatan tercela akhirnya memilih melakukan gantung diri.

"(Anggapan) Bisikan gaib dan tanda-tanda alam yang dimaknai secara keliru, itu menunjukkan bahwa keyakinan agama orang tersebut masih dangkal. Sehingga pulung jatuh hanya dipahami secara ragawi atau kasat mata," ungkapnya.

"Padahal pujangga Mangkunegara IV menjelaskan, dzikir ucapan dan dzikir kalbu adalah penahan dan penolak hawa nafsu. Terutama terhadap godaan dari luar diri kita dengan tetap selalu waspada dan berada dalam lindungan Allah," tambahnya.

Budiono menerangkan memang sudah sejak lama mitos pulung gantung menjadi budaya di Gunungkidul. Dulu penyebabnya karena persoalan sosial seperti himpitan ekonomi, ditambah kondisi alam yang gersang, hal itu menyebabkan kegiatan masyarakat terkuras hanya untuk memenuhi kebetulan hidupnya.

"Tapi di zaman sekarang hajat hidup di Wonosari (Gunungkidul) sudah jauh berubah, bahkan sebagian orang bisa hidup makmur. Jadi pedagang atau pengusaha sukses. Namun kehidupan duniawi kurang diimbangi dengan pemahaman ruhani yang mendalam," ujarnya.

Oleh karenanya Budiono menyarankan agar para ulama memberikan pemahaman yang benar ke masyarakat. Tentu bahasa agama yang digunakan ulama tersebut, menurutnya, harus mudah dipahami dan diterima masyarakat di Gunungkidul.

"Itu harus dilakukan untuk menghapus kenangan atau warisan budaya pulung gantung, yang menjadi contoh jalan pintas dalam menyelesaikan masalah paling ampuh selama ratusa tahun. Padahal kesulitan hidup sudah amat jauh berbeda, sesuai dengan kemajuan IPTEK saat ini," pungkasnya.
Terlepas dari mitos tersebut, Supriyanto menegaskan fenomena bunuh diri di Gunungkidul mayoritas disebabkan karena stres. Sebab kalangan ekonomi mampu dan orang sehat juga kerap ditemukan bunuh diri.

"Memang itu kan (keinginan) yang bersangkutan untuk bunuh diri, jadi sulit diprediksi. Setelah kejadian (bunuh diri) diketahui, baru dicari tahu awal kejadiannya seperti apa," tutur Supriyanto. 

sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3638043/seperti-apa-mitos-pulung-gantung-di-gunungkidul

#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline