Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Upacara Adat Sulawesi Selatan BANTAENG
PESTA ADAT GANTARANG KEKE #SBM
- 13 November 2018

17 Sya'ban, 1434 Hijriah, warga tumpah ruah di sebuah kawasan bersejarah di Kampung Dampang, Kelurahan Gantarangkeke, Kecamatan Gantarangkeke. Di Kawasan yang ramai dengan situs sejarah tersebut, tari-tarian dipertunjukkan, gendang ditabuh, dan kecapi didendangkan.Salah satu permainan menarik yang dipertunjukkan adalah seni silat khas Makassar, yakni "A'Manca". Dalam arena seluas sekitar 5 x 5 meter tersebut, para pa'manca (pemain silat, red) menunjukkan aksinya berlaga dengan jurus-jurus silat yang terlihat elok, dan disaksikan ribuan warga yang hadir.
Selain pertunjukan A'manca, ada juga "a'raga". Sebuah atraksi raga (sepak takraw tradisional, red), dengan memainkan bola raga yang terbuat dari rotan. Pertunjukan itu dimulai dengan tarian Paule, yang diiringi bunyi gendang dan kecapi. Permainan lain yang dipertunjukkan, seperti "A'Longga" (seperti permainan egrang; jangkungan, red), dan Cangke (permainan dengan melempar kayu, red). Jumlah warga yang hadir mencapai sekitar lima ribuan.

"Setiap tahun selalu ramai. Kami selalu hadir, untuk menyaksikan hiburan-hiburan tradisional itu. Pesta adat Gantarangkeke ini sudah menjadi tradisi tahunan, setiap menjelang bulan Ramadan," jelas Kabag Humas dan Protokol Pemkab Bantaeng, Haji Alam Nur. Dia menjelaskan, dalam tradisi tersebut, utusan-utusan adat dari daerah lain, yakni Luwu, Gowa, dan Bone, selalu hadir. Meskipun tanpa diundang.

Pesta adat dengan pertunjukan sejumlah permainan tersebut merupakan puncak rangkaian pesta adat gantarangkeke yang dimulai dari tanggal 15 Sya'ban. Rangkaiannya dimulai dengan menggelar pasar rakyat yang digelar di pesisir laut di Kecamatan Pajukukang, sejak 15, 16, 17, dan 18 Sya'ban.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantaeng, Muh Asri, pesta adat tersebut berawal dari ritual Raja Gantarangkeke, yang secara rutin melakukan penangkapan ikan di sekitar pesisir pantai Pajukukang, pada pertengahan bulan Sya'ban, yang selalu bertepatan dengan masa paceklik.
"Diistilahkan dengan istilah Ma'juku'. Tradisi itu turun temurun dilanjutkan oleh ahli waris Raja Gantarangkeke, hingga pinati (Pelaksana adat/tradisi yang menjaga Rumah Adat Balla Lompoa Raja Pajukukang, red). Namanya Puang Juku," jelas dia.

Dia menambahkan, banyak situs-situs sejarah kerajaan Gantarangkeke di lokasi pesta adat tersebut. "Bahkan, tidak jauh dari tempat itu, ada arena passaungan tauwa. Disebut begitu, karena, konon arena itu menjadi tempat menyabung manusia," jelas dia. Konon, sebelum Islam, raja-raja dari Gowa, Bone, dan Luwu, selalu datang dan membawa kesatrianya, untuk bertarung dalam arena Passaungang Tauwa. Dalam "sabung manusia", tidak sedikit petarung yang harus mati, karena pertarungannya menggunakan badik.

"Setelah Islam datang, sabung manusia diganti dengan ayam. Sekarang, sabung ayam sudah ditiadakan, karena mengundang judi ayam," jelas Asri. Di kawasan bersejarah tersebut, situs lain yang bisa ditemukan adalah, makam tumanurunga –raja pertama gantarangkeke, rumah adat balla lompoa, dan pohon saukang, tempat raja gantarangkeke melakukan pertemuan dengan tiga raja, yaitu raja Luwu, Gowa dan Bone.Menurut Asri, Pemkab sementara melakukan upaya mempertahankan tradisi tersebut. "Pada prinsipnya, kita terus menjaga kebudayaan ini tetap lestari. Kami sementara berupaya memperbaiki dan membenahi infrastruktur dan situs-situs di sana," jelas dia. Itu untuk mendorong pesta adat Gantarangkeke yang menjadi ikon Bantaeng, bisa dilirik wisatawan

Sumber

https://www.kompasiana.com/280987/552aa446f17e61042bd623c7/pesta-adat-bantaeng-yang-kental-dengan-nuansa-islam

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU