Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah yang tersohor di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan. Alasan pertama adalah bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa tertua di Nusantara. Alasan lainnya ialah bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah yang memiliki pengguna terbanyak di Indonesia, yaitu penduduk Jawa Barat yang populasinya sangat besar.
Sebagaimana bahasa lain pada umumnya, bahasa Sunda memiliki beragam kekayaan, baik dari segi kata maupun makna. Salah satu penerapan kekayaan tersebut bisa kita lihat dalam sastranya, yaitu sastra Sunda.
Sastra Sunda terdiri dari berbagai macam bentuk. Beberapa di antaranya yaitu puisi, pantun, cerita rakyat, peribahasa, sajak, syair, dan lagu. Namun, yang akan dibahas pada artikel ini adalah peribahasa Sunda, yang dikenal dengan sebutan Paribasa.
Paribasa sebenarnya tidak berbeda jauh dengan peribahasa yang kita kenal dalam bahasa Indonesia. Bedanya, tentu Paribasa menggunakan bahasa Sunda. Paribasa memiliki beberapa ciri, di antaranya terdiri terdiri dari minimal tiga kata dan menggunakan kata-kata kiasan.
Paribasa disebarluaskan secara turun-temurun dan melalui lisan. Biasanya disebarkan oleh orang-orang tua kepada anak-anak dan para pemuda. Paribasa memiliki nilai-nilai yang mengajarkan kebaikan sehingga sebab itulah disebarluaskan. Saat ini, paribasa biasa digunakan dalam pidato, acara pernikahan, acara keluarga, pendidikan bahasa Sunda di semolah, dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa paribasa yang cukup dikenal dengan maknanya.
Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak : Susah maupun senang harus dijalani bersama, pertemanan yang kuat
Silih asah silih asih silih asuh : Kita semua harus saling menyayangi, baik muda maupun tua
Batok bulu eusi madu : Sesuatu hal yang terlihat buruk di luar, tetapi di baliknya terdapat kebaikan
Adean ku kuda beureum : Merasa senang/sombong karena barang pinjaman orang lain
Kandeul kulit beungeut : Menggambarkan orang yang tidak tahu malu
Biwir nyiru rombengeun : Menggambarkan orang yang suka membicarakan keburukan orang lain
Catatan : Sebenarnya kurang tepat bila Paribasa digolongkan ke dalam elemen budaya "Cerita rakyat", meskipun keduanya memiliki sifat yang sama. Elemen budaya yang lebih tepat adalah "Bahasa dan sastra", tetapi memang belum dimasukkan dalam PDBI.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...