Pakaian Tradisional
Pakaian Tradisional
Pakaian Sulawesi Tenggara Pulau Buton
Pakaian Balahadada
- 15 Januari 2018

Pakaian balahadada merupakan pakaian kebesaran yang dikenakan oleh kaum laki-laki buton baik bagi seorang bangsawan maupun bukan bangsawan. Pakaian dengan warna dasar hitam ini dijadikan sebagai perlambang keterbukaan pejabat atau sultan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan masyarakat demi pencapaian kesejahteraan dan kebenaran hukum yang diputuskan dengan jalan musyawarah untuk mufakat. Kelengkapan pakaian balahada terdiri atas destar, baju, celana, sarung, ikat pinggang, keris, dan bio ogena atau sarung besar yang dihiasi dengan pasamani diseluruh pinggirannya. Bukan hanya balahadada saja yang diketahui sebagai pakaian adat suku buton dan diketahui juga ada beberapa macam pakaian adat suku buton misalnya pakaian ajo bantea, ajo tandaki, pakeana syara, kambowa, kaboroko, dan kombo.

Pakaian balahadada merupakan pakaian kebesaran bagi seorang laki-laki suku buton baik bagi seorang bangsawan maupun bukan bangsawan. Hal ini disebabkan karena pada masa lampau pakaian ini merupakan pakaian para pejabat-pejabat kesultanan buton. Pakaian ini juga, pada masa masih jayanya masa pemerintahan kesultanan buton yang berakhir pada sultan ke 38 la ode muhammad falihi isa qaimuddin (oputa moko baadianai) hingga tahun 1963 adalah digunakan oleh pejabat dari golongan bangsawan (la ode) yang dilkengkapi dengan berbagai macam kelengkapan pakaian baik untuk jabatan lakina, bobato, bonto ogena, kapitalao, syahabandara, dan jabatan-jabatan lain yang khusus dijabat oleh golongan bangsawan.

Pakaian balahadada dapat diartikan sebagai pakaian belah dada. Dikatakan demikian karena pakaian tersebut tidak memiliki kancing sehingga sipemakai dapat terlihat dadanya. Pakaian ini baik dari kepala sampai pada kaki terdiri dari :

(1) Destar

Dalam bahasa wolio (buton) destar dikenal dengan nama kampurui. Kampurui  terdiri dari beberapa jenis antara lain kampurui  bewe patawala, kampurui  bewe palangi, kampurui  tumpa dan kampurui  bewe poporoki berdasarkan bentuk dan warnanya. Keempat kampurui ini pada bahagian sekelilingnya dijahitkan benang emas atau perak yang disebut ”Jai” Atau ”Pasamani”.

(2) Baju

Baju yang digunakan adalah baju balahadada yang bahan dasarnya sesuai dengan aslinya terbuat dari beludru berwarna hitam. Sekujur bagian baju dipenuhi dengan hiasan-hiasan yang terbuat dari emas atau perak. Hiasannya merupakan bundaran-bundaran kecil yang bertaburan secara teratur dan dinamakan sebagai buka-buka. Pada pinggiran baju terdapat hiasan pasamani. Pada leher baju hiasan pasamani lebih besar dan mencolok dan ditempelkan ake yang terbuat dari emas atau perak. Pada masing-masing belahan belahan dada baju dilekatkan sebuah ake besar yang berpangkal dari bawah leher baju langsung turun sampai perut baju. Di atas ake baik yang ada pada leher maupun belahan dada, disebelah kanan masing-masing dilekatkan enam sampai tujuh buah kancing kerucut segi lima pada ujung kengan baju yang hanya berfungsi sebagai hiasan.

(3) Celana

Celana yang digunakan disebut dengan sala arabu atau dapat diartikan sebagai celana panjang arab. Warna dan motif yang terdapat pada celana sala arabu ini sama dengan motif yang ada pada baju balahadada. Pada bagian kaki celana terdapat belahan sedikit, pada pinggir belahan ini dilekatkan pula masing-masing tujuah buah kancing.

(4) Sarung

Disamping memakai celana, pakaian balahadada juga dilengkapi oleh sarung samasili kumbaea, yaitu berdasar warna hitam serta motif kotak-kotak putih. Benang putih yang dijadikan kotak-kotak tersebut adalah benang perak yang dalam bahasa buton disebut sebagai kumbaea.

(5) Ikat Pinggang

Ikat pinggang dalam bahasa buton disebut sebagai sulepe. Ikat pinggang yang digunakan dalam pakaian balahadada terbuat dari kain warna hitam dengan kepala ikat pinggang terbuat dari emas atau perak. Bentuk kepala ikat pinggang lonjong telur atau empat persegi panjang dengan ukiran kalimat tauhid dan motif bunga-bunga dengan nama bunga rongo pada sekeliling pinggirnya. Ikat pinggang ini dikenakan pada bagian atas baju dengan sebelumnya pada bagian bawah baju dilekatkan sarung.

(6) Keris

Keris dalam bahasa buton disebut sebagai tobo (baca: Tobho) atau puu salaka atau puu taga bergantung dari asal bahan hulu keris.

(7) Bia Ogena

Bia ogena berarti sarung besar. Tetapi bukan bentuknya yang besar tetapi lebih merupakan sebagai sarung kebesaran yang hanya digunakan oleh pejabat atau anak keturunan bangsawan (la ode). Bentuk bia ogena lebih cenderung menyerupai selendang yang terbuat dari kain sutera berwarna polos dan tidak berjahit. Pemakaiannya dililitkan pada pinggang sedang kedua bagian ujungnya terselip pada hulu keris. Bia ogena dihiasi pula oleh pasamani diseluruh pinggirannya.   

 

Makna:

“destar atau kampurui dalam bahasa buton berarti ikat kepala. Yang mengandung makna kebesaran. Kampurui bagi seorang pejabat kesultanan buton sangatlah penting. Ini dikaitkan dengan kebijakan atau keputusan yang diambil berhubungan dengan kepentingan dan kemaslahatan rakyat yang ditandai dengan adanya tundu pada bahagian tengah lilitan kampurui yang bermakana sebagai penjelmaan dari matahari yang berarti memberikan pencerahan.

Balahadada adalah baju yang tidak memiliki kancing yang mengandung arti sebagai perlambangan keterbukaan sikap pejabat atau sultan terhadap segala sesuatu khususnya urusan masyarakat demi pencapaian kesejahteraan dan kebenaran hukum yang diputuskan dengan jalan musyawarah untuk mufakat. Baju balahadada memiliki dasar warna hitam yang mengandung arti kebenaran yang tak dapat diubah-ubah, warna putih yang ditampilkan pada hiasan-hiasannya mengandung kesucian.

Bia ogena pada baju balahadada bermakna kebesaran dan keagungan. Tetapi dibalut oleh ikat pinggang (sulepe) bertuliskan kalimat tauhid sebagai perlambangan dari pengukuhan atau pengikat hukum agama dan adat yang harus ditaati oleh orang buton. Keris yang diselipkan pada bahagian pinggang memiliki makna sebagai perlambangan keberanian yang dibalut dengan sikap lembut dan bijaksana . Akhirnya celana sala arabu memiliki makna filosofis yang sama dengan baju balahadada”.

Balahadada adalah baju dengan dasar warna hitam yang memiliki makna sebagai perlambangan keterbukaan sikap seorang pejabat atau sultan terhadap segala sesuatu khususnya urusan masyarakat demi pencapaian kesejahteraan dan kebenaran hukum yang diputuskan dengan jalan musyawarah untuk mufakat.

“kampurui melambangkan kebesaran, kebaikan, kebijakan, kebenaran, ketepatan, kelembutan (fleksibilitas dalam hal tertentu) yang dipancarkan oleh seorang sultan atau stafnya dalam menangani urusan pemerintahan dan untuk kemaslahatan/kesejahteraan masyarakat buton pada masa lampau. Ini dapat dilihat dari bentuk kampurui  yang diikat sedemikian rupa sehinga tampak seperti memancarkan cahaya.

Baju balahadada warna aslinya hitam kalau ada warna lain pada baju balahadada maka hanya untuk memberikan variasi warna dan sama sekali tidak mengurangi makna yang terdapat di dalamnya.

Balahadada ini terdiri dari satu pasang (baju dan celana) dengan warna dan motif yang sama pula. Belahan baju menandakan sikap keterbukaan pemakainya dalam bermusyawarah untuk mencapai mufakat dengan dasar hukum adat maupun agama demi kepentingan bersama.

Keris adalah lambang kejantanan tetapi digunakan secara bijak dan sesuai fungsinya (waktu dan tempat) jika tidak maka keris lebih bermakna sebagai kelembutan sikap pemakainya dimana hal ini sesuai dengan yang terdapat pada hulu keris. Sulepe sebagai pengikat, atau pengukuh aturan-aturan adat artinya bahwa orang yang memakainya harus dikukuhkan dengan ajaran maupun aturan agama islam”.

Kampurui yang digunakan sebagai penutup kepala/ikat kepala bagi masyarakat buton mengandung lambang kebesaran. Dimana kepala adalah bagian teratas dari badan manusia yang dipandang sebagai penjelmaan dari lapisan langit yang dipancarkan keseluruh alam jagad raya. Kiranya kampurui  ini dapat disamakan dengan nimbus, prabha, aureul seperti yang terdapat pada lukisan-lukisan orang suci atau lukisan-lukisan pada patung dengan lingkaran cahaya di bagian kepala.

Baju balahadada dari warnanya yang hitam mengandung arti ketegasan sikap dalam setiap pengambilan keputusan, sedang sarung bia ogena dan keris adalah perlambangan sikap kebesaran dan keagungan serta keberanian pemakainya tetapi tetap pada ikatan aturan-aturan adat yang berpangkal pada ajaran agama islam sehingga digunakan secara bijaksana. Sedang motif dan berbagai hiasan lainnya lebih merupakan penambah keindahan dari tampilan pakaian tersebut.

Kesimpulan makna yang terdapat pada pakaian balahadada ini adalah terlepas dari status kebangsawan masyarakat buton baik golongan kaomu (la ode / (wa ode) maupun golongan walaka (pejabat penyelenggara adat dan masyarakat buton secara umum) karena kenyataan pada saat ini bahwa semua unsur-unsur tradisional (adat, pakaian dan lainnya) sudah digunakan secara keseluruhan oleh masyarakat. Hanya saja dalam pemakaiannya tentu saja masih terdapat perbedaan-perbedaan antara golongan bangsawan maupun bukan bangsawan khususnya pada kelengkapan-kelengkapan pakaian. Karena sampai saat ini masyarakat buton baik yang berada di daerah maupun di luar daerah masih memegang teguh sistem peradatannya.

Sumber:

1] Http://tradisi-tradisional.blogspot.co.id/2015/09/kebudayaan-suku-buton.html

2] Https://fitinline.com/article/read/7-ragam-pakaian-adat-buton/

3] Http://wolio-molagi.blogspot.co.id/2012/11/makna-pakaian-adat-tradisional-buton.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya