|
|
|
|
Perayaan Peh Cun Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16618055_Abdurrahman Yusuf. |
Perayaan Pehcun sudah lama diselenggarakan secara rutin di Indonesia. Menurut sejarahnya, perayaan ini digelar rutin oleh perkumpulan Boen Tek Bio sejak tahun 1910. Namun, perayaan ini sempat terhenti di jaman Orde Baru karena dilarang oleh pemerintah. Kemudian sejak reformasi, mulai tahun 2000, kegiatan ini mulai diselenggarakan kembali hingga sekarang dan selalu diisi oleh berbagai ritual dan tradisi unik. Tradisi unik tersebut berupa melempar bakcang dan bebek kemudian perlombaan perahu naga. Tradisi ini dapat diikuti oleh masyarakat umum. Warga yang ikut berpartisipasi dapat menjadi panitia acara maupun ikut dalam perlombaan. Seiring berjalannya waktu, perayaan Peh Cun mengakar di masyarakat Kota Tangerang sehingga selalu dinanti oleh masyarakat.
Menurut Erika Shafira, warga sekitar Sungai Cisadane, balapan perahu naga menjadi salah satu daya tarik pengunjung dikarenakan ini merupakan perayaan yang jarang dilihat. Selain itu, terdapat bazar, jajanan kuliner, dan terdapat konser musik pada malam harinya.
Pada awalnya, perayaan ini dilakukan di kawasan Jakarta. Namun karena sungai di Jakarta mengalami pendangkalan, perayaan ini dipindahkan ke Tangerang yaitu Sungai Cisadane.
Menurut legenda, Bak cang dan kue chang ini selalu di bawa keliling dengan perahu naga untuk di tebarkan di sungai. Upaya ini untuk memberi makan pada perdana menteri Chu yaitu Qu Yuan (339 SM) yang meninggal dan bunuh diri setelah menceburkan diri di sungai di ibukota Chu, Tiongkok. Qu Yuan adalah perdana menteri yang cinta dan setia pada negara. Namun karena raja tidak menyukainya, dia diusir dari ibukota Chu. Setelah diusir, ia kemudian memutuskan bunuh diri dengan mencebur ke sungai. Banyak warga yang mencarinya dengan perahu dan memberinya makan kue Chang. Warga Tiongkok berharap Qu Yuan masih hidup, dia bisa makan kue Chang setelah di tebarkan di sungai. Perayaan ini merupakan perayaan suci dan agung yang diperingati setiap tanggal 5 bulan 5 di Tiongkok.
Saat ini, masyarakat Tionghoa melakukan persembahyangan untuk menolak bala dari cuaca ekstrim. Dilanjutkan dengan melempar bacang ke Sungai Cisadane, dengan makna menghormati jasa Qu Yuan dalam mempertahankan kebenaran demi membela negara.
Pada intinya, Perayaan Peh Cun merupakan sikap menghayati kembali nilai-nilai patriotisme Qu Yuan, sambil terus melestarikan Sungai Cisadane agar tetap asri dan bersih.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |