|
|
|
|
Pulau Maitara Tanggal 26 Nov 2018 oleh Riani Charlina. |
Sebelum zaman Momole dikisahkan bahwa gunung Kie Matubu Tidore posisinya lebih tinggi dari gunung Gamalama Ternate. Hal ini disebabkan karena kerajaan Tid ore a tau yang disebut Duko pada waktu itu sebagaimana penguasa daratan tanah dan bumi sehingga di berikan gelar sedikit lebih tinggi dari pada Gunung Gamalama Ternate.
Menurut kisah tersebut agar gunung Gamalama harus lebih tinggi dari gunung Kie Matubu, maka tidak ada jalan lain untuk menaklukan kecuali gunung Kie Besi Mara di Makian harus dilakukan yaitu dicaplak untuk menambah ketinggian pada Gunung Gamalama Ternate.
Sehubungan dengan maksud tersebut, maka bermusyawarah Para dewa atau jin sebagai pengawal dari gunung Gamalama untuk dapat merebut puncak Makian. Setelah usai musayawarah maka keputusan yang di ambil adalah mengadakan kegiatan dengan acara terbang malam. Agar maksud terbang malam ini dapat dilaksanakan, maka dipanggillah burung Goheba (burung elang berkepala dua) untuk melaksanakan maksud atau niat tersebut.
Pada waktu yang ditentukan para dewa atau jin, maka dengan segala kebesarannya melepaskan burung Goheba itu menuju ke puncak gunung Kei Besi. Segera burung goheba mengembangkan sayapnya dan terbang menuju Kie BesiMara Makian. Kie Besi agak berjauhan, namun elang berkepala dua ini dengan segala kemampuan yang dipercayakan oleh para dewa kepadanya maka goheba untuk dapat menunaikan tugasnya.
Setelah matahari terbenam burung Goheba mulai bekerja semalam suntuk mengumpulkan tanah dan batu untuk di tumpuk nanti pada puncak.
Gamalama, menjelang terbitnya fajar burung Goheba ini telah selesai dan siap untuk di bawah pulang. Tetapi dalam perjalanan pulang, saat-saat burung Goheba mendekati puncak Gamalama temyata" waktulah yang menentukan segalanya". Kesiangan telah datang di antara Tidore dan Ternate, maka burung Goheba dengan terpaksa melepaskan bebannya, sehingga tumpukan tanah dan batu dari puncak Kie Besi pun jatuh ke laut antara Rum dan Kayu Merah, dan disitulah terjadi sebuah pulau yang dinamakan pulau MAITARA.
Mai adalah batu (bahasa Makian barat), dan Tara artinya ke bawah (bahasa Ternate). Maitra artinya dari atas ke bawah. Sedangkan mara tora artinya dari Makian ke bawah (bahasa Tidore). Ada pun arti Mara Tara yaitu dari Makian ke bawah (bahasa Ternate). Jadi mara tora, mara tara, mengandung arti batu gunung dari Makian ke bawah.
Pulau Maitara terletak di sebelah selatan kota Ternate dengan bentuk pulaunya yang indah.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |