|
|
|
|
Pasilagek Tanggal 07 Aug 2018 oleh adhaagary . |
Kawat ukkui rop akek kap aku
Ta Giok Pameruk
(Mari leluhur. Bantu saya. Kita akan memarut dedaunan ini (untuk mengobati orang sakit)
Aroma menyengat dedaunan segar yang dihaluskan dengan parut dari pelepah rotan merebak ke seluruh penjuru ruangan. Sesaat kemudian, mantra mulai dilapalkan. Semua orang terdiam. Anjing yang lalu lalang di atas rumah panggung itu mendadak tenang.
Rabu (2/9/2015) malam sekitar pukul 20.00 WIB, dalam temaram cahaya lampu minyak, dua sikerei, yakni Pius Sadodolu (60) dan Elyas Sabailatti (80), memulai ritual pengobatan (pasilagek) salah seorang warga Dusun Salappak, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, yang sedang sakit keras.
Sikerei, sebutan dukun dan ahli pengobatan Mentawai, itu duduk di atas tikar rotan di bagian tengah ruangan, tidak jauh dari kamar tempat warga yang sakit.
Cahaya lampu berpendar memperlihatkan sosok mereka yang mengenakan hiasan kepala berupa rangkaian manik dan bulu ayam, aksesori yang diikat di belakang kepala, kalung dan rangkaian manik-manik dan kaca, gelang di siku dan lengan, ikat pinggang dari kain, serta cawat sebagai pengganti celana.
Dengan penampilan tersebut, Sikerei dianggap terlihat lebih indah sehingga menarik perhatian roh.
Ritual dimulai dengan menghaluskan dedaunan (masigiok pameruk). Selama prosesi ini, sikerei terus melapalkan mantra. Di depan mereka, diletakkan dua piring putih kosong untuk menampung hasil parutan.
Mantra yang dilapalkan menandakan sikerei tengah berkomunikasi dengan leluhur (ukkui) yang akan membantunya dalam ritual itu.
Pasilagek memang dipercaya tidak dilakukan sikerei saja, tetapi juga oleh roh leluhur atau penguasa tempat yang dianggap sebagai tempat pasiennya mendapat penyakit, seperti hutan, laut, atau sungai.
”Saat mulai bekerja, mereka tidak lagi berdua, tetapi bersama kawannya yang tidak kasatmata,” kata Herman Salaisek (59), pemilik rumah. Pasien sikerei yaitu Sinomane Sangong (80), ibu dari Herman.
Di sela-sela prosesi awal itu, sikerei berhenti sejenak begitu piring pertama terisi penuh. Tak lama berselang, sikerei kembali memarut dedaunan untuk mengisi piring kedua. Setelah proses itu selesai, warga yang sakit dipapah keluar ruangan.
Sumber : https://travel.kompas.com/read/2015/10/18/115300527/.Pasilagek.Ritual.Tradisional.Mentawai
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |