×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Legenda

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Asal Daerah

Pekanbaru

Panglima Gimpan

Tanggal 03 May 2018 oleh Rabirowo .

Alkisah di sebuah kerajaan di negeri Riau, tepatnya di kerajaan Gasib, ada seorang pemuda yang gagah dan terkenal akan kebaikan budinya. Dia adalah panglima di kerajaan tersebut. Nama pemuda itu adalah Panglima Gimpan. Keperkasaannya tidak hanya terkenal di kalangan rakyat Gasib tetapi juga kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Panglima Gimpan menjadikan kerajaan Gasib sangat disegani oleh negeri mana pun. Keberadaan Panglima Gimpan juga menyebabkan tidak ada yang berani melamar putri Raja Gasib yang bernama Putri Kaca Mayang. Padahal Putri Kaca Mayang adalah seorang putri yang cantik jelita dan halus budi pekertinya.

Hingga suatu hari Raja Aceh berniat untuk melamar sang putri. Padahal usianya sudah tua, sebaya dengan Raja Gasib. Raja Aceh sangat yakin lamarannya akan diterima, karena dia adalah raja yang memiliki kekayaan dan kekuasaan yang besar. Raja Aceh mengirim utusannya untuk melamar Putri Kaca Mayang ke istana Raja Gasib.

“Paduka Yang Mulia, patik bermaksud menyampaikan amanah raja kami Yang Mulia Raja Aceh untuk melamar putri tuan yang bernama Putri Kaca Mayang. Harap sekiranya Yang Mulia menerimanya,” ujar sang utusan penuh rasa hormat.

Raja Gasib terkejut mendengar ucapan utusan Raja Aceh itu. Raja Aceh hampir seusia dengannya dan dia sudah memiliki istri. Namun Raja Gasib berusaha untuk tenang menanggapi pesan dari Raja Aceh tersebut.

“Wahai utusan Raja Aceh, sampaikan kepada rajamu ungkapan terima kasih saya atas niat baik beliau. Namun, karena ananda beta Putri Kaca Mayang belum siap untuk dinikahkan, maka lamaran Raja Aceh tidak bisa beta terima,” ujar Raja Gasib dengan wibawa.

Setelah utusan Raja Aceh pergi meninggalkan kerajaan Gasib, Raja Gasib menjadi khawatir jika Raja Aceh murka dan menyerang kerajaannya. Maka Raja Gasib memerintahkan Panglima Gimpan untuk memperketat keamanan negeri. Panglima Gimpan juga menjaga keamanan di perbatasan, tepatnya di Kuala Gasib daerah Sungai Siak. Jalur ini biasa dilalui oleh mereka yang datang dan pergi dari kerajaan Gasib.

Benar saja, setelah mendengar kabar dari utusannya, Raja Aceh menjadi marah dan bertekad untuk membalas rasa malunya. Raja Aceh menyuruh panglimanya mempersiapkan pasukan untuk menyerang kerajaan Gasib. Sebelumnya beberapa orang mata-mata dikirim ke kerajaan Gasib untuk mengetahui kekuatan kerajaan itu.

Berkat mata-mata tersebut, Raja Aceh mengetahui bahwa jalur yang biasa dilalui untuk menuju kerajaan Gasib dijaga dengan ketat oleh Panglima Gimpan. Sadar akan keperkasaan Panglima Gimpan yang selalu menang dalam setiap pertempuran, maka Raja Aceh mengatur strategi dengan memasuki kerajaan Gasib melalui jalan yang lain.

Serangan mendadak dari kerajaan Aceh menyebabkan kerajaan Gasib kalah. Panglima kerajaan Aceh berhasil membawa Putri Kaca Mayang. Raja Gasib sangat sedih karena kehilangan putri kesayangannya. Dia memerintahkan Panglima Gimpan untuk menyelamatkan putrinya. Panglima Gimpan yang mendengar kabar itu menjadi marah, karena Raja Aceh telah merusak kenyamanan negerinya.

Panglima Gimpan pergi menuju kerajaan Aceh. Mendengar kedatangan Panglima Gimpan ke negerinya, Raja Aceh menyiapkan dua ekor gajah yang besar dan kuat. Raja Aceh yakin keperkasaan Panglima Gimpan tidak akan sanggup menyaingi kekuatan dua ekor gajah pilihannya.

Namun, di luar dugaan Raja Aceh, Panglima Gimpan berhasil menaklukkan dua ekor gajah kebanggaannya itu. Bahkan Panglima Gimpan tidak melukai kedua gajah itu sama sekali. Panglima Gimpan hanya membelai kepala kedua gajah itu dan mereka tak mau lagi menyerang Panglima Gimpan.

Melihat hal itu, Raja Aceh mengakui kesaktian Panglima Gimpan. Raja Aceh menyerahkan Putri Kaca Mayang kepada Panglima Gimpan. Mereka pun kembali pulang ke kerajaan Gasib. Namun, di tengah perjalanan Putri Kaca Mayang jatuh sakit dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan. Putri Kaca Mayang meninggal sebelum sampai ke kerajaan Gasib.

Raja Gasib sangat sedih. Dia memutuskan untuk menyepi dan meninggalkan kerajaan Gasib ke negeri Malaka. Raja Gasib memerintahkan Panglima Gimpan untuk mengambil alih tugasnya selama dia pergi.

Setelah sekian lama memerintah kerajaan Gasib, Panglima Gimpan juga memutuskan untuk pergi meninggalkan kerajaan. Dia pergi ke suatu daerah dan membangun perkampungan di sana. Saat ini perkampungan itu dikenal dengan Pekanbaru yang menjadi Ibu Kota Provinsi Riau. Makam Panglima Gimpan bisa ditemui di hulu Sail, sekitar 200 meter dari pusat kota Pekanbaru.

 

Sumber: http://indonesianfolktales.com/id/book/panglima-gimpan/

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...