Ornamen
Ornamen
Arca Lampung Lampung Timur
Phallus Sidomukti
- 11 November 2014

Batu berbentuk alat kelamin pria ini terdapat di atas bukit, tepatnya di desa Sidomukti, kecamatan Sekampung, kabupaten Lampung Timur.Phallus Sidomukti terbuat dari batu andesit. Posisi phallus berdiri agak condong ke arah utara, dimana bagian dasarnya ditanam di dalam tanah dan diperkuat oleh susunan batu kali yang berfungsi untuk menahan phallus agar dapat berdiri tegak. Phallus Sidomukti tidak silindris penuh, tetapi agak pipih.

Bagian atas phallus terpancung, sehingga bukan lancip tapi datar. Pengerjaannya sangat halus, alat kelamin pria digambarkan hampir secara naturalis. Permukaan phallus berwarna kehijauan diakibatkan oleh lumut. Phallus Sidomukti mempunyai dimensi tinggi 40 cm, diameter bagian bawah 28 cm, diameter bagian atas 20 cm.

Tradisi megalitik mulai berkembang sejak manusia meninggalkan pola hidup berpindah-pindah dengan mata pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan, ke pola hidup menetap dengan mata pencaharian bercocok tanam dan beternak. Tradisi megalitik ditandai dengan adanya ketergantungan manusia pada alam serta kepercayaan adanya kehidupan setelah mati. Selain itu, manusia pada masa itu menganggap bahwa segala sesuatu di muka bumi ada penjaganya.

Pola hidup bercocok tanam dan beternak merupakan ciri utama masyarakat pendukung tradisi megalitik. Kehidupan bermasyarakat pada umumnya bersifat hirarkis, ada pekerja di ladang atau persawahan, serta ada pula yang mengatur dan mengkoordinir masyarakat. Sistem sosial masyarakat seperti ini berusaha selalu menjaga keharmonisasiannya. Selain itu, yang terpenting adalah menjaga keharmonisasian dan memberi penghormatan kepada dewa-dewi atau para leluhur mereka yang telah meninggal. Mereka menganggap arwah para leluhur memiliki kekuatan adikodrati terhadap semua yang ada di muka bumi (Juliadi, 2004).

Segala bentuk penghormatan terhadap para dewa serta para leluhur akan selalu dilakukan dengan harapan akan didapat keberhasilan yang melimpah pada panen berikutnya. Apa yang dipersembahkan kepada para dewa dan leluhur dikaitkan dengan sumber kehidupan untuk menjaga kelestarian siklus kesuburan dalam tatanan alam.

Masyarakat pendukung tradisi megalitik meyakini jika terjadi peristiwa alam yang tidak pasti dan datang secara tiba-tiba, seperti banjir, merebaknya hama tanaman, gunung meletus dan lain sebagainya, dianggap sebagai tanda atau simbol ketidakseimbangan antara yang hidup dan yang telah mati, antara dunia bawah dan dunia atas, antra mikrokosmos dan makrokosmos (Juliadi, 2004).

Akumulasi dari berbagai peristiwa alam tersebut memunculkan kepercayaan akan adanya kekuatan lain diluar jangkauan akal manusia, yang bersifat gaib dan supranatural. Konsep pengetahuan seperti itu membuat mereka, masyarakat pendukung budaya megalitik, mencari dan melakukan aktivitas ritual sebagai bentuk penyampaian pesan.

Salah satu aktualisasi proses aktivitas ritual dalam tradisi megalitik adalah pendirian bangunan-bangunan megalitik. Di tempat-tempat bangunan megalitik berdiri inilah dilakukan ritual dalam bentuk pemujaan terhadap arwah nenek moyang. Berbagai macam bentuk bangunan peninggalan tradisi megalitik, tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara. Tinggalan tradisi megalitik tersebut antara lain berupa kubur batu, menhir, dolmen, lumpang batu, batu bergores, batu dakon, teras berundak, arca megalitik, arca menhir, serta beberapa bangunan tradisi megalitik dengan penamaan local seperti waruga, pandusa, kalamba, sarkofagus, dan lain-lain (Juliadi, 2004).

Yang menarik untuk dikaji adalah adanya temuan tradisi megalitik yang bentuknya tidak umum, jika dibandingkan budaya saat ini. Bentuk yang “tidak umum” tersebut menyerupai anatomi alat kelamin laki-laki yang dikenal dengan istilah phallus, seperti Phallus Sidomukti, yang diinterpretasikan sebagai sarana pemujaan. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa penggambaran alat kelamin dijadikan sebagai media upacara ritual dalam tradisi megalitik.

Menurut Malinowski, proses kehidupan bermasyarakat terbagi menjadi tiga tingkatan. Tingkatan tersebut diawali dengan munculnya situasi-situasi pangkal yang disebut dengan stimulus dan berada di luar diri manusia. Situasi tersebut akan menimbulkan dorongan untuk berbuat, yang akhirnya mengakibatkan adanya reaksi atau respons. Reaksi ini berupa perbuatan tertentu yang dilakukan oleh sekelompok manusia atau masyarakat.

Jika teori tersebut dikaitkan dengan penggambaran alat kelamin dalam tradisi megalitik, maka ketika suatu masyarakat agraris yang menganggap tanah sebagai sumber kehidupannya, saat terjadi panen yang melimpah akan dilihat sebagai stimulus. Pola hidup yang menetap dan adanya keharusan menjaga tanah untuk selalu subur serta panen yang melimpah, maka dirasa perlu untuk memperlakukan tanah garapan sesuai aturan dan tata cara yang telah ditetapkan, agar penjaga dan pemberi kesuburan selalu berkenan memberikan panen yang melimpah.

Dalam tradisi megalitik, mereka mempercayai bahwa para dewa dan leluhur merupakan pemberi kesuburan dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Menurut kepercayaan mereka, roh para leluhur dapat dipanggil ke dunia pada saat upacara, yang diharapkan dapat memberikan kesuburan dan kesejahteraan. Oleh karena itu, dibuatlah bangunan megalitik dengan bentuk alat kelamin sebagai lambang kesuburan.

Penggambaran alat kelamin merupakan symbol dari kelahiran dan proses penciptaan baru. Simbol kesuburan ini merupakan pesan dari masa lalu, dimana kesuburan dijabarkan dalam pengertian yang luas. Tidak hanya dilihat dari fisiknya saja, tetapi harus ditempatkan dalam kerangka yang lebih luas bahwa symbol tersebut merupakan bentuk interaksi antara dunia bawah dan dunia atas, atau keseimbangan antara makrokosmos dan mikrokosmos (Juliadi, 2004). Kesuburan dalam pengertian yang lebih luas adalah menjaga keseimbangan alam dimana ekosistem lingkungan harus terus dijaga jika ingin alam bersahabat dengan kita, manusia. Phallus Sidomukti telah memberikan pesan kepada kita tentang pentingnya mempertahankan kesuburan, dalam arti yang luas.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline