Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam hidup seseorang, karenam erupakan penyatuan dua insan yang berbeda dan diharapkan hanya dilalui satu kali seumur hidup. Di Indonesia sendiri, ada berbagai macam upacara pernikahan adat dari masing masing daerah. Upacara pernikahan adat di setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda beda, mulai dari prosesi, pakaian, dekorasi, dan lain lain.
Kabupaten Blitar, Jawa Timur juga mamiliki upacara pernikahan yang khas, walau masih berbau pernikahan adat jawa solo atau jogja, pernikahan adat Blitar memiliki tata busana, tata rias, tata upacara, dang gending (lagu) iringan sendiri. Pernikahan adat Blitar ini terinspirasi dari kisah cinta Dewi Rukmini dengan Sri Kresna (Narayana). Kisah ini bermula dari perjodohan Dewi Rukmini dari Negara Kumbino dengan Prabu Sunti, raja kerajaan Cedi. Namun Dewi Rukmini telah mencintai Sri Kresna, sehingga Dewi Rukmini pun melarikan diri dari istana. Raja Cedi pun tidak terima, sehingga ia menyerang kerajaan Kumbino. Pada akhirnya kresna dapat mengalahkan Raja Cedi dengan senjata andalannya, Cakra.
Prosesi khas upacara adat pernikahan Blitar ini yang pertama yaitu temu manten. Rombongan Pria datang dengan membawa bahan bahan yang terdiri dari uang receh, biji bijian, dan beras kuning yang dicampur dan dimasukkan ke dalam wadah berbentuk ikan mas dengan mulut terbuka yang disebut bader bang sisik kencana. hal ini bermakna bahwa pengantin pria sudah memiliki kesiapan untuk menafkahi sang istri. Lalu ada prosesi pelemparan gantal (daun sirih yang sudah diikat), yang dilakukan kedua pengantin scara bersama sama, hal ini bermakna bahwa keduanya memiliki kedudukan yang sama. makna yang sama juga didapat dari prosesi wiji dadi dimana mempelai wanita membasuh kaki mempelai pria, namun tidak dengan berjongkok, melainkan dilakukan dengan berdiri. Acara selanjutnya yaitu gendhongan, dimana sang ayah mengantar kedua mempelai menuju kursi pengantin menggunakan selendang (sindur) dan ibu yang mendorong di belakang pengantin, maknanya ialah bahwa ayah pengantin menunjukkan jalan menuju kehidupan yang baru bagi kedua putranya, sedangkan ibu mendukung dari belakang. selain itu prosesi ini juga memiliki makna bahwa tugas orang tua sudah selesai dengan menikahkan anaknya dengan pengantin pria.
Ciri khas lain pernikahan Blitar yaitu busana yang digunakan untuk pengantin. ada dua jenis busana yang bisa dipakai dalam pernikahan khas Blitar yaitu, Kartika Rukmi dan Kresnayana. Busana pengantin khas blitar memiliki ciri khas yaitu berwarna hijau, yang melambangkan kesuburan. Untuk kartiko rukmi, gelung yang dipakai bernama luwing sinandi, dan blangkon pria disebut othok oyo. Jarik yang dipakai yaitu jarik kawung tanjung, diambil dari motif candi di Borobudur, dan motif bagian pinggir diambil dari candi penataran. Inspirasi baju berasal dari relief candi penataran yang mengisahkan Kresna melarikan Dewi Rukmini.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.