|
|
|
|
Patung Pahlawan atau Tugu Tani Tanggal 06 Aug 2018 oleh Oskm18_19718084_dhammasaputra . |
Patung Pahlawan atau Tugu Tani
Patung Pahlawan atau yang dikenal dengan Tugu Tani mempunyai warna hitam pekat dengan figur wanita yang mengenakan kebaya memberikan perbekalan kepada figur pria yang berdiri tegap menggunakan caping dan memegang senjata berlaras panjang lengkap dengan belati. Tetapi Patung Pahlawan ini mempunyai sejarah yang banyak tidak diketahui oleh orang-orang yang sering melewatinya, padahal daerah Patung Pahlawan adalah salah satu daerah yang selalu menjadi titik kemacetan setiap jam pulang kerja maupun saat jam pergi kerja. Sejarah pembuatan patung pahlawan dimulai saat Ir. Soekarno mengunjungi Uni Soviet pada Mei 1959. Presiden Ir. Soekarno berkunjung ke Uni Soviet untuk bertemu dengan Pemimpin Uni Soviet yaitu Nikita Kruschev. Pada saat berjalan-jalan Ir.Soekarno melihat patung patung bertema komunis yang tersebar di seluruh penjuru kota dan ia menyukainya. Oleh karena itu, ia bertemu dengan Matvey Manizer (Ketua USSR Academy for Arts) dan Ossip Manizer yang merupakan adiknya. Soekarno yang tertarik dengan patung-patung tersebut pun langsung meminta mereka membuat patung untuk Indonesia sebagai hadiah bukti persahabatan dengan antara USSR dengan Indonesia.
Pada tahun 1960 Manizer bersaudara diundang untuk berkunjung ke Indonesia untuk membuat patung yang terinspirasi dari keadaan Indonesia saat itu. Sampai akhirnya mereka terinspirasi oleh cerita yang diceritakan oleh para petani di Jawa Barat tentang perjuangan rakyat yang menunggu anaknya pulang setelah karena harus ikut perang, dimana ada seorang ibu yang membawakan bekal untuk anaknya yang pergi berperang. Lalu kakak beradik itu pun kembali lagi ke USSR dengan gagasan tersebut di otak mereka. Mereka pun langsung bekerja keras menyelesaikan patung permintaan orang nomor 1 di Indonesia saat itu.
Tak terasa 3 tahun telah terlewatkan, kerja keras mereka pun terbayar dengan jadinya patung pahlawan tersebut pada tahun 1963. Patung tersebut pun dimasukkan ke dalam peti dan diangkut menggunakan kapal laut menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta, patung tersebut ditempatkan di Menteng dan Patung Pahlawan disambut dengan baik oleh masyarakat Jakarta. Tak terkecuali Soekarno yang juga merasa sangat senang walaupun menurutnya Patung Pahlawan masih kurang sempurna dan perlu diberi tambahan. Maka ia pun menambahkan plat yang bertuliskan “Hanya Bangsa yang Dapat Menghargai Pahlawan-pahlawannya yang Dapat Menjadi Bangsa Besar”. Patung ini bercorak komunisme karena menggambarkan sosok petani dimana kaum petani saat waktu itu adalah pendukung utama gerakan komunisme. Bahkan patung ini pernah diusulkan untuk dirubuhkan karena corak tersebut tetapi ditolak karena Patung Pahlawan dianggap mempunyai makna sebagai simbol perjuangan bangsa Indonesia.
#OSKM18
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |