×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Jawa Tengah

Nyewu

Tanggal 07 Aug 2018 oleh OSKM18_16718482_Redya Raras Paramastri.

Kata nyewu berasal dari bahasa Jawa yang artinya seribu, nyewu dina berarti seribu hari, tradisi nyewu atau selametan nyewu atau peringatan seribu hari dalam budaya Jawa adalah proses ritual dalam upacara peringatan meninggalnya seseorang yang merupakan upacara penutup (pungkasan) untuk melepas dan mengikhlaskan arwah orang yang telah meninggal kepada Yang Maha Kuasa. Menurut kepercayaan orang jawa setelah hari keseribu roh orang yang telah meninggal tidak akan kembali ke tengah-tengah keluarganya lagi untuk menghadap Tuhan. 
 
 
Ritual-ritual pelaksanaan Nyewu
Dalam acara tradisi nyewu biasanya ada beberapa acara ritual-ritual yang diadakan oleh keluarga almarhum, adapun acara-acaranya sebagai berikut:
a.         Penyembelihan kambing
Upacara dimulai dengan penyembelihan satu ekor kambing sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas rezeki yang telah diberikan. Jika keluarga almarhum tidak mampu untuk menyembelihkan satu ekor kambing biasanya diganti dengan ayam. Semampunya dan tidak memberatkan. Jika sekalipun ayam tidak mampu, berarti mengadakan walimah seadanya dan semampunya.
 
b.        Ngijing (membangun batu nisan) dan ziarah
Acara selanjutnya yaitu ngijing atau membangun batu nisan sekaligus ziarah kubur yang diakhiri dengan doa. Pemasangan batu nisan sebagai tanda bahwa makam tersebut tidak tertukar dengan yang lainnya dan agar dengan mudah diziarahi. Ziarah sebagai wujud ingat kepada Sang Khaliq bahwa kitapun semuanya akan mengalami kematian, mengalami dan merasakan sakitnya dicabutnya roh, dan kembali ke tempat asalnya yaitu tanah.
Adanya fungsi untuk mengingat keteladanan dan keberadaan pendahulunya baik dari segi baik dan buruknya untuk dijadikan sebagai bahan renungan dan pembelajaran yang sudah terjadi. 
 
c.         Tahlilan
Malam harinya setelah shalat isya, keluarga almarhum mengundang orang-orang disekitarnya untuk mengikuti tahlilan dan yasinan. Setelah yasinan dan tahlilan selesai diakhiri dengan doa dan setelah itu makan-makan bersama, kemudian para tamu undangan diberi berkat satu-satu untuk dibawa pulang. Biasanya berkat berisi nasi, mie bihun, telur, daging ayam, daging kambing, kentang, dan lain sebagainya seperti sesajen. Adapun terkadang ada yang berupa bahan makanan mentah, seperti beras, telur mentah, mie instan, gula, teh, dan lain sebagainya.
 
d.        Istighasah dan makan bersama
Hari kedua setelah shalat isya dilakukan istighasah bersama keluarga almarhum, keluarga almarhum juga mengundang orang-orang sekitar terutama sesepuh-sesepuh desa untuk menghadiri.
Istighasah bertujuan untuk mengingat kembali guna mengintropeksi diri sendiri dan lebih mensucikan diri, kemudian ditutup dengan mendoakan almarhum. Kemudian istighasah diakhiri dengan makan-makan bersama.
 
Sumber : 
https://tomymuhlisin.blogspot.com/2015/01/contoh-laporan-penelitian-nyewu-sebagai.html
http://iestyblog.blogspot.com/2015/03/makalah-adat-kesripahan-di-jawa-tengah.html
 
#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa dimulai dari keberadaan Jaka Tingkir/ Mas Karebet/ Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamongan. KERAJAAN...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...