×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tradisi Masyarakat

Provinsi

Kalimantan Barat

Perayaan "Ko Ciet" Masyarakat Etnis Tionghoa di Sambas, Kalimantan Barat.

Tanggal 12 Aug 2018 oleh Oskm18_16718257_andy william.

Salah satu budaya adalah tradisi dalam masyarakat. Tradisi adalah suatu kebiasaan dari masyarakat yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan diwariskan secara turun temurun sebagai salah satu bentuk kebudayaan dalam masyarakat. Tradisi termasuk kebudayaan lisan yang diwariskan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. Oleh karena itu, cara terbaik untuk memahami suatu tradisi adalah dengan mempraktekkan dan terlibat di dalamnya.

Saya akan membagi salah satu tradisi etnis Tiongkhoa yang telah diwariskan dan dilakukan setiap tahun dalam keluarga saya dan keluarga etnis Tionghoa lainnya. Tradisi ini dinamakan "Ko Ciet". Sebagai salah satu etnis Tionghoa yang berasal dari Kalimantan Barat, tepatnya di Sambas, kami telah melaksanakan "Ko Ciet" selama bertahun-tahun, mungkin jauh sebelum saya dilahirkan dalam keluarga ini.

"Ko Ciet" adalah suatu bentuk perayaan untuk merayakan tibanya suatu tanggal besar dalam kalender Cina."Ko Ciet" dilaksanakan dengan makan-makan bersama keluarga dengan disuguhi berbagai macam makanan tradisional etnis Tionghoa. Untuk merayakan "Ko Ciet", semua keluarga harus berkumpul pada satu malam untuk makan malam bersama.

Untuk perayaan "Ko Ciet" sendiri dilaksanakan beberapa kali dalam setahun. Penghitungan tanggal besar untuk merayakan "Ko Ciet" didasarkan pada kalender CIna yang sampai saat ini masih digunakan untuk penanggalan tradisional, untuk tujuan keagamaan, mengetahui tanggal lahir, keperluan astrologi, dan lain-lain. Terdapat beberapa tanggal besar yang harus dirayakan dengan "Ko Ciet", yaitu :

  1. "Ko Ciet", yang dirayakan pada tanggal 15 bulan 1 penganggalan kalender Cina. Perayaan ini sering disebut "Cap Go Meh". Tetapi berbeda dengan perayaan tipikal seperti araak-arakan atau pawai di jalan. Perayaan ini esensinya adalah untuk mengumpulkan keluarga yang terpisah jauh untuk berkumpul dan makan malam bersama.
  2. "Ko Ciet", yang  dirayakan pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan kalender Cina. Perayaan ini sering disebut sebagai "Cung Ciet" atau Festival Bakcang. Di perayaan ini, kita akan menemukan banyak etnis Tionghoa yang akan berjualan Bakcang di mana-mana. Pada perayaan ini juga ada yang dinamakan "Se Ng shi Sui" atau yang dinamakan mandi pada jam 12 siang untuk membersihkan diri dari hal-hal negatif.
  3. "Ko Ciet", yang dirayakan pada tanggal 15 bulan 8 penanggalan kalender Cina. Pada "Ko Ciet" kali ini, kita akan merayakan Bulan Purnama atau kenaikan tokoh mitologi Cina "Chang E" ke Bulan. Kita akan disuguhkan dengan makanan "Ko Piang" atau Kue Bulan sambil menikmati bulan purnama. Akan tetapi, perayaan seperti ini hanya dilakukan oleh Orang Cina asli, sedangkan etnis Tionghoa di Sambas merayakan dengan makan-makan bersama keluarga, tetapi masih ada pembuatan Kue Bulan, sebagai inti dari perayaan "Ko Ciet" kali ini.
    4. "Ko Ciet", yang dirayakan pada bulan 11 dengan penanggalan kalender Cina. Untuk tanggal spesifik nya berbeda setiap tahun karena didasarkan pada munculnya bulan purnama. "Ko Ciet" ini juga disebut sebagai "Thon Jan Ciet" atau "Siet Jan Ciet". Pada "Ko Ciet" kali ini kita disuguhkan dengan "Siet Jan' atau Onde-onde. "Siet Jan" ini berbentuk seperti onde-onde yang terbuat dari tepung ketan yang dicampur air dan diulen sampai kenyal. Lalu dimasak dalam air mendidih hingga matang. Lalu disajikan dengan kuah gula atau gula merah dengan campuran jahe. Pada festival ini juga merayakan bertambahnya usia dengan cara memakan "Siet Jan" sesuai dengan umur masing-masing.

Dalam tradisi etnis Tionghoa memiliki esensi untuk mengumpulkan keluarga besar yang telah terpisah jauh untuk makan malam bersama. Dengan adanya perayaan ini, diharapkan setiap keluarga tidak akan terputus hubungannya karena faktor jarak maupun waktu. Filosofi dari perayaan "Ko Ciet" ini juga karena etnis Tionghoa sering berpergian dan merantau ke tempat jauh. Oleh karena itulah, kebanyakan etnis Tionghoa masih mengenal dan dekat dengan saudara jauhnya.

Saya berpikir, pasti masih banyak perayaan untuk menguatkan tali persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota keluarga. Bukan hanya dari tradisi etnis Tionghoa, tetapi juga dari etnis-etnis lainnya yang memiliki tradisi sejenis. Karena ada pepatah mengatakan, "Darah lebih kental daripada air", artinya ikatan keluarga itu lebih kuat dari apa yang kita perkirakan.

DISKUSI


TERBARU


Bakso Titoti Wo...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bakso titoti wonogiri gitu gaes ya hahahahhahahahahah

Tempong khas Te...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bahan-bahan 12 porsi 1 papan tempe besar 1 genggam daun kemangi Bumbu Halus: 3 siung bawang putih 5 buah bawang merah 5 buah cabai rawit merah (op...

Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...