Datang ke Bima berarti harus meluangkan waktu menonton Pacuan kuda. Lupakan Khayalan tentang hotel mewah dan spa. Langsung saja menengok kekayaan adat dan budaya di Kabupaten paling timur yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ini.
Maka, bersiaplah memacu adrenalin. Terjebak dalam kepulan debu, menangkap kibaran warna-warni pakaian joki, pun derap puluhan kaki kuda. Joki cilik beraksi sambil menggerakkan pecut di tangan. Tampil berani, hanya dengan pengamanan sangat minim. Tanpa helm, tanpa pelana dan tanpa alas kaki. Alamiah, menyatu bersama denyut dan dengus napas kuda pacuan.
Pacuan Kuda dan joki cilik merupakan satu dari sekian banyak agenda wisata andalan Bima. Sangat diminati penduduk lokal, juga wisatawan dalam dan luar negeri. Pasukan berkuda ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Dahsyat, mempertontonkan keahlian joki-joki cilik. Rata-rata usia mereka tak lebih dari 10 tahun. Gagah sekaligus mengundang cemas.
Terik matahari tak menyurutkan langkah penonton. Termasuk di suatu siang, di lapangan pacuan kuda yang terletak di Desa Sambina’e. Satu aba-aba — tanda perlombaan dimulai — segera disambut hamburan debu. Joki cilik membungkukkan badan mengikuti irama kaki kuda, memukulkan cemeti untuk memacu laju, sambil menjaga keseimbangan di atas punggung kuda.
Beberapa kali penonton terpekik menyaksikan aksi sikut dan tubruk para joki. Kuda sengaja didekatkan hingga bersinggungan dengan kuda lain. Tujuannya memang menghalangi laju lawan. Sesekali mereka kehilangan keseimbangan, melorot ke samping, namun dengan sigap kembali ke posisi semula.
JOKI CILIK
KEAHLIAN yang diperoleh para joki cilik bukannya tanpa kerja keras. Rata-rata sedari usia tiga tahun sudah diberikan latihan. Awalnya hanya pelajaran menjaga keseimbangan di atas bambu yang kedua ujungnya digantung di tiang atas rumah. Setelah itu berlanjut ke kuda tunggang, baru kemudian berlatih mengendarai kuda pacu.
Helmin, salah satu joki cilik yang namanya tengah naik daun mengaku sudah berlatih sejak usia empat tahun. Menjadi joki merupakan cita-cita yang lahir dari keinginannya sendiri. Sebuah profesi bergengsi bagi anak-anak bahkan sebuah keluarga di Bima dan Pulau Sumbawa. Hingga tahun ini, puluhan pertandingan sudah ia ikuti. Beberapakali dia melaju menjadi pemenang, mendapat hadiah sejumlah uang hingga sepeda motor.
Rata-rata joki cilik bisa mengikuti pertandingan sekitar lima kali dalam setahun. Mereka memburu jadwal pertandingan, mengejar target. Maklum, saat memasuki usia 11 tahun, biasanya selesai sudah kariernya. Karena itu, perburuan jadwal pertandingan tidak hanya di Bima, tapi juga di kota-kota lain di Pulau Sumbawa. Datang bersama orang tua, pembina klub dengan menggunakan truk besar, membawa kuda. Kemudian berkemah di tanah kosong yang ada di sekitar lapangan pacuan.
Namun, segagah apapun tampilan di lapangan, mereka tetaplah anak kecil. Ada yang menangis saat kalah bertarung atau ketika ada bagian tubuh yang terluka karena jatuh atau berbenturan dengan kuda dan joki lain. Setelah sakit reda, mereka kembali bersemangat. Bagi mereka, profesi joki sangat bergengsi. Bisa bersenang-senang, berlaga dan membuat bangga keluarga. Juga menghasilkan uang yang bisa digunakan untuk membantu orang tua atau ditabung sendiri untuk keperluan sekolah.
Sayang, potensi mereka dalam berkuda harus selesai di usia rata-rata 11 tahun. Sayang juga potensi itu belum dilirik sebagai aset Nasional, dalam arti untuk mengembangkan dan lebih mengharumkan lagi nama bangsa lewat olahraga berkuda.
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.