×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Produk Arsitektur

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

Jawa Barat

Pasir Paniis

Tanggal 25 Feb 2015 oleh Muhammad Arif Nurrohman17.

Pasir Paniis merupakan kawasan perbukitan memanjang yang secara administratif termasuk di wilayah Kampung Nagrak, Desa Sedong Kidul, Kecamatan Sedong. Bentang alam kawasan ini merupakan daerah pedataran dan sebagian terutama di sebelah selatan dan tenggara merupakan perbukitan yang luasnya 65.399 hektar dimanfaatkan untuk hutan produksi. 

Lokasi situs yang berada di sebelah tenggara kota Cirebon berjarak ± 40 km dapat ditempuh dengan memakai kendaraan roda 4 (empat) melalewati Kecamatan Sindang Laut. Hingga di kampung Nagrak, kondisi jalan secara keseluruhan pada sekarang sudah  beraspal  mulus. Untuk mencapai ke lokasi situs dari Kampung Nagrak dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama ± 30 menit, atau dapat juga dengan kendaraan bermotor melewati jalan lingkar yang sudah diaspal.  Situs Pasir Paniis mencuat berkat informasi Emo (penduduk kampung Nagrak) bahwa sejak tahun 1995 banyak ditemukan tulang yang sudah membatu (fosil)  di selokan kawasan Pasir Paniis. Sejak itu pula Emo mengumpulkan dan mengoleksi fosil-fosil tersebut di rumahnya. Informasi ini kemudian ditindaklanjuti pada Agustus 2003, Balai Arkeologi Bandung bekerjasama dengan Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Proipinsi Jawa Barat  mengadakan penelitian di Pasir Maja Kecamatan Sedong. yang dipimpin oleh Dr. Tony Djubiantono, dari Balai Arkeologi (Balar) Bandung, berhasil menemukan fragmen gading, fragmen tulang iga, fragmen vertebrata (binatang bertulang belakang) dan moluska. Selanjutnya pada tahun 2004 dilakukan penelitian lanjutan oleh instansi yang sama, dipimpin oleh Ir. Agus menemukan fosil rangka binatang berupa gajah purba pada ekskavasi di Pasir Paniis. Berdasarkan hasil beberapa kali penelitian di kawasan ini ternyata daerah yang mengandung fosil tidak hanya di wilayah Kecamatan Sedong tetapi ada juga yang termasuk di dalam wilayah Kabupaten Kuningan. Beberapa lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

a) Cigarukgak Di aliran Sungai Cigarukgak terdapat singkapan batuan pada tebing sungai. Singkapan tersebut menunjukan adanya kontak lapisan batuan konglemerat pada bagian atasnya dengan lapisan batulempung yang banyak mengandung moluska pada bagian bawahnya. Lokasi ini berada pada koordinat 06º 53’10.2” Lintang Selatan dan 108º 36’27.7” Bujur Timur.

b) Cikolomberan Di Cikolomberan tepatnya pada koordinat 06º53’32.4” Lintang Selatan dan 108º36’27.9” Bujur Timur, pada permukaan tanah pernah ditemukan 2 fragmen iga Bovidae, 11 fragmen fosil kepiting, 1 fragmen gading stegodon, 1 fragmen vertebrae, 1 fragmen tanduk Cervus, 1 fragmen phalanx, 37 fragmen tulang vertebrata yang tidak teridentifikasi, 2 fragmen gigi Stegodon, 1 fragmen kaki depan Cervus, 1 fragmen gigi (tidak teridentifikasi), 1 gigi ikan hiu, 8 fragmen gigi (tidak teridentifikasi) dan fosil cangkang moluska.

c) Pasir Pugag Di Pasir Pugag yang berada pada koordinat 06º 53’ 21,8” Lintang Selatan dan 108º 35’ 50,8” Bujur Timur, kondisi batuannya berupa lempung hitam yang pada beberapa tempat mengandung fosil vertebrata. Pada daerah yang lebih tinggi ditemukan breksi vulkanik. Di lokasi ini pernah ditemukan fragmen tulang yang kemungkinan besar berasal dari binatang gajah purba (Stegodon) sebanyak 26 fragmen serta 13 fragmen fosil vertebrata yang belum dapat diidentifikasi. 

d) Ciasin Batuan di Ciasin berupa batu lempung abu-abu kehitaman, banyak mengandung moluska. Di bagian atas berangsur batuan konglomerat, batu pasir konglomerat, dan batupasir tufaan. Lokasi ini berada pada koordinat 06º53’11.4” Lintang Selatan dan 108º36’20.6” Bujur Timur. Fosil yang pernah ditemukan di sepanjang Sungai Ciasin berupa gigi Bovidae sebanyak 2 buah, 1 fragmen gigi taring, dan 2 fragmen yang belum teridentifikasi. 

e) Cirangon Bagian hilir Cirangon yang berada pada koordinat 06º53’42.0” Lintang Selatan dan 108º36’13.3” Bujur Timur, lapisan batuannya berupa batu lempung berwarna abu-abu kehijauan, banyak ditemukan jejak-jejak cermin besar (slicken side) yang menunjukkan bahwa lapisan batuan tersebut terpengaruh oleh adanya gaya dari dalam bumi berupa patahan atau sesar. Pada lapisan ini banyak mengandung fosil cangkang moluska. Di bagian hulu yaitu pada koordinat 06º 53’ 25.9” Lintang Selatan dan 108º 36’ 06.6” Bujur Timur lapisan batuaanya didominasi oleh batuan konglomerat dan banyak ditemukan fosil vertebrata. Fosil yang ditemukan berupa fragmen tulang iga sebanyak 8 buah yang sementara ini belum teridentifikasi, dan fragmen tulang omo plate sebanyak 3 buah yang kemungkinan berasal dari gajah. 

f) Sungai Wadati Di Sungai Wadati pada koordinat 06º 53’ 13.6” Lintang Selatan dan 108º 36’ 22.6” Bujur Timur pernah ditemukan fosil rahang Bovidae oleh Emo seorang penduduk setempat. Fosil tersebut ditemukan pada batupasir konglomeratan. Di kawasan itu juga terdapat singkapan batulempung abu-abu kehitaman dengan sisipan lapisan batupasir kasar. Selain fosil tersebut juga pernah ditemukan fragmen tulang sebanyak 18 fragmen pada tanah pelapukan batu pasir konglomeratan.  g) Cipatapan Dil Cipatapan pernah ditemukan 1 fosil gigi Bovidae, 1 fragmen tulang iga, 5 fragmen tulang vertebrata dan fosil kayu.

h) Cilambu Sungai Cilambu berada pada koordinat 06º53’32.0” Lintang Selatan dan 108º37’46.4” Bujur Timur. Di lokasi ini pernah ditemukan 1 gigi Bovidae, 1 fragmen gigi vertebrata yang sementara ini belum teridentifikasi, dan cangkang moluska. 

i) Cipanggoelan Puncak Pasir Panggoelan yang berada pada koordinat 06º53’46.7” Lintang Selatan dan 108º37’59.6” Bujur Timur, tersingkap batuan batupasir tufaan. Di sepanjang  Sungai Cipanggoelan ditemukan 3 fragmen tulang vertebrata (unidentifikasi), 3 fragmen gigi Cervus dan cangkang moluska.

j) Lebak Gede  Di Lebak Gede pada koordinat 06º 53’ 31.7’ Lintang Selatan dan 108º 38’ 24.4” Bujur Timur, pada permukaan tanah pernah ditemukan 7 fragmen gading Stegodon. Di lokasi ini batuaannya terdiri dari batupasir tufaan. Pada permukaan batulempung yang kaya akan moluska pernah ditemukan 3 fosil gigi ikan hiu, selain itu juga ditemukan 4 fragmen fosil kepiting, dan cangkang moluska. Sedangkan pada lapisan batulanau ditemukan 2 fragmen tulang iga, 16 fragmen tulang, dan 1 fragmen tanduk cervus.

k) Cingerecek Sungai Cingerecek pada bagian hulu, tepatnya pada koordinat 06º 53’ 08” Lintang Selatan dan 108º 36’ 09.7” Bujur Timur, permukaannya tertutupi boulder-boulder batuan beku. Pada arah hilir tersingkap batuan batupasir konglomeratan dan konglomerat. Di lokasi ini ditemukan fosil dalam keadaan masih insitu pada konglomerat di Sungai Cingerecek berupa 13 fragmen gading Stegodon dan 1 fragmen tulang vertebrata (belum dapat diidentifikasi). Selian itu juga pada permukaan sungai tersebut ke arah hulu ditemukan fosil cangkang moluska.

l) Munjul Tarisi  Di lokasi ini tersingkap lapisan batuan yang menunjukan kontak lapisan konglomerat pada bagian atasnya, batupasir dan yang paling bawah berupa batulempung yang mengandung moluska. Fosil yang berhasil ditemukan pada koordinat 06º 53’47.0’ Lintang Selatan dan 108º 37’55.4” Bujur Timur ini berupa 2 fragmen tulang iga (belum dapat diidentifikasi), 1 fragmen gigi Bovidae, 1 fragmen Cervus, 1 fragmen tanduk dan 4 fragmen tulang scapula (belum dapat diidentifikasi). Selain itu juga terdapat fosil cangkang moluska ditemukan juga pada batulempung. m) Kuta Bobol Di lokasi yang berada pada koordinat 06º 53’13.8” Lintang Selatan dan 108º 36’28.7” Bujur Timur tersebut tersingkap batuan konglomerat. Sedangkan fosil yang berhasil ditemukan berupa 11 fragmen tulang yang sementara ini belum teridentifikasi. Kawasan Pasir Paniis banyak memberikan informasi tentang kehidupan jaman purba.

Beberapa fosil hewan besar yang pernah ditemukan menunjukkan bahwa daerah ini dahulu merupakan semacam taman safari yang penuh dengan binatang. Kawasan ini sebaiknya dilestarikan sebagaimana adanya. Pembangunan fisik yang mengubah lahan perlu dilakukan secara bijaksana untuk menghindari hilangnya data sebagai warisan dari masa lampau.

Lokasi:  Kampung Nagrak, Desa Sedong Kidul, Kecamatan Sedong

Koordinat : 6 53' 6" S, 108 36' 16" E

DISKUSI


TERBARU


Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

Mpaa Buja Kanda...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Buja Kandanda memiliki kesamaan dengan Mpaa Soka yang juga merupakan salah satu seni tarian dalam tradisi Bima, yaitu sama-sama menggunakan tomb...

Mpaa Soka (Sala...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Soka adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpaa Manca (Tar...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Manca merupakan salah satu tarian tradisional yang memadukan gerakan dinamis dan seni bela diri berpedang. Sehingga tarian ini dikenal juga seba...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...