|
|
|
|
Pertarungan epik di tanah Gowa Tanggal 16 Sep 2018 oleh Rahmatan 99. |
Pemimpin Gowa paling dikenal oleh masyarakat Indonesia karena kegigihan Sang Sultan dalam mengobarkan perlawanan rakyat Gowa saat menghadapi VOC Belanda. Sultan Gowa sang pemberani yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur ini juga begitu melegenda dan sangat disegani oleh siapa saja. Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 12 Januari 1631, adalah salah satu sosok Pahlawan Nasional yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sultan Hasanuddin begitu dikenal karena kisah kepahlawanannya yang dengan gagah berani berperang melawan Kompeni Belanda atau VOC dalam usia yang relatif muda.
Karena kekaguman pihak VOC Belanda atas keberanian dan kepemimpinannya mengobarkan perlawanan rakyat Gowa, Sultan Hasanuddin lantas dijuluki sebagai De Haantjes van Het Osten yang berarti Ayam Jantan atau Ayam Jago dari Timur oleh Kompeni Belanda. VOC sendiri adalah singkatan atau kependekan dari Veredeenigde Oostindische Compagnie yang berarti kongsi dagang Hindia Timur.
Saat Sultan Hasanuddin naik takhta, beliau lantas berusaha untuk menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di wilayah tersebut untuk berperang melawan VOC. Pecahlah peperangan antara Kesultanam Gowa melawan VOC yang berkobar begitu sengit. VOC pun terus menambah kekuatan pasukannya dengan jumlah yang lebih besar dan akhirnya berhasil memaksa Gowa untuk mengadakan sebuah perundingan di Bungaya pada 18 November 1667.
Dengan jumlah bala bantuan yang sangat besar yang didatangkan dari luar, akhirnya Belanda berhasil mendesak pasukan Gowa. Pada awal Juni 1669, pasukan VOC berhasil mendekati tembok Benteng Somba Opu. Dua pekan berselang, tepatnya 15 Juni 1669, VOC melakukan serangan dan pecahlah pertempuran selama 24 jam yang berlangsung dalam dua hari.
Pada tanggal 19 Juni 1669, VOC berhasil membobol tembok bagian depan Benteng Somba Opu dan berhasil menerobos masuk namun mendapat perlawanan kuat dari pasukan Gowa. Meski perlawanan prajurit-prajurit Gowa tak pernah surut, namun akhirnya VOC berhasil menguasai Benteng Somba Opu pada 24 Juni 1669.
Sultan Hasanuddin akhirnya turun takhta dan hidup menjadi seorang penyiar agama Islam. Beliau wafat pada 12 Juni 1670 dalam usia 39 tahun. Sultan Hasanudin kemudiam dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 087/TK1973, tertanggal 6 November 1973.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |