|
|
|
|
Potong Jari, Bukti Cinta dan Kesetiaan Suku Dani di Papua Tanggal 02 Jan 2016 oleh Iriansyah . |
Untuk urusan cinta dan kesetiaan, mungkin teman-teman bisa belajar dari Suku Dani di Papua. Saking cintanya mereka dengan pasangan atau keluarga, mereka rela memotong jari sebagai bentuk kesetiaan dan duka yang mendalam.
Tradisi adalah hal yang harus dipatuhi oleh semua orang, tidak terkecuali Suku Dani yang mendiami Lembah Baliem di Papua. Diturunkan dari generasi ke generasi, hukum adat ditaati dan menjadi pedoman setiap insan Suku Dani. Adapun mereka juga memiliki tradisi potong jari atau disebut Iki Palek yang bikin geleng-geleng kepala.
Saat teman-teman dari detik travel bersama rombongan Cultural Trip Mahakarya Indonesia berkunjung ke salah satu kampung di Distrik Kurulu, Wamena, tampak mama-mama Suku Dani yang memiliki tangan tanpa beberapa ruas jari. Rasa penasaran pun dibuat muncul dengan kondisi tersebut.
Pemandu kami yang bernama Herriman Sihotang mengatakan, hal tersebut merupakan bagian tradisi adat dari Suku Dani tentang cinta dan kesetiaan akibat ditinggal sanak saudara. Namun bentuk tradisinya cukup ekstrem, dari potong jari hingga potong kulit telinga!
"Ya, Suku Dani itu punya tradisi potong jari apabila ada sanak saudara yang meninggal atau dikecewakan karena cinta,"
tradisi potong jari masih dilakukan di Suku Dani. Umumnya yang melakukan tradisi itu adalah mama-mama Papua yang ditinggalkan sanak saudara, anak, hingga suami tercinta. Semakin banyak jari yang dipotong, pertanda jumlah saudara yang meninggal atau dalamnya duka.
"Biasanya yang potong jari itu kaum perempuan Suku Dani, kalau laki-laki biasanya potong kulit telinga," cerita Herriman.
Lebih pilunya lagi, adalah alat yang digunakan untuk menjalankan tradisi tersebut. Bagi yang mau potong jari, digunakan alat tradisional yang disebut kapak batu. Berbeda dengan pisau dapur yang tipis dan tajam, kapak batu lebih tumpul keras. Bayangkan sakitnya!
Sedangkan bagi yang ingin menjalankan tradisi potong daun telinga, biasanya menggunakan semacam bambu runcing yang digunakan untuk mengiris bagian kuping yang ingin dipotong. Walau cuma sebagian saja dan bukan keseluruhan kuping, tetap terbayang kan sakitnya?
Saya pun sempat bertanya langsung pada salah satu perempuan yang dikenal dengan Mama Welemina. Dari 10 ruas jari tangannya, hanya tersisa 3 ruas jari yang lengkap. Sisanya sudah hilang setengah akibat dipotong setelah ditinggal sanak saudara.
"Jari tinggal ini, sisanya habis sudah," ujar Mama Welemina.
Tidak habis pikir memang jika melihat tradisi adat Suku Dani tersebut. Begitu hebatnya kekuatan cinta dan kesetiaan Suku Dani, sehingga mereka rela mengorbankan jari atau daun telinganya demi kerabat. Agaknya traveler yang sering berkeluh kesah soal cinta bisa belajar banyak dari mereka.
sumber :
http://travel.detik.com/read/2015/09/18/190457/3023050/1519/potong-jari-bukti-cinta-dan-kesetiaan-suku-dani-di-papua
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dani
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |