Sejatinya anak-anak memang lebih suka menghabiskan waktu mereka untuk bermain dan bersenang-senang bersama teman-temannya, tak pernah terlintas dalam pikiran mereka untuk susah dan memikirkan masalah sosial, yang mereka tahu adalah bermain dan bersenang-senang karna semuanya sudah disediakan.
Permainan adalah yang dijadikan media bersenang-senang. Setiap daerah pastinya memiliki permainannya sendiri dengan ciri khas masing-masing, contohnya adalah Maluku. Daerah kepulauan ini memiliki permainan daerah yang khas dengan budaya masyarakatnya, apakah itu? Mari kita simak bersama.
1. ENGGO LARI / ENGGO RAJA / ENGGO BASAMBUNYI
Enggo lari atau disebut juga Enggo raja atau Enggo sambunyi adalah nama Maluku untuk permainan Petak Umpet. Sejatinya, petak umpet memang ada di semua daerah di Indonesia dan hanya penyebutannya saja yang berbeda-beda di tiap daerah. Enggo lari/ enggo raja / enggo sambunyi dimainkan sama seperti yang diketahui pada umumnya. Permainan ini dimainkan oleh lebih dari 2 orang dan ada satu orang yang akan menjadi penjaga Enggo. Enggo adalah titik dimana sang penjaga akan menutup mata disaat yang lain pergi bersembunyi dan mejaga titik itu agar tidak disentuh oleh pemain lain sebelum ia menemukan semua pemain yang bersambunyi. Lagu yang akan dinyanyikan oleh si penjaga adalah :
satu cari tampa
dua basambunyi
tiga grak,, 1,2,3,4,5,………. (Menghitung sampai batas ketentuan)
Saat sang penjaga berhasil menemukan salah satu pemain yang bersembunyi, ia akan berteriak “”ENGGO” sebagai tanda bahwa sang pemain sudah kalah dan harus keluar dari persembunyiannya, sedangkan pemain yang sudah ditemukan itu masih bisa menang kalau ia dapat berlari dengan cepat menyentuh Enggo sebelum disentuh oleh si penjaga dengan berteriak Enggo. Pemain yang sudah kalah / ditemukan masih bisa selamat kalau ada pemain lain yang bisa merebut Enggo dari si penjaga dengan berteriak “ENGGO”.
2. LENG KALI LENG
Permainan yang berikut ini memiliki nama yang cukup unik, yaps Leng Kali Leng. Tidak ada sejarah pasti dari mana nama ini menjadi identitas permainan satu ini dan dari mana dia berasal. Permainan ini dimainkan dengan menyanyikan lagu Leng Kali Leng sambil berputar mengelilingi si buta. Lagunya berbunyi :
leng kali leng
kali leng cina buta
awas anak kecil
ditangkap cinta buta, buta…
Permainan ini dimainkan oleh banyak pemain, salah satunya akan menjadi si Cina Buta dan yang lainnya adalah orang biasa. Si cina buta akan ditutup matanya dengan kain dan sebagainya, pemain lainnya akan membuat lingkaran dengan berpegangan tangan dan si cina buta akan duduk ditengah-tengah lingkaran itu. Mereka akan berputar-putar mengelilingi si cina buta sambil bernyanyi lagu Leng Kali Leng dan diakhir permainan mereka akan berteriak buta sambil mengacak-acak rambut di cina buta. Para pemain akan memencara dan si cina buta akan mencari mereka dengan mata tertutup. Diharus menangkap salah satu pemain dan menebak identitas si penebak itu, jika ia benar makan pemain itu dinyatakan kalah dan menjadi si cina buta, apabila salah maka permainan dimainkan ulang dan ia tetap menjadi cina buta.
3. LEMON NIPIS
Permainan ini dinamai sesuai dengan lagunya. Lagu Lemon nipis seperti berikut.
lemon nipis
taguling-guling
guling apa dilobang cacing
saratus digulung-gulugn
dua ratus dikawalinya-linya-linya-linya
Permainan ini dimainkan oleh banyak orang, dua orang akan membentuk sebuah lorong dengan tangan mereka yang terangkat ke udara membentuk mulut lorong. Kemudian yang lain akan berbaris kebelakang dan pemain yang dibelakang akan meletakkan tangan mereka dipundak pemain didepan.
Mereka akan menyanyikan lagu Lemon Nipis sambil berjalan bagaikan kereta masuk-keluar lorong yang dibuat dua pemani lain sampai pada lirik terakhir yang diulang-ulang dan ada satu pemain yang akan masuk dalam lingkaran yang dibuat dua pemain yang membuat lorong tadi. Si pemain yang tertangkap akan memilih untuk menjadi anak buah siapa, yang disebelah kana atau kiri dan ia akan berdiri dibelakang juragannya sambil memegang pundaknya. Permainan akan dimainkan terus sampai tinggal satu pemain dan pemain itu dinyatakan kalah.
4. BETA KAYA KAYA, BETA MISKIN MISKIN.. MARI ETE MARI O
Permainan ini menggambarkan status sosial yang berbeda. Ada si kaya dan si miskin dalam permainan ini yang dimainkan dengan iringan lagu yang dinyanyikan berbalasan.
Si kaya : Beta kaya kaya kaya mariete mario
Si Miskin : Beta miskin miskin mariete mario
Si Kaya : Betalah mau sorang dari pada kamong ……(Menyebutkan jumlah orang dalam kelompok miskin) mariete mario
Si Miskin : Ose lah mau minta sama dari pada katong …… (Menyebutkan jumlah orang dari kelompok mereka) mariete mario
Si Kaya : Betalah mau minta …. (Menyebutkan nama pemain) mariete mario
Si Miskin : Ambel dia par ose jua mariete mario
Permainan ini akan dimainkan oleh banyak orang yang dibagi dalam 2 kelompok sama banyak yaitu si kaya dan si miskin. Si kaya dan si miskin akan berdiri berhadap-hadapan dalam barisan horizontal. Mereka akan bernyanyi berbalas-balasan sambil berjalan maju-mundur. Si kaya akan meminta salah satu dari si miskin untuk menjadi bagian mereka dan menyebutkan namanya dalam lagu. Si miskin akan memberikan pemain yang diminta si kaya dan pemain itu menjadi bagian dari mereka. Mereka akan terus bernyanyi berbalas-balasan sampai tertinggal satu pemain di kelompok si miskin.
5. SEKOLAH BATU
Permainan ini mengandalkan keberuntungan dalam menebak. Uniknya permainan ini adalah dalam lagu yang dinyanyikan tidak menyebutkan kata sekolah batu, entah darimana nama sekolah batu ini menjadi identitas permainan satu ini. Lagunya berbunyi :
sabiji katumbar dua biji ganemu
siapa loko batu cabu rukukuku
caburukuku caburukuku caburukuku
Permainan ini dimainkan dua kelompok dengan jumlah anggota sama banyak dan akan duduk berdempet-dempetan sehingga tidak ada cela yang dapat dilihat kelompo lawan. Kedua kelompok akan duduk berjauh-jauhan sambil berhadapan satu sama lain. Salah satu pemain akan duduk di belakang pemain lain dan bertugas menjalan batu sambil bernyanyi. Batu yang dipegang pemain tersebut akan dijalankan ditangan-tangan pemain lain di depannya yang tangannya disembunyikan di belakang sambil terbuka siap menampung batu. Pemain yang bertugas dibelakang akan meletakan sembarang batu itu ditangan salah satu pemain di depanya sebelum lagu berakhir. Saat lagu berkata Caburukuku Caburukuku Caburukuku pemain yang di depan akan mengangkat tangan mereka sambil menggoyangkannya ke depan dan menarik kebelakang sambil bernyanyi Caburukuku Caburukuku Caburukuku . Saat lagu berakhir, kelompok lawan akan menebak ditangan siapa batu itu berada dan apabila benar kelompok itu bergiliran untuk memainkan permainan ini dan kelompok yang tadi akan menebak, tapi bila salah maka mereka dinyatakan kalah dan kelompok pertama akan mengulang permainan.
6. BOI
Permainan yang satu ini merupakan permainan yang cukup sangat melelahkan, permainan ini bernama Boi. Tidak saya temukan sejarah yang menjelaskan darimana asal nama Boi ini sebagai identitas nama permainan ini, sedangkan Boi adalah salah satu nama negeri (kampung) di pulau Saparua, mungkinkah permainan ini berasal dari sana ?? . Permainan ini dimainkan oleh banyak orang mulai dari anak-anak, remaja hingga anak-anak muda.
Permainan ini dimainkan dengan cara menyusun batu yang permukaannya datar atau pecahan tehel rumah yang disusun hingga mencapai tingkat ketinggian setara lutut anak kecil atau bisa lebih selagi tumpukannya tidak jatuh karena terlalu tinggi kemudian tumpukan itu dilempar dengan bola yang aman (biasanya dipakai bola tenis). Para pemain yang ikut akan hompimpa untuk menentukan salah satu orang yang bertugas menjaga Boi atau tumpukan batu tadi. Yang terpilih akan berdiri dibelakang tumpukan batu dan pemain lain berbaris kebelakang pada jarak yang cukup jauh di depan tumpukan batu. Para pemain lain akan melempar tumpukan itu dengan bola secara bergantian.
Apabila ada pemain yang berhasil meruntuhkan tumpukan itu, maka pemain yang berjaga dibelakangnya harus segera mengambil bola itu dan melempar semua pemain lain sebelum ada pemain yang lain berhasil menyusun tumpukan batu tadi. Apabila semua pemain berhasil dilempar oleh dipenjaga sebelum tumpukan berhasil disusun, maka dia menang dan pemain yang pertama terkena lemparan bola akan menggati posisinya untuk menjaga tumpukan itu, namun apabila ada pemain yang berhasil menyusun kembali tumpukan itu sebelum semua pemain berhasil dilempar maka si penjaga dinyatakan kalah dan harus kembali menjaga tumpukan itu. Kekalahan si penjaga ditandai dengan adanya pemain yang berteriak “BOI” sebagai tanda bahwa tumpukan batu berhasil disusun kembali.
Sumber : http://www.latuheru.com/permainan-tradisional-anak-maluku/
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...