Ritual
Ritual
Proses Pernikahan Sulawesi Selatan Bugis
Prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis #DaftarSB2019
- 16 Februari 2019

Prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis atau yang biasa dikenal dengan malam pacar merupakan budaya Adat Bugis yang sudah menjadi keharusan untuk dilakukan bagi keturunan darah Bugis. Prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis dilaksanakan pada saat menjelang acara akad nikah atau ijab kabul keesokan harinya.

Mirip dengan prosesi malam Bainai, prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis adalah salah satu upacara adat Bugis yang dalam pelaksanaannya menggunakan daun pacar (Lawsania alba) atau Pacci. Menggunakan daun Pacci ini berhubungan dengan kata paccing yang dalam bahasa Bugis memiliki arti kesucian dan jiwa yang bersih.

Sebelum menghiasi tangan calon pengantin wanita dengan daun pacci, prosesi ini didahului dengan mappanré temme (khatam Al-Quran) dan barazanji. Dengan begitu prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis ini terasa lebih sakral dan khidmat. Hal itu juga yang mengartikan Mapacci juga sebagai simbol akan kebersihan raga dan kesucian jiwa

Prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis ini tidak bisa dilakukan sembarangan, karena memiliki urutan dan tata caranya sendiri, seperti berikut :

Prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis yang pertama dilakukan dengan penjemputan mempelai atau yang biasa disebut padduppa dalam adat Bugis untuk menuju pelaminan. Saat calon pengantin wanita sudah berada di pelaminan, pengantin akan dipersilahkan duduk berdekatan di sisi para pendamping.

Perlengkapan prosesi Mappacci

Kemudian prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis dimulai dengan perlengkapan yang telah disiapkan sebelumnya. Tahukah kamu bahwa seluruh perlengkapan ini memiliki makna yang baik, seperti:

  • Sebuah bantal atau pengalas kepala yang diletakkan di depan calon pengantin, yang memiliki makna penghormatan atau martabat, kemuliaan dalam bahasa Bugis berarti mappakalebbi.
  • Sarung sutera 7 lembar yang disusun di atas bantal. Ini menyimbolkan akan seuah harga diri.
  • Pucuk daun pisang yang diletakan diatas bantal yang melambangkan kehidupan yang berkesinambungan dan lestari
  • Di atas pucuk daun pisang diletakkan pula daun nangka sebanyak 7 atau 9 lembar sebagai permakna sebuah harapan.
  • Sebuah piring yang berisi wenno, yaitu beras yang disangrai hingga mengembang sebagai simbol berkembang dengan baik
  • Tai bani, patti atau lilin yang bermakna sebagai suluh penerang atau simbol kehidupan yang senantiasa rukun.
  • Daun pacar atau pacci sebagai simbol dari kebersihan dan kesucian sang mempelai wanita yang akan segera menempuh hidup baru di keesokan harinya. Daun pacci yang menjadi bahan utama sebelumnya sudah dihaluskan dan disimpan dalam wadah bekkeng. Ini mengartikan kesatuan jiwa atau kerukunan dalam kehidupan keluarga dan kehidupan masayarakat.

Jumlah orang dalam prosesi Mappacci

Saat meletakan daun pacci ke tangan calon pengantin wanita biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia. Mengapa demikian? agar sang pengantin dikemudian hari bisa memiliki keluarga yang bahagia juga seperti para penaruh daun pacci.

Uniknya diprosesi adalah jumlah orang yang meletakkan pacci ke tangan calon pengantin wanita disesuaikan dengan stratifikasi sosial calon mempelai itu sendiri. Untuk golongan bangsawan tertinggi jumlahnya 2 x 9 orang atau dalam istilah Bugis duakkaséra. Dan bagi golongan bangsawan menengah sebanyak 2 x 7 orang atau duappitu. Sedangkan untuk golongan yang berada di bawahnya bisa 1 x 9 atau 1 x 7 orang.

 

Cara pemberian pacci ke tangan calon mempelai dengan mengambil sedikit daun pacci yang telah dihaluskan dan dibentuk bulat, lalu diletakkan daun dan diusap ke tangan calon mempelai. Dimulai dengan telapak tangan kanan, kemudian telapak tangan kiri, lalu disertai dengan doa semoga calon mempelai kelak dapat hidup dengan bahagia.

Sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah memberikan pacci diberikan rokok. Pada jaman dahulu pemberian rokok tidak ada dan diganti dengan pemberian sirih yang telah dilipat-lipat lengkap dengan segala isinya. Tetapi karena saat ini sudah jarang orang yang memakan sirih maka diganti dengan rokok.

Itulah dia acara malam pacar Mappacci yang merupakah budaya khas adat Bugis. Prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis yang sakral dan penuh dengan kesucian ini membuat suasana dalam prosesi sangat khidmat nan sakral. Begitu pula dengan tahapan-tahapan prosesinya yang tidak sembarangan dilakukan, sehinga dilakukan langsung oleh pemimpin acara yang benar-benar memahami prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis ini

 

 

 

 

 

 

Sumber : http://www.seputarpernikahan.com/prosesi-mappacci-pernikahan-adat-bugis/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline