Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Martial Arts Sumatera Barat Batak
Pencak Silat Orang Suku Batak (Monsak)
- 28 Oktober 2017

Monsak atau yang dibaca dengan Moccak adalah Jenis Ilmu Bela Diri dari Tanah Batak
Leluhur Orang Suku Batak terdahulu tidak hanya menggunakan Monsak sebagai Melindungi Diri,Tetapi juga digunakan dalam Kegiatan Olahraga,Penyambutan Raja,Kegiatan Adat dan lain-lain.


Monsak Batak identik dengan pengobatan dan pernafasan dalam penyatuan darah manusia dengan Tuhan hingga dapat menguasai tenaga dalam dan tenaga murni. Tenaga dari 3 benua, benua atas, benua tengah dan benua bawah yang ada dalam tubuh manusia pada jaman dahulu setiap manusia yang hendak mempelajari ilmu pengobatan dan ilmu perbintangan. Monsak Batak ini harus diajarkan juga jadi setiap manusia batak dulu mossak batak ini merupakan suatu keharusan untuk dipelajari. 
Monsak Batak ini dirangkai dengan langkah dan jurus-jurus untuk menghidupkan dan mengaktifkan 9999 urat manusia.
Salah satu seni bela diri batak untuk penyatuan darah manusia dengan Tuhan.
Salah satu tenaga dalam yang berguna untuk membela diri dan untuk kesehatan.
Salah satu seni bela diri batak yang biasa digunakan hiburan dan atraksi pada pesta besar di tanah batak.
Salah satu seni bela diri batak yang biasa digunakan untuk menyambut para raja dan kenegaraan.
Monsak Batak sering kita dengar namun untuk mempelajarinya kita tidak tahu kemana atas dasar inilah melalui ilham yang saya terima mencoba mengemas Monsak Batak menjadi olah raga yang dapat dipelajari dan dipertandingkan. Monsak Batak ada sembilan peringkat atau sabuk, sama dengan kitab Siraja Batak hanya saja dalam Monsak Batak ini dimulai dari kitab ke sembilan menjadi sabuk pertama.


Sabuk atau peringkat pada perguruan seni bela diri batak :


1. Sabuk Tapak Pagar
Ket: Dalam sabuk atau peringkat ini dipelajari dasar seni bela diri batak, mana yang dapat dilakukan dan mana yang tidak dapat dilakukan dengan langkah menjaga muka, belakang, kiri dan kanan.

2. Sabuk Desa Nawalu
Ket: Dalam peringkat ini Monsak Batak mempelajari langkah delapan penjuru mata angin dan langkah pane nabolon yang berada dalam satu desa selama tiga bulan sesuai dengan kitab Pane Nabolon.

3. Sabuk Bintang Tuju
Ket: Dalam peringkat ini Monsak Batak mempelajari langkah dan jurus dengan menggunakan panca indra.

4. Sabuk Tapak Seleman
Ket: Dalam peringkat ini Monsak Batak mempelajari langkah dan jurus kekuatan dari tiga benua yaitu benua atas, benua tengah dan benua bawah.

5. Sabuk Bintang Lima
Ket: Dalam peringkat ini Monsak Batak mempelajari langkah dan jurus ilmu lima jari dan lima darah manusia yang dapat disatukan dengan darah Tuhan.

6. Sabuk Siopat Suhi
Ket: Dalam peringkat ini Monsak Batak mempelajari langkah dan jurus mengenai kekuatan yang ada pada urat dan tubuh manusia.

7. Sabuk Bintang Tolu
Ket: Dalam peringkat ini Monsak Batak mempelajari langkah dan jurus serta kekuatan bumi.

8. Sabuk Bolat
Ket: Dalam peringkat ini Monsak Batak mempelajari langkah dan jurus serta menggunakan udara kesaktian dan kesucian.

9. Sabuk Ingsun
Ket: Dalam peringkat ini Monsak Batak mempelajari langkah dan jurus inti dan kunci rahasia dari seluruh sabuk yang delapan. jadi sabuk yang kesembilan ini adalah induk dari seluruh Monsak Batak.
Jika kita lihat dari seni bela diri batak ini yang terdiri dari sembilan sabuk sama dengan sembilan kitab Siraja Batak berupa peletakan peringkatnya. Jika kitab Siraja Batak dimulai dari kitab Batara Guru, maka peringkat Monsak Batak dimulai dari kitab penghakiman.
Dalam Monsak Batak ini setiap satu peringkat (sabuk) mempunyai sembilan jurus maka Monsak Batak tersebut ada 81(depalan puluh satu) jurus di tambah 19 (sembilan belas) jurus Aksara Batak, maka dengan demikian jurus Monsak Batak keseluruhan berjumlah 100 (seratus) jurus.
Sebuah cerita yang saya kutip mengenai Marmonsak menceritakan: Syahdan… ada seseorang tengah membakar api unggun di tengah Hutan, saat itu malam sangat dingin dan pekat..
dia duduk posisi berjongkok di bawah pohon durian mengarahkan kedua tangannya posisi telungkup ke arah api unggun.
posisi berjongkok itulah kemudian berobah menjadi seperti posisi setengah jongkok yg mirip seperti kuda2 sangat rendah , berganti2 kaki kiri dan kanan, mengikuti titik berat tubuh yg kadang sudah capek betumpu di kanan berganti ke kiri.
lalu sikap tangan yg ditarik karena sudah kepanasan lalu digosokkan ke badan belakang (punggung) kemudian kaget karena punggung yg dingin terkena bawaan panas dari telapak tangan.. kaget sedikit lalu menyebabkan pola perobahan sikap setengah jongkok tadi…
nah itulah menjelma menjadi sikap kuda2 pertama..
(yg dalam latihan monsak ini harus dikuasai dengan waktu yang lama)
kemudian setelah itu…. tiba2 terdengar suara dahan kering tua patah karena hembusan angin… dan jatuh hendak menimpa si orang yg sedang duduk di bawah pohon durian itu… maka “terjadilah gerakan reflek menangkis jatuhnya radahan itu supaya tidak mengenai tubuhnya dengan sikap masih setengah berjongkok tadi”. Syahdan… ada seseorang tengah membakar api unggun di tengah Hutan, saat itu malam sangat dingin dan pekat..
dia duduk posisi berjongkok di bawah pohon durian mengarahkan kedua tangannya posisi telungkup ke arah api unggun.
posisi berjongkok itulah kemudian berobah menjadi seperti posisi setengah jongkok yg mirip seperti kuda2 sangat rendah , berganti2 kaki kiri dan kanan, mengikuti titik berat tubuh yg kadang sudah capek betumpu di kanan berganti ke kiri.
lalu sikap tangan yg ditarik karena sudah kepanasan lalu digosokkan ke badan belakang (punggung) kemudian kaget karena punggung yg dingin terkena bawaan panas dari telapak tangan.. kaget sedikit lalu menyebabkan pola perobahan sikap setengah jongkok tadi…
nah itulah menjelma menjadi sikap kuda2 pertama..
(yg dalam latihan mossak ini harus dikuasai dengan waktu yg lama)
kemudian setelah itu…. tiba2 terdengar suara dahan kering tua patah karena hembusan angin… dan jatuh hendak menimpa si orang yg sedang duduk di bawah pohon durian itu… maka “terjadilah gerakan reflek menangkis jatuhnya radahan itu supaya tidak mengenai tubuhnya dengan sikap masih setengah berjongkok tadi”.Syahdan… ada seseorang tengah membakar api unggun di tengah Hutan, saat itu malam sangat dingin dan pekat..
dia duduk posisi berjongkok di bawah pohon durian mengarahkan kedua tangannya posisi telungkup ke arah api unggun.
posisi berjongkok itulah kemudian berobah menjadi seperti posisi setengah jongkok yg mirip seperti kuda2 sangat rendah , berganti2 kaki kiri dan kanan, mengikuti titik berat tubuh yg kadang sudah capek betumpu di kanan berganti ke kiri.
lalu sikap tangan yg ditarik karena sudah kepanasan lalu digosokkan ke badan belakang (punggung) kemudian kaget karena punggung yg dingin terkena bawaan panas dari telapak tangan.. kaget sedikit lalu menyebabkan pola perobahan sikap setengah jongkok tadi…
nah itulah menjelma menjadi sikap kuda2 pertama..
(yg dalam latihan monsak ini harus dikuasai dengan waktu yg lama)kemudian setelah itu. tiba2 terdengar suara dahan kering tua patah karena hembusan angin… dan jatuh hendak menimpa si orang yg sedang duduk di bawah pohon durian itu… maka “terjadilah gerakan reflek menangkis jatuhnya radahan itu supaya tidak mengenai tubuhnya dengan sikap masih setengah berjongkok tadi”.Tatkala dahan kering itu jatuh hendak menimpa tubuhnya, segera ia menangkisnya, dan terasa sakit ditangannya.
(hal ini kelak demi untuk menghilangkan penasarannya atas ketakutan selanjutnya tentang bertahan hidup di hutan, maka iapun rajin menunggu jatuhnya dahan dengan sengaja sering duduk lagi di bawah pohon tatkala malam hari. maka didapatlah dua hal penting dalam pelajaran tersebut, yakni pertama tangannya tak merasa sakit lagi dan menjadi kuat untuk menangkis jatuhnya dahan walau sebesar apapun. dan kedua ialah kesigapan serta “rasa” bahwa tanpa melihatpun ia sudah mampu dengan saat yg tepat mampu menangkis si dahan itu dengan “pas”, sehingga selamatlah kepalanya tidak terkena hantaman tersebut).
Konon Sisingamangaraja dulu kala sangat ahli dalam ilmu silat yang satu ini, ilmu ini juga yang membuat dia sangat susah untuk dikalahkan. 
Saat ini Monsak sudah sangat langka, kenangan tentang para pendekar dan satria tanah batak dengan beladiri monsaknya kini hanya terdengar sebagai sebuah cerita sebelum tidur…
Budaya yang indah dari suku batak yang terkenal tegas, pemberani, dan keras itu mungkin akan semakin terkikis zaman dan mungkin bisa punah jika kita hanya membiarkan budaya tersebut semakin hilang….
Hanya satu cara menyelematkan budaya itu.. kesadaran kita sebagai generasi muda khususnya suku batak untuk melestarikan warisan leluhur yang berharga itu. Bagaimana para pembaca?, jika ada yang ingin menambahkan atau sekedar berbagi, jangan pernah sungkan untuk meninggalkan pendapat anda di artikel saya ini. Terima kasih.

Sumber: http://berandabatak.blogspot.com/2013/08/pencak-silat-orang-suku-batak.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Taman Lansia Ceria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel