Buat kamu yang tinggal di Kediri tentu tak asing dengan tradisi tarung bebas, Pencak Dor. Pencak Dor sendiri diinisiasi oleh almarhum Kiai Agus Maksum Jauhari atau yang biasa dipanggil Gus Maksum di Pesantren Lirboyo Kediri. Tujuannya adalah terjalinnya silaturahmi sesama pendekar dan media dakwah pemuda.
Namun sebenarnya pendirian arena Pencak Dor dilatarbelakangi oleh kegelisahan Gus Maksum akan maraknya aksi perkelahian antar remaja di Kediri kala itu.Tak jarang dari perkelahian tersebut menimbulkan korban. Oleh karena itulah Gus Maksum ingin membuat arena untuk bertarung satu lawan satu secara fair. Jadi segala perselisihan yang dihadapi bisa terselesaikan dengan adil tanpa menguras rasa persaudaraan.
Meski jadi arena tarung bebas namun rupanya tradisi ini sangat digemari oleh masyarakat Kediri. Setiap kali acara ini digelar pasti dipadati oleh ratusan hingga ribuan penonton.Penasaran seperti apa kegiatan tarung bebas atau Pencak Dor ini?
Berikut foto-foto seputar Pencak Dor yang brilio.net rangkum dari akun Facebook kediringangenin, Senin (13/6):
Pencak Dor mulai muncul sejak era 60an ini dan masih sangat digemari masyarakat Kediri.
Para pendekar yang akan bertarung biasanya dipertemukan dalam gelanggang Pencak Dor ukuran 8 x 4 meter.
Sekilas, gelanggang Pencak Dor mirip dengan ring tinju. Bedanya jika ring tinju dikelilingi dengan tali, Pencak Dor dikelilingi batang bambu sebagai pembatas tepi untuk arena pertarungan.
Jika sudah mulai bertarung, suasana memanas juga sampai dirasakan para penonton.
Adu jotos tak terelakkan, melakukan tendangan atau bantingan
Para pendekar menggunakan keahlian bela diri masing-masing untuk menjatuhkan lawan.
Meski tarung bebas, keselamatan jadi nomor satu. Setiap pertandingan dikawal dua orang wasit yang berkemampuan lebih.
Apalagi jika sampai ada pendekar yang terluka cukup parah. Tentu pertandingan tak bisa dilanjutkan.
Namun ketika usai bertanding, mereka tetap bisa bersaudara tanpa dendam bahkan bertukar pengalaman seputar dunia persilatan.
Sumber: https://m.brilio.net/wow/pencak-dor-solusi-tawuran-buat-kalangan-remaja-ala-kediri-160613d.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghada...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang