|
|
|
|
Pesta Lomban Tanggal 09 Aug 2018 oleh Oskm18_19718183_sabila . |
Pesta Lomban
Indonesia. Negri dengan berjuta budaya. Mengandung entah berapa banyak keunikan tradisi yang diwarisi oleh para leluhur rakyatnya. Salah satu tradisi unik Indonesia berasal dari sebuah tempat kelahiran seorang pahlawan ternama wanita, pelopor kebebasan pendidikan bagi kaum hawa, yang bernama Raden Adjeng kartini.
Pada perayaan besar umat Islam –Hari Raya Idul Fitri, setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa, biasanya ketupat lengkap dengan opor ayam dan sambal ati tersaji di meja makan. Namun, ada yang berbeda dengan perayaan idul Fitri di kabupaten Jepara ini. Penyajian ketupat yang ikonik malah tak tampak. Selepas salat ied biasanya masyarakat akan mengunjungi tetangga dan sanak saudara mereka yang dekat, mempererat tali silaturahmi –tanpa hidangan ketupat.
Ternyata, setelah pada tanggal 7 Syawal atau enam hari setelah idul fitri, barulah pawon (dapur) masyarakat mulai mengepul untuk memasak ketupat yang akan dihidangkan esok harinya. Tradisi ini biasanya disebut Kupatan atau Lomban oleh masyarakat Jepara. Biasanya lebih banyak masyarakat yang membuat lepet daripada ketupat karena pembuatannya tak terlalu rumit. Lepet adalah sejenis panganan dari beras ketan yang dicampur kacang, parutan kelapa atau santan, kemudian dibungkus dengan daun janur.
Selain itu, setelah menyantap lepet atau ketupat, masyarakat berbondong-bondong menuju pantai. Bahkan pasar ditutup karena semua pedagang tidak berjualan. Pantai yang paling ramai dikunjungi adalah Pantai Kartini. Namun, masih ada banyak pantai yang juga tak sedikit pengunjung seperti pantai bandengan, pailus, blebak, dan bondo. Pantai didominasi dari pengunjung luar Jepara. Di pantai tersebut, seorang pemuka atau tokoh masyarakat akan memimpin sebuah ritual. Ritual tersebut berupa penghanyutan kepala kerbau dan sesaji hasil bumi ke ganasnya ombak pantai. Tarian tradisional juga tak luput untuk mengiringi prosesi ritual.
Menurut masyarakat setempat, ritual tersebut adalah sebagai permohonan kepada sang pencipta agar semua nelayan mendapat perlindungan dan mendapat ikan yang melimpah. Selain itu ritual tersebut juga sebagai ungkapan syukur karena telah diberi kemakmuran. Namun, tak sedikit juga orang awam yang belum paham makna dari ritual tersebut. Mereka hanya sekedar menikmati tontonan gratis yang menurut mereka jarang dan sayang untuk dilewatkan.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |