Karambia, sebutan orang Minang untuk kelapa mudah dijumpai di sekujur ranah Minang. dari Padang ke Payakumbuh melalui Padang Panjang, pohon kelapa tampak tegak di hampir semua rumah penduduk. (Tempo-Antropologi Kuliner Indonesia, hal 79-89. Kurniawan dan Aditia Noviansyah) Kelapa bertemu dengan daging sapi, cabai merah, dan beragam rempah sudah lazim diterapkan pada masakan Sumatera Barat. Hasil kuliner dari kombinasi tersebut lumrah berupa gulai Korma, gulai ikan, dan juga masakan yang paling terkenal, rendang daging. Elemen utama dari masakan tersebut adalah santan, sari berwarna putih dari mencampur kelapa parut dan air ini memberikan rasa yang gurih pada masakan, atau menurut istilah internasional, Umami. Kombinasi rasa manis, pedas, asin, pahit, asam, dan umami (gurih atau savoury) ini menentukan apakah suatu masakan bercitarasa bagus. Santan yang mengkontribusikan umami tersebut sangat lazim pada kuliner Melayu dan Indonesia, khususnya Sumatera Barat yang banyak ditanami kelapa. Masakan Minang diperkirakan sangat dipengaruhi India. Sudah ada bukti chronicle sejarah yang mencatat datangnya pengelana asal India ke Pelabuhan Tiku, yang kini disebut Kabupaten Agam. Santan juga kerap dipakai pada kuliner India, akan tetapi menurut William Wongso, karena India Utara cenderung memakai yoghurt, maka pengaruh India di Sumatera berasal dari India Selatan. Masakan yang paling menunjukkan ciri khas India adalah Gulai Korma. Masakan berupa daging kambing dan rempah ini mempunyai tekstur cair yang berwarna hijau tapi tidak sekering rendang.
Rendang sendiri kerap menjadi populer karena banyaknya orang Minang yang merantau, perjalanan jauh membutuhkan bekal makanan yang tahan lama, dan rendang adalah salah satu yang melibatkan preservative alami, seperti halnya kimchi di Korea. Kemudian rendang menjadi populer karena kontak budaya dan juga bisnis restoran dengan masyarakat lainnya. Hingga kini, kelapa masih menjadi elemen utama kuliner Sumatera. Berikut ini adalah salah satu resep:
RENDANG DAGING
Bahan: 1 kg daging, 2 Kelapa tua. Kentang
Bumbu: Cabe merah, Kunyit, jahe, laos muda, bawang merah, bawang putih, daun kunyit, daun jeruk purut, serai, selembar daun salam, dan 2 asam kandis.
Cuci daging, lalu dipotong persegi.Buat santan, dan haluskan bumbu.Masukkan santan, daging, dedaunan, dan bumbu ke dalam wajan, dan masak dengan sekali-sekali diaduk, masukkan asam kandis. kalau sudah kental dan keluar minyaknya, kecilkan api lalu aduk sesekali hingga 5-7 jam. Tekstur tujuan akhir adalah berwarna hitam dan sedikit kering. campurkan kentang pada tahap simmering.
Sumber:
1. Tempo-Antropologi Kuliner Indonesia, hal 79-89. Kurniawan dan Aditia Noviansyah.
2. Yaman, Agus Hasnah. Mari Memasak, hal 12
3. https://www.pelangiholiday.com/2014/08/uniknya-beruk-metik-kelapa-di-sumatera.html
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja