Ritual
Ritual
Tradisi Masyarakat Kalimantan Barat Sambas
Perayaan "Ko Ciet" Masyarakat Etnis Tionghoa di Sambas, Kalimantan Barat.

Salah satu budaya adalah tradisi dalam masyarakat. Tradisi adalah suatu kebiasaan dari masyarakat yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan diwariskan secara turun temurun sebagai salah satu bentuk kebudayaan dalam masyarakat. Tradisi termasuk kebudayaan lisan yang diwariskan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. Oleh karena itu, cara terbaik untuk memahami suatu tradisi adalah dengan mempraktekkan dan terlibat di dalamnya.

Saya akan membagi salah satu tradisi etnis Tiongkhoa yang telah diwariskan dan dilakukan setiap tahun dalam keluarga saya dan keluarga etnis Tionghoa lainnya. Tradisi ini dinamakan "Ko Ciet". Sebagai salah satu etnis Tionghoa yang berasal dari Kalimantan Barat, tepatnya di Sambas, kami telah melaksanakan "Ko Ciet" selama bertahun-tahun, mungkin jauh sebelum saya dilahirkan dalam keluarga ini.

"Ko Ciet" adalah suatu bentuk perayaan untuk merayakan tibanya suatu tanggal besar dalam kalender Cina."Ko Ciet" dilaksanakan dengan makan-makan bersama keluarga dengan disuguhi berbagai macam makanan tradisional etnis Tionghoa. Untuk merayakan "Ko Ciet", semua keluarga harus berkumpul pada satu malam untuk makan malam bersama.

Untuk perayaan "Ko Ciet" sendiri dilaksanakan beberapa kali dalam setahun. Penghitungan tanggal besar untuk merayakan "Ko Ciet" didasarkan pada kalender CIna yang sampai saat ini masih digunakan untuk penanggalan tradisional, untuk tujuan keagamaan, mengetahui tanggal lahir, keperluan astrologi, dan lain-lain. Terdapat beberapa tanggal besar yang harus dirayakan dengan "Ko Ciet", yaitu :

  1. "Ko Ciet", yang dirayakan pada tanggal 15 bulan 1 penganggalan kalender Cina. Perayaan ini sering disebut "Cap Go Meh". Tetapi berbeda dengan perayaan tipikal seperti araak-arakan atau pawai di jalan. Perayaan ini esensinya adalah untuk mengumpulkan keluarga yang terpisah jauh untuk berkumpul dan makan malam bersama.
  2. "Ko Ciet", yang  dirayakan pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan kalender Cina. Perayaan ini sering disebut sebagai "Cung Ciet" atau Festival Bakcang. Di perayaan ini, kita akan menemukan banyak etnis Tionghoa yang akan berjualan Bakcang di mana-mana. Pada perayaan ini juga ada yang dinamakan "Se Ng shi Sui" atau yang dinamakan mandi pada jam 12 siang untuk membersihkan diri dari hal-hal negatif.
  3. "Ko Ciet", yang dirayakan pada tanggal 15 bulan 8 penanggalan kalender Cina. Pada "Ko Ciet" kali ini, kita akan merayakan Bulan Purnama atau kenaikan tokoh mitologi Cina "Chang E" ke Bulan. Kita akan disuguhkan dengan makanan "Ko Piang" atau Kue Bulan sambil menikmati bulan purnama. Akan tetapi, perayaan seperti ini hanya dilakukan oleh Orang Cina asli, sedangkan etnis Tionghoa di Sambas merayakan dengan makan-makan bersama keluarga, tetapi masih ada pembuatan Kue Bulan, sebagai inti dari perayaan "Ko Ciet" kali ini.
    4. "Ko Ciet", yang dirayakan pada bulan 11 dengan penanggalan kalender Cina. Untuk tanggal spesifik nya berbeda setiap tahun karena didasarkan pada munculnya bulan purnama. "Ko Ciet" ini juga disebut sebagai "Thon Jan Ciet" atau "Siet Jan Ciet". Pada "Ko Ciet" kali ini kita disuguhkan dengan "Siet Jan' atau Onde-onde. "Siet Jan" ini berbentuk seperti onde-onde yang terbuat dari tepung ketan yang dicampur air dan diulen sampai kenyal. Lalu dimasak dalam air mendidih hingga matang. Lalu disajikan dengan kuah gula atau gula merah dengan campuran jahe. Pada festival ini juga merayakan bertambahnya usia dengan cara memakan "Siet Jan" sesuai dengan umur masing-masing.

Dalam tradisi etnis Tionghoa memiliki esensi untuk mengumpulkan keluarga besar yang telah terpisah jauh untuk makan malam bersama. Dengan adanya perayaan ini, diharapkan setiap keluarga tidak akan terputus hubungannya karena faktor jarak maupun waktu. Filosofi dari perayaan "Ko Ciet" ini juga karena etnis Tionghoa sering berpergian dan merantau ke tempat jauh. Oleh karena itulah, kebanyakan etnis Tionghoa masih mengenal dan dekat dengan saudara jauhnya.

Saya berpikir, pasti masih banyak perayaan untuk menguatkan tali persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota keluarga. Bukan hanya dari tradisi etnis Tionghoa, tetapi juga dari etnis-etnis lainnya yang memiliki tradisi sejenis. Karena ada pepatah mengatakan, "Darah lebih kental daripada air", artinya ikatan keluarga itu lebih kuat dari apa yang kita perkirakan.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Taman Lansia Ceria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel