Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
perlombaan dan pertunjukkan tradisional Sumatera Selatan Palembang
Perahu Bidar
- 2 Januari 2016

Tak bisa dipungkiri Sungai Musi merupakan nadi kota Palembang. Banyak aktivitas masyarakat wong kito dilakukan di sungai  terpanjang di Sumatera Selatan ini. Deretan gedung tinggi, pabrik dan kapal-kapal besar biasa berlalu lalang di sungai sepanjang 460 kilometer ini. Sungai Musi membelah Sumatera Selatan dari timur ke  barat dan bercabang-cabang dengan delapan anak sungai besar antara lain Sungai Komering, Sungai Ogan, Sungai Lamatang, Sungai Kelingi,  Sungai Lakitan, Sungai Semangus, Sungai Rawas dan Sungai Batanghari Leko.

 

Dahulu perahu bidar dinamakan pancalang (pancal yang artinya lepas dan ilang yang artinya menghilang). Dinamakan pancalang  karena perahu ini dapat melaju dengan cepat dan menghilang sebagai kapal patroli Kesultanan Palembang yang perlu menjaga  keamanan di lebih dari 100 anak sungainya. Perahu ini juga digunakan oleh petugas penghubung atau kurir. Kadang, keluarga  sultan juga menggunakan perahu ini untuk berkeliling. Palembang dijuluki Venesia dari Timur dimana napas kehidupan sungai  sangat kentara membudaya. Ada puluhan sungai besar dan kecil yang membelah kota ini dan lebih dari 80 persen kesibukan kota berpusat di pinggir sungainya. Pancalang juga merupakan jenis perahu yang sering digunakan masyarakat sebagai alat transportasi Sungai Musi. Di masa lalunya perahu ini adalah perahu penumpang yang juga dijadikan sarana untuk berdagang di sungai. Saat itu bentuknya kecil dan hanya muat untuk satu orang.

 

Perahu ini juga biasanya dilombakan dalam acara yang dinamakan Kenceran, dimana satu perahu didayung oleh belasan orang.  Kini acara tersebut dilestarikan dalam acara Festival Perahu Tradisional setiap hari jadi kota Palembang dan Hari Kemerdekaan RI. Perahu yang biasanya dilombakan bertepatan dengan Hari Jadi kota Palembang pada setiap 17 Juni adalah dari jenis Perahu Bidar Berprestasi. Perahu tersebut memiliki panjang 12,70 meter, tinggi 60 cm, dan lebar 1,2 meter. Jumlah pendayungnya 24 orang,  meliputi 22 pendayung, 1 juragan dan 1 tukang timba air.

 

perahu yang biasanya dilombakan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia adalah dari jenis Perahu Bidar Tradisional. Perahu tersebut memiliki panjang 29 meter, tinggi 80 cm, dan lebar 1,5 meter. Jumlah pendayungnya 57 orang meliputi 55 pendayung, 1 juragan perahu, dan 1 tukang timba air. Menurut cerita rakyat dari Sumatera Selatan , lomba perahu bidar adalah untuk menghormati dan menyanjung Dayang Merindu yang berlaku adil terhadap 2 orang pemuda yang mencintainya.

 

Dikisahkan orang tua Dayang Merindu menjodohkannya dengan seorang pemuda bernama Dewa Jaya yaitu anak dari sahabat ayahnya. Meski belum mau menikah tetapi Dayang Merindu menghormati keinginan perjodohan orang tuanya dengan tidak menolak  pertunangan tersebut. Dalam masa pertunangan ternyata Dayang Merindu bertemu pemuda yang membuatnya jatuh hati yang  bernama Kemala Negara. Pemuda ini kemudian bersama orang tuanya melamar Dayang Merindu tetapi sayang gadis cantik dan  berbudi ini sudah ditunangkan. Kemala Negara yang mengetahui Dayang Merindu sudah dilamar Dewa Jaya merasa tidak terima. Ia kemudian menantang Dewa Jaya untuk beradu pencak silat disaksikan seluruh kampung selama setengah hari. Akan tetapi, hasilnya tidak ada yang menang karena seimbang. Oleh karena itu, dialihkanlah pertarungannya dengan cara lomba memacu perahu di Sungai Musi. Seluruh masyarakat di sekitar Musi memperbincangkan perseteruan ini dan memenuhi sekitaran sungai untuk  menyaksikan siapa yang menang dan mendapatkan Dayang Merindu. Saat dua perahu dilombakan, keduanya mengeluarkan  seluruh tenaga dan kemampuan untuk mencapai garis akhir. Hasilnya, ternyata keduanya kembali seimbang dengan bersamaan tiba di  tujuan. Akan tetapi, terkejutlah semua orang karena kedua pemuda ini tiba dengan badan tertelungkup dan sudah tidak bernyawa. Dayang Merindu pun bersedih hingga akhirnya ia memutuskan untuk meminta agar badannya dibelah dua dan dikuburkan sebelah badannya bersama Dewa Jaya dan sebelah lagi bersama Kemala Negara. Akan tetapi, sebelum keinginan tersebut dikabulkan,  ujung pisau kecil ditusukkan Dayang Merindu ke dadanya. Untuk menghormati Dayang Merindu maka masyarakat Palembang  melombakan perahu bidar ini secara rutin. Kisah ini juga dipentaskan dengan tari sebagai perlambang kecantikan, kejujuran,  penghormatan kepada orang tua, serta kemampuan bertindak adil terhadap orang yang telah berkorban jiwa karena mencintainya.

 

 

Sumber:

 

http://panduanwisata.id/2013/05/29/menonton-meriahnya-lomba-perahu-bidar-di-sungai-musi/ (diakses pada tanggal 28 Mei 2015 Pukul 10.18 Wib)

 

http://www.indonesia.travel/id/destination/210/jelajah-sungai-musi/article/114/lomba-perahu-bidar-perlambang-kecantikan-kejujuran-adil-dan-penghormatan-kepada-orang-tua ( diakses pada tanggal 28 Mei 2015 Pukul 11.40 Wib )

 

http://palembang-tourism.com/berita-410-perahu-bidar.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline