|
|
|
|
Paningset Tanggal 11 May 2018 oleh Suhindarto . |
Lamaran merupakan pertemuan resmi antara kedua pihak keluarga untuk membicarakan hari pernikahan. Dalam adat Jawa, apabila pihak wanita sudah menyatakan persetujuan atas lamaran yang diajukan pihak pria, maka disepakatilah simbol pengikat dan tanda kasih sayang yang disebut paningset.
Semula, prosesi seserahan dilaksanakan secara terpisah dari prosesi paningset. Hanya saja demi alasan efesiensi waktu seserahan kerap dibarengi dengan penyerahan paningset. Inilah sebabnya terjadi salah kaprah peberdaan seserahan dan paningset.
Dalam hal ini paningset diserahkan dari pihak mempelai pria kepada mempelai pria berupa sejumlah barang atau uang yang telah disepakati sebagai tanda kasih sayang dan ikatan kekeluargaan. Benda-benda seserahan sendiri lazimnya berupa benda-benda favorit calon mempelai wanita sepeti kosmetik dan keperluan pesta pernikahan seperti berupa pisang sanggan,makanan, buah-buahan, dan lainya. Selain itu, jumlah benda seserahan juga dipilih agar berjumlah ganjil.
Untuk seserahan, jumlah dan bentuk barang yang diberikan sangat bervariasi tergantung keinginan mempelai wanita serta kesepakatan antara kedua belah pihak keluarga calon pengantin. Tak ada ketentuan barang apa saja yang harus dihadiahkan. Namun seiring perkembangan zaman, seserahan juga dilengkapi perhiasan dan sejumlah uang. Bahkan, dikemas secara menarik dan ekskluusif.
Sedangkan dalam tradisi kultur Jawa, terdapat tiga jenis paningset yang diberikan yaitu; paningset utama, paningset abon-abon, dan pangiring paningset atau panigset pangiring.
Paningset utama ; berupa perlengkapan pakaian wanita yang terdiri dari setagen, kain batik, sindur yaitu selendang panjang berwarna merah dan puth, serta semekan (penutup payudara). Sesuai perkembangan zaman, barang-barang yang diserahkan sebagai peningset dan sekaligus juga untuk srah-srahan semakin bervariasi dan lengkap, antara lain juga berupa perhiasan, perlengkapan pakaian, tas, sepatu, aksesori, kosmetik, dan lain sebagainya.
Paningset abon-abon ; sebagai simbol pengikat antara keduabelah keluarga calon pengantin. Terdiri dari jeruk gulung atau jeruk bali, tebu wulung atau tebu hitam, nasi golong (nasi yang dibentuk menjadi bulatan dan setiap bulatan dibungkus daun pisang), pisang mas, dan seperangkat perlengkapan makan sirih.
Pangiring paningset ; biasanya sebagai pelengkap atau pengiring yang berisi hasil bumi. Bermakna untuk membantu meringankan anggaran tuan rumah penyelenggara hajatan. Dewasa ini disertakan pula aneka macam kue untuk mempereat hubungan kedua belah pihak.
Srah-srahan bisa dilaksanakan dengan waktu flexibel, tergantung persetujuan dari kedua pihak. Pada umumnya acara ini dilakukan malam hari jelang Ha pernikahan. Paningset diserahkan oleh pihak calon mempelai pria kepada pihak calon mempelai wanita paling lambat lima hari sebelum hajat perkawinan diselenggarakan. Dengan pertimbangan praktis
Seusai upacara seserahan, pihak keluarga mempelai wanita diwakili oleh ibu mempelai wanita menyerahkan angsal-angsul sebagai balasan atau oleh-oleh kepada pihak keluarga mempelai pria untuk dibawa pulang. Selain aneka makanan dan buah-buahan, orangtua calon mempelai wanita (yang diwakili oleh ayah) akan memberi calon pengantin pria seperangkat pakaian pengantin pria untuk dikenakan pada upacara panggih (pertemuan kedua mempelai).
Seserahan dibawa oleh para pemuda dan pemudi yang membawa keranjang, baki, bokor, dan sebagainya. Rombongan dipimping oleh seorang yang telah ditunjuk oleh pihak orangtua calon mempelai pria, didampingi oleh dua orang sesepuh.
Calon mempelai pria diapit oleh dua orangtua diikuti oleh saudara kanduung, ipar, dan para famili terdekat yang ikut serta. Sebaiknya jumlah rombongan pihak pria saat upacara srah-srahan tidak terlalu banyak, dibatasi hanya keluarga inti saja.
Sumber: http://mahligai-indonesia.com/pernikahan-nusantara/mengenal-kebaya-sulam-dan-maknanya-5797
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |