Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jambi Kerinci
Pati Enggang dan Rio Brani
- 17 November 2018

Pati Enggang adalah cucu nenek orang Selampaung.Sedangkan Rio Brani adalah cucu nenek Sigindo Sakti, menetap di Lempur Tengah, setelah pindah dari Genah padang buku. Hubungan antara Patih Enggang dan Rio Brani adalah sebagai teman mengembara atau berburu di dalam hutan. Mereka mengantungkan hidup pada hasil berburu kijang dan rusa. Sedang Patih Enggang adalah orang yang berkuasa di Selampaung di bawah kekuasaan Rencong Telang Pulau Sangkar. Patih adalah gelar kebesaranya dalam memimpin. Gelar Rio juga gelar kebesaran. Pada waktu itu orang Lempur tidak diperkenankan memakai gelar Depati oleh orang Pulau Sangkar. Sebab, orang Genah Padang Buku adalah pendatang baru. Kekuasaanya berada di Pulau Sangkar. Mereka wajib tunduk pada kekuasaan Pulau Sangkar.

Diceritakan, Rio Brani adalah orang tangguh. Masuk dan keluar hutan seorang diri. Karena itu pula dinamai Rio Brani. Karena keberanianya luar biasa. Hubungan baik Patih Enggang dan Rio Brani. Kala mereka berburu dalam hutan, ketika hendak mau pulang dari berburu, pada sebuah danau. Kala turun dari Ujung danau, kawasan Saluk wi, Danau Duo. Karena pertemuan dua orang ini, maka sekarang terkenal dengan nama objek wisata Danau Duo.

Kesepakatan mereka bangun, bahwa danau ini adalah milik mereka berdua. Milik orang lempur juga milik orang Selampaung. Pada saat istirahat dipenghujung pingiran Danau, kawasan saluk wi. Mereka mengarahkan pandangan pada kawasan sekitarnya, terutama pada kawasan batu belang di kaki Gunung Batuah. Alangkah kaget, mereka melihat seorang gadis cantik, rupawan, sedang mandi di penghujung kawasan Batu Belang. Mereka kaget dan heran.

“Apa yang kau lihat Patih?” Kata Rio Brani.

”Itu, ada seorang gadis cantik sedang mandi di sebelah ujung Danau ini.” ujarnya.

”Kalau memang benar, bagaimana kalau kita taruhan?” Imbuh patih.

”Taruhan bagaimana?”

”Siapa yang berani menangkap gadis itu, ialah jadi suaminya.”

”Oke."

Setelah mereka sepakat, mereka mulai menangkap gadis itu dari permukaan air dengan menyelam pada kedalaman Danau duo. Kesepakatan memilih Patih Enggang. Enggang yang pertama memulainya, dengan cara menyelam. Namun sayang, pada pertengahan danau, Patih enggang kehabisan nafas, hingga mundur kembali ke belakang.

“Maaf sobat, Aku tidak bisa. Nafasku tidak sampai untuk mencapai pada tempat gadis itu. Aku mengaku kalah dan mundur. Sekarang giliranmu.” Kata Patih Enggang dengan sikap kesatria.

Giliran Rio. Ia berhasil menangkap gadis itu, dengan menyelam pada Danau Duo. Tepatnya menyembul pada permukaan air dan berhasil menangkap gadis cantik rupawan itu.

”Apakah maksud menangkap saya, apa salah saya, kami punya adat, tidak dibenarkan laki-laki memegang perempuan yang bukan istrinya.” Kata wanita cantik ini.

“Kalau saudari tidak keberatan, Saya ingin jadi suami saudari.” Kata Rio Brani. Kemudian Rio Bertanya panjang lebar.

“Saudari dari mana?”

“Kami dari golongan jin (dewa). Desa kami di puncak Gunung Batuah. Kedua orang tua saya ada di sana.”

Rio Brani mengarahkan pandangan pada puncak Gunung Batuah. Dari kejauhan terlihat jalan berliku dan berkelok penuh keindahan. Kemudian Rio Brani dengan suara lantang memanggil Patih Enggang, yang masih berada di penghujung Danau Duo untuk bersamanya.

“Sampaikan pada orang kampung Ujung Tanjung, bahwa saya tidak pulang ke kampung halaman lagi, karena saya hendak menikah dan tinggal di Gunung Batuah. Tolong berikan pula tombak pusaka ini sebagai bukti cinta negeri dan anjing berburu saya bawa ke Gunung Batuah sebagai teman.” kata Rio Brani pada Patih Enggang setelah berada di dekatnya.

“Kalau begitu,akan saya sampaikan pesan saudara pada orang kampung.”

”Terima kasih. Kami akan segera berangkat sobat.”

Rio Brani berangkat ke Gunung Batuah dengan gadis dewa jin. Dan patih Engang pulang ke kampung di Selampaung.

Setelah perkawinan mereka. Sepuluh tahun kemudian memperoleh anak, bernama, Wali Bujang. Kemudian, ia membawa anaknya ke dusun Ujung Tanjung. Setelah wali Bujang dewasa dinikahkan dengan (dewi) Jin dari Gunung Bujang.

 

 

Referensi:

  1. Indotim (https://indotim.wordpress.com/cerita-rakyat-nusantara-2/cerita-rakyat-nusantara-v/3/)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline