Ritual
Ritual
Ritual Sumatera Utara Kabupaten Karo
Nengget
- 16 Agustus 2018

Nengget berasal dari kata Sengget artinya terkejut. Nengget adalah suatu upacara yang dilakukan menurut adat Karo, yaitu dengan membuat kejutan (sengget) ke suatu keluarga tertentu, karena alasan tertentu dan juga tujuan tertentu. Di sini terdapat unsur kepercayaan, bahwa dengan mengejutkan keluarga itu akan tercapailah keinginan. Oleh karena itu pelaksanaannya pun dilakukan secara rahasia, keluarga yang isenggeti tidak boleh mengetahui hal tersebut.

Pelaku nengget tersebut adalah turang dari masing-masing yang disengget, yang dalam keadaan sehari-hari mereka rebu dan untuk berbicara harus menggunakan perantara, atau menggunakan kata nina turangku. Ini menunjukkan rasa hormat, sopan, keseganan yang tinggi di antara mereka yang rebu. Dalam keadaan biasa mereka akan menghindar bertatapan langsung. Menurut cerita orang tua dulu, orang yang rebu tidak bersedia duduk dalam satu papan dalam rumah adat, begitulah penghayatan masalah rebu itu pada masyarakat Karo. Lalu dalam upacara nengget hal itu diabaikan sama sekali. Karena rebu-nya (turangku) malah memanggil namanya dengan bahasa kasar, seperti menyatakan engko (engkau), padahal untuk halusnya harus menyatakan “kam”.

  1. Nengget, yaitu upacara tradisional yang dilakukan menurut adat karo, berupa melakukan kejutan bagi keluarga dengan harapan agar keluarga itu memperoleh anak (laki-laki dan perempuan). Peralatan untuk nengget ini adalah uis arinteneng, uis kapal (ndawa), batu (simbol anak), tumba beru-beru (tempat air), lau simalem-malem, gendang, serta makanan (sangkep). Pada malam yang ditentukan keluarga itu disenggeti (dikejutkan) oleh simehangkenya (seperti turangkunya) dari keluarga itu sambil berkata: "Emaka mupus..... dilaki/diberu ningku si Anu, adi lang ngayak mate kita la rebu!". Kemudian suami istri itu diosei secara terbalik, yaitu laki-laki berpakaian wanita dan si wanita berpakaian laki-laki.

  2. Lentarken, yaitu upacara nengget yang dilakukan ketika ada yang meninggal dunia atau pada acara nurun-nurun. Pelaksanaannya dilakukan yakni ketika sedang menari keluarga yang tidak mempunyai keturunan itu tiba-tiba ditangkap oleh turangkunya (rebunya) masing-masing, kemudian dilentarken (ditangkap) dan selanjutnya diosei secara terbalik seperti pada acara negget. Setelah ditangkap kemudian diarak dan dilakukan acara menari.

  3. Jera la mupus, yaitu upacara nengget yang diadakan pada acara memasuki rumah baru. Nengget ini dilakukan ketika yang  empunya rumah mau memasuki rumah barunya, kemudian di depan pintu masuknya  mereka dihalangi oleh rebunya sambil berkata "Ma jera kam la mupus?" Maka oleh yang empunya rumah dijawab "Jera!". Hal ini dilakukan sebanyak empat kali. Bilangan empat  ini juga tentunya mempunyai makna, yaitu selpat (putus hubungan) dengan hal-hal yang tidak baik. Setelah empat kali ditanya, maka mereka diperbolehkan memasuki rumah barunya.

  4. Sengget, yaitu terkejut. Terkejut ini mempunyai beberapa proses yang mempunyai arti bagi masyarakat Karo. Misalnya seseorang yang terkejut dapat menjadi sakit karena ditinggalkan oleh tendi (roh). Tendinya ini bisa jadi kicat (terjepit) disebuah batu, di sebuah tempat yang angker dan sebagainya. Untuk melepaskan tendi ini maka biasanya juga dilakukan upacara melepas tendi ini seperti raleng tendi, ngkiap tendi, ngkicik tendi, ngkirep tendi dan sebagainya. Sebagai upah kepada roh yang menahan tendi ini biasanya adalah manuk kahul (ayam persembahan) yang dilepas. Sebagai tanda apabila kahul tersebut diterima, yaitu ayam tersebut dimakan oleh elang. 

     

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU