Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Legenda Jawa Barat Jawa Barat
Nyai Anteh, Sang Penunggu Bulan
- 3 Mei 2018

Di Istana Kerajaan Pakuan, tinggal dua remaja putri yang cantik jelita. Yang pertama Putri Endahwarni, putri dari Raja Pakuan. Yang satu lagi Nyai Anteh. Nyai Anteh merupakan putri dari Nyai Dadap, dayang kesayangan Ratu. Meski Nyai Dadap sudah meninggal, Ratu mengizinkan Anteh tinggal di istana.

Nyai Anteh menjadi teman bermain Putri Endahwarni. Anteh juga mengurus seluruh keperluan sang putri. Karena kesetiaan Nyai Anteh, Putri Endahwarni sangat menyayangi gadis itu.

Suatu pagi, Nyai Anteh datang membawa sehelai baju.

“Baju siapa itu, Anteh?” tanya Putri Endahwarni.

“Ini baju untukmu, Tuan Putri,” jawab Nyai Anteh.

“Coba aku lihat.”

Tidak lama kemudian, Putri Endahwarni mematut-matut diri di hadapan cermin. “Bagus sekali, Anteh. Dari mana kaudapat baju ini?”

“Hamba membuatnya sendiri,” jawab Nyai Anteh.

“Kau hebat sekali,” puji Putri Endahwarni sungguh-sungguh. “Kalau kau memakai baju ini, kau pun pasti secantik putri.”

“Ah, Putri bisa saja.” Pipi Nyai Anteh merona merah yang menambah kecantikan parasnya.

“Aku ingin kau membuat baju untuk pernikahanku juga,” pinta Putri Endahwarni. “Rencananya, besok Adipati Kadipaten Wetan bersama anaknya akan datang ke sini. Adipati itu akan melamarku untuk anaknya, Pangeran Anantakusuma.”

“Baiklah, kalau Putri percaya padaku,” Nyai Anteh mengangguk. “Sekarang, izinkan hamba memetik bunga di kebun istana. Besok rambut Putri akan hamba hias dengan bunga-bunga itu supaya terlihat makin cantik.”

Putri Endahwarni mengangguk sambil kembali asyik melihat dirinya di cermin.

Nyai Anteh pergi ke belakang istana. Di sana terdapat kebun bunga yang luas. Ia asyik memetik bunga di sana. Saking asyiknya, Nyai Anteh tidak sadar dirinya berjalan hampir ke tepi hutan. Pikirannya melayang ke percakapan dengan sang Putri tadi. Sebagai gadis remaja, ia senang kecantikannya diakui orang. Pipinya pun kembali merona.

Tanpa ia sadari, di balik pepohonan di tepi hutan, seorang pemuda sedang mengintipnya. Pemuda itu terpesona dengan kecantikan Nyai Anteh. Kemudian, ia berjalan mendekati Nyai Anteh.

Mendengar suara langkah kaki, Nyai Anteh mengangkat wajah. Jantungnya berdegup kencang saat pandangannya bersiborok dengan mata pemuda itu. Karena merasa bingung bercampur takut, ia segera berlari meninggalkan kebun istana.

Keesokan harinya, istana lebih ramai daripada biasanya. Raja menyambut Adipati Kadipaten Wetan beserta rombongannya dengan pesta meriah. Saat proses lamaran dimulai, Putri Endahwarni keluar menemui para tamu diiringi Nyai Anteh. Nyai Anteh sibuk memegang selendang sang Putri yang menjuntai ke lantai.

Ketika Putri Endahwarni berjalan di hadapan Pangeran Anantakusuma, Pangeran bukannya memandang Putri. Ia malah terbelalak melihat sosok Nyai Anteh yang ia lihat di kebun bunga kemarin.

Selepas acara, Pangeran menyuruh seorang prajuritnya untuk menyampaikan pesan kepada Nyai Anteh. Kata Pangeran, nanti sore ia akan menemui Nyai Anteh di tepi hutan dekat kebun bunga karena ada hal penting yang ingin dibicarakan.

Nyai Anteh terkejut menerima pesan itu. Namun, karena penasaran, ia memenuhi permintaan sang pangeran. Sore harinya, Nyai Anteh pergi ke tepi hutan di belakang istana. Pangeran Anantakusuma sudah menunggu di situ.

“Ada apa Pangeran hendak menemui saya?” tanya Nyai Anteh.

“Tahukah, Anteh, sebetulnya saya tidak mencintai Putri Endahwarni. Saya jatuh cinta padamu sejak pertama kali saya melihatmu di sini,” ujar sang Pangeran.

“Jangan, Pangeran. Saya tidak ingin mengkhianati Putri,” tolak Nyai Anteh.

“Kau jangan membohongi perasaanmu. Aku tahu kau pun menyukaiku. Sekarang begini saja. Aku tunggu jawabanmu besok di sini. Apakah kau mau menerima cintaku? Kalau kau bersedia menjadi istriku, aku akan membawamu pergi dari sini,” ucap Pangeran.

Nyai Anteh terpana mendengar ucapan Pangeran Anantakusuma. Hatinya mengakui kalau ia menyukai Pangeran. Tapi Nyai Anteh tidak mau menyakiti hati Putri Endahwarni. Anteh bertekad menolak cinta Pangeran Anantakusuma.

Sepanjang malam Anteh merasa resah. Ia duduk di tepi jendela sambil mengelus-elus Candramawat, kucing kesayangannya.

“Apa yang harus aku lakukan, Mawat?” bisik Nyai Anteh pada kucingnya.

“Meong…” balas Mawat.

“Apakah aku harus pergi ke bulan?” Anteh menengadahkan muka ke bulan. Saat itu bulan purnama begitu putih tak bernoda.

Tiba-tiba seperti ada kekuatan tidak terlihat menarik Nyai Anteh dan Candramawat ke atas, ke atas, dan teruuus… ke atas. Akhirnya, sampailah mereka di permukaan bulan. Di bulan Nyai Anteh merasa tenteram karena dapat menghindar dari Pangeran Anantakusuma. Namun, ia ingat janjinya pada Putri Endahwarni untuk membuat baju pengantin. Selama di bulan, Anteh berusaha menenun kain untuk baju pengantin sang Putri. Namun, tenunannya tidak pernah selesai karena Candramawat selalu merusak kainnya.

Sejak saat itu, bulan tidak pernah putih bersih lagi. Kita akan selalu melihat seperti ada bayangan di permukaan bulan. Itulah bayangan Nyai Anteh yang sedang menenun ditemani kucingnya.

 

Sumber: http://indonesianfolktales.com/id/book/nyai-anteh-sang-penunggu-bulan/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Pasukan pemanah kesultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa