Di Istana Kerajaan Pakuan, tinggal dua remaja putri yang cantik jelita. Yang pertama Putri Endahwarni, putri dari Raja Pakuan. Yang satu lagi Nyai Anteh. Nyai Anteh merupakan putri dari Nyai Dadap, dayang kesayangan Ratu. Meski Nyai Dadap sudah meninggal, Ratu mengizinkan Anteh tinggal di istana.
Nyai Anteh menjadi teman bermain Putri Endahwarni. Anteh juga mengurus seluruh keperluan sang putri. Karena kesetiaan Nyai Anteh, Putri Endahwarni sangat menyayangi gadis itu.
Suatu pagi, Nyai Anteh datang membawa sehelai baju.
“Baju siapa itu, Anteh?” tanya Putri Endahwarni.
“Ini baju untukmu, Tuan Putri,” jawab Nyai Anteh.
“Coba aku lihat.”
Tidak lama kemudian, Putri Endahwarni mematut-matut diri di hadapan cermin. “Bagus sekali, Anteh. Dari mana kaudapat baju ini?”
“Hamba membuatnya sendiri,” jawab Nyai Anteh.
“Kau hebat sekali,” puji Putri Endahwarni sungguh-sungguh. “Kalau kau memakai baju ini, kau pun pasti secantik putri.”
“Ah, Putri bisa saja.” Pipi Nyai Anteh merona merah yang menambah kecantikan parasnya.
“Aku ingin kau membuat baju untuk pernikahanku juga,” pinta Putri Endahwarni. “Rencananya, besok Adipati Kadipaten Wetan bersama anaknya akan datang ke sini. Adipati itu akan melamarku untuk anaknya, Pangeran Anantakusuma.”
“Baiklah, kalau Putri percaya padaku,” Nyai Anteh mengangguk. “Sekarang, izinkan hamba memetik bunga di kebun istana. Besok rambut Putri akan hamba hias dengan bunga-bunga itu supaya terlihat makin cantik.”
Putri Endahwarni mengangguk sambil kembali asyik melihat dirinya di cermin.
Nyai Anteh pergi ke belakang istana. Di sana terdapat kebun bunga yang luas. Ia asyik memetik bunga di sana. Saking asyiknya, Nyai Anteh tidak sadar dirinya berjalan hampir ke tepi hutan. Pikirannya melayang ke percakapan dengan sang Putri tadi. Sebagai gadis remaja, ia senang kecantikannya diakui orang. Pipinya pun kembali merona.
Tanpa ia sadari, di balik pepohonan di tepi hutan, seorang pemuda sedang mengintipnya. Pemuda itu terpesona dengan kecantikan Nyai Anteh. Kemudian, ia berjalan mendekati Nyai Anteh.
Mendengar suara langkah kaki, Nyai Anteh mengangkat wajah. Jantungnya berdegup kencang saat pandangannya bersiborok dengan mata pemuda itu. Karena merasa bingung bercampur takut, ia segera berlari meninggalkan kebun istana.
Keesokan harinya, istana lebih ramai daripada biasanya. Raja menyambut Adipati Kadipaten Wetan beserta rombongannya dengan pesta meriah. Saat proses lamaran dimulai, Putri Endahwarni keluar menemui para tamu diiringi Nyai Anteh. Nyai Anteh sibuk memegang selendang sang Putri yang menjuntai ke lantai.
Ketika Putri Endahwarni berjalan di hadapan Pangeran Anantakusuma, Pangeran bukannya memandang Putri. Ia malah terbelalak melihat sosok Nyai Anteh yang ia lihat di kebun bunga kemarin.
Selepas acara, Pangeran menyuruh seorang prajuritnya untuk menyampaikan pesan kepada Nyai Anteh. Kata Pangeran, nanti sore ia akan menemui Nyai Anteh di tepi hutan dekat kebun bunga karena ada hal penting yang ingin dibicarakan.
Nyai Anteh terkejut menerima pesan itu. Namun, karena penasaran, ia memenuhi permintaan sang pangeran. Sore harinya, Nyai Anteh pergi ke tepi hutan di belakang istana. Pangeran Anantakusuma sudah menunggu di situ.
“Ada apa Pangeran hendak menemui saya?” tanya Nyai Anteh.
“Tahukah, Anteh, sebetulnya saya tidak mencintai Putri Endahwarni. Saya jatuh cinta padamu sejak pertama kali saya melihatmu di sini,” ujar sang Pangeran.
“Jangan, Pangeran. Saya tidak ingin mengkhianati Putri,” tolak Nyai Anteh.
“Kau jangan membohongi perasaanmu. Aku tahu kau pun menyukaiku. Sekarang begini saja. Aku tunggu jawabanmu besok di sini. Apakah kau mau menerima cintaku? Kalau kau bersedia menjadi istriku, aku akan membawamu pergi dari sini,” ucap Pangeran.
Nyai Anteh terpana mendengar ucapan Pangeran Anantakusuma. Hatinya mengakui kalau ia menyukai Pangeran. Tapi Nyai Anteh tidak mau menyakiti hati Putri Endahwarni. Anteh bertekad menolak cinta Pangeran Anantakusuma.
Sepanjang malam Anteh merasa resah. Ia duduk di tepi jendela sambil mengelus-elus Candramawat, kucing kesayangannya.
“Apa yang harus aku lakukan, Mawat?” bisik Nyai Anteh pada kucingnya.
“Meong…” balas Mawat.
“Apakah aku harus pergi ke bulan?” Anteh menengadahkan muka ke bulan. Saat itu bulan purnama begitu putih tak bernoda.
Tiba-tiba seperti ada kekuatan tidak terlihat menarik Nyai Anteh dan Candramawat ke atas, ke atas, dan teruuus… ke atas. Akhirnya, sampailah mereka di permukaan bulan. Di bulan Nyai Anteh merasa tenteram karena dapat menghindar dari Pangeran Anantakusuma. Namun, ia ingat janjinya pada Putri Endahwarni untuk membuat baju pengantin. Selama di bulan, Anteh berusaha menenun kain untuk baju pengantin sang Putri. Namun, tenunannya tidak pernah selesai karena Candramawat selalu merusak kainnya.
Sejak saat itu, bulan tidak pernah putih bersih lagi. Kita akan selalu melihat seperti ada bayangan di permukaan bulan. Itulah bayangan Nyai Anteh yang sedang menenun ditemani kucingnya.
Sumber: http://indonesianfolktales.com/id/book/nyai-anteh-sang-penunggu-bulan/
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...