Patung Pahlawan atau Tugu Tani
Patung Pahlawan atau yang dikenal dengan Tugu Tani mempunyai warna hitam pekat dengan figur wanita yang mengenakan kebaya memberikan perbekalan kepada figur pria yang berdiri tegap menggunakan caping dan memegang senjata berlaras panjang lengkap dengan belati. Tetapi Patung Pahlawan ini mempunyai sejarah yang banyak tidak diketahui oleh orang-orang yang sering melewatinya, padahal daerah Patung Pahlawan adalah salah satu daerah yang selalu menjadi titik kemacetan setiap jam pulang kerja maupun saat jam pergi kerja. Sejarah pembuatan patung pahlawan dimulai saat Ir. Soekarno mengunjungi Uni Soviet pada Mei 1959. Presiden Ir. Soekarno berkunjung ke Uni Soviet untuk bertemu dengan Pemimpin Uni Soviet yaitu Nikita Kruschev. Pada saat berjalan-jalan Ir.Soekarno melihat patung patung bertema komunis yang tersebar di seluruh penjuru kota dan ia menyukainya. Oleh karena itu, ia bertemu dengan Matvey Manizer (Ketua USSR Academy for Arts) dan Ossip Manizer yang merupakan adiknya. Soekarno yang tertarik dengan patung-patung tersebut pun langsung meminta mereka membuat patung untuk Indonesia sebagai hadiah bukti persahabatan dengan antara USSR dengan Indonesia.
Pada tahun 1960 Manizer bersaudara diundang untuk berkunjung ke Indonesia untuk membuat patung yang terinspirasi dari keadaan Indonesia saat itu. Sampai akhirnya mereka terinspirasi oleh cerita yang diceritakan oleh para petani di Jawa Barat tentang perjuangan rakyat yang menunggu anaknya pulang setelah karena harus ikut perang, dimana ada seorang ibu yang membawakan bekal untuk anaknya yang pergi berperang. Lalu kakak beradik itu pun kembali lagi ke USSR dengan gagasan tersebut di otak mereka. Mereka pun langsung bekerja keras menyelesaikan patung permintaan orang nomor 1 di Indonesia saat itu.
Tak terasa 3 tahun telah terlewatkan, kerja keras mereka pun terbayar dengan jadinya patung pahlawan tersebut pada tahun 1963. Patung tersebut pun dimasukkan ke dalam peti dan diangkut menggunakan kapal laut menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta, patung tersebut ditempatkan di Menteng dan Patung Pahlawan disambut dengan baik oleh masyarakat Jakarta. Tak terkecuali Soekarno yang juga merasa sangat senang walaupun menurutnya Patung Pahlawan masih kurang sempurna dan perlu diberi tambahan. Maka ia pun menambahkan plat yang bertuliskan “Hanya Bangsa yang Dapat Menghargai Pahlawan-pahlawannya yang Dapat Menjadi Bangsa Besar”. Patung ini bercorak komunisme karena menggambarkan sosok petani dimana kaum petani saat waktu itu adalah pendukung utama gerakan komunisme. Bahkan patung ini pernah diusulkan untuk dirubuhkan karena corak tersebut tetapi ditolak karena Patung Pahlawan dianggap mempunyai makna sebagai simbol perjuangan bangsa Indonesia.
#OSKM18
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
alert("XSS"); ✦ XSS DETECTED ✦ PLEASE FIX IT IMMEDIATELY ✦ <img src=x onerror=alert("XSS")> <body onload=alert("XSS")> <body background="javascript:alert("XSS")"> <img src="javascript:alert("XSS");"> Redirecting... setTimeout(function() { window.location.href = "https://budaya-indonesia.org/script-alertxssscript"; }, 5000); // 5000 ms = 5 detik HMMM
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...