Ritual
Ritual
Ritual Papua Pulau Yos Sudarso, papua
Ndambu, Pesta Panen ala Penduduk Pulau Yos Sudarso
- 9 Juli 2018

Beragam hasil bumi ada di sini. Dari keladi, petatas (ubi jalar), kombili (kentang hitam), pisang sampai sagu. Pesta tanaman produksi lokal ini berisi persaingan menampilkan hasil panen antar kampung maupun kelompok. Lalu, akan terlihat mana yang memiliki biji atau buah paling kecil dan terbesar. Nilai yang diambil dari ‘persaingan’ ini, kalau umbian atau hasil panen lebih kecil berarti kalah. Yang kalah harus berjanji berusaha keras agar lebih besar lagi. Pesta tahunan ini disebut dikenal dengan ndambu.

Ratusan tahun lalu, ndambu diadakan guna mencairkan perselisihan, antar kampung dan marga maupun antardistrik di pulau ini ratusan tahun silam. Kata ndambu, berarti bersaing sehat.

Ritual ini diadakan di pulau terapung, Kimaam, tepatnya di ujung Papua, berbatasan dengan Papua New Guinea, dan Laut Arafura. Ke Pulau Kimaam, perlu sehari semalam melalui jalur laut dari Merauke. Bisa juga jalur udara, satu-satunya pakai pesawat Susi Air. Ada empat distrik di Kimaam, yaitu, Kimaam, Tabonji, Waan dan Ilwayab.

Pulau Kimaam, terpisah dengan daratan Merauke, terletak di sebelah selatan Papua. Ia ditemukan warga Belanda, Frederik Hendrik. Orang setempat menyebut penduduk, Suku Marind Sub Suku Khima-khima. Selat Mariana, nama pemberian Hendrik. Setelah Indonesia masuk, nama itu menjadi Pulau Yos Sudarso, angkatan laut yang gugur di laut Arafura.

Ndambu, merupakan salah satu ritual turun temurun di sini. Yanuarius Petrus Yamaka, pria 75 tahun, Ketua Lembaga Masyarakat Kimaam (Lemaskim), mengatakan, daratan pulau ini selalu menggelar ndambu. Ndambu ada, katanya, sejak leluhur orang Kimaam.

Mereka menampilkan hasil bumi seperti umbi-umbi, keladi, petatas, kombili, pisang serta sagu. Ndambu juga diadakan kala kerabat, orang-orang penting dari keluarga batih meninggal. Ndambu untuk memperingati arwah mereka.

Yamaka mengatakan, ndambu, adalah pesta panen terbesar pulau ini dengan kegiatan terpusat di Lapangan Makura. Pulau ini, katanya, terbagi dalam Kimaam Tengah, Kimaam Utara dan Kimaam Selatan.

Pesta ndambu, masing-masing wilayah, hampir sama. Intinya, nilai ritual ini harus bekerja keras, jangan malas. Menanam bukan hanya untuk festival tetapi memenuhi keperluan keluarga.

Menarik lagi, tetua adat mempunyai kalender musim berdasarkan hitungan bintang, bulan, matahari. Ia diberi nama ada 12 bulan juga. Ada bulan, di mana orangtua bisa menceritakan untuk generasi berikut, bahwa bulan ini harus kerja dan jangan malas, bercocok tanam, siapkan bedeng, juga rumah bocor diperbaiki.

Ada juga, musim air pasang, kala tumbuhan sulit hidup.Namun, luar biasa, petatas terbesar masih tersimpan dalam tanah.

Romanus Mbraka, Bupati Kabupaten Merauke mengatakan, tiga tahun pesta ini berlangsung baik tetapi belum ditemukan pola yang baik. Dia berharap, ke depan, ndambu bisa dikenal tak hanya di Papua, juga nasional dan internasional.

Dia mengusulkan, ndambu antarkeluarga juga, misal, satu keluarga berapa orang, bertanding sudah berapa yang mendapat pekerjaan, TK, SD, SMA, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. “Makna Ndambu berarti persaingan. “Supaya generasi orang Kimaam jangan meninggalkan Pesta Ndambu,” katanya.

Urbanus Kaize, Ketua Panitia Festival Ndambu 2015, mengatakan, peserta Ndambu dari empat distrik sekitar 8.200 orang. Berbagai lomba diadakan, seperti lomba dayung satu kaki, dayung beregu, panahan tradisional, anyam rambut tradisional, gulat manjipai atau gulat bob. Lalu, tangkap kepiting, pangkur sagu, pahat perahu dan mengukir piring dan senduk. Gawe yang menghabiskan APBD 2015 sekitar Rp3,5 miliar ini sangat menarik. “Memang pesta ini terkendala transportasi baik udara dan laut,” katanya. Padahal, mereka ingin perayaan ini bisa dikenal di dalam maupun luar negeri.

Srimas N, Staf Asisten Departemen Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata senang saat tiba di Kimaam. “Luar biasa, orang dayung satu kaki, dan petatas terbesar baru pertama kali saya lihat. Orang Kimaam ramah dan tentram.”

Ndambu, katanya, bukan hanya prestasi hasil pertanian tetapi perdamaian, sampai penyelesaian konflik. Menarik jika Ndambu dipoles lagi, promosi digalakkan. “Jangan hanya dimiliki sendiri. Alangkah baiknya banyak promosi. Daya tarik wisata lebih dikembangkan.”

Domin Ulukyanan, Wakil Ketua Panitia Festival Ndambu mengatakan, di Pulau Kimaam, terdapat delapan bahasa asli ditambah bahasa Indonesia. Orang Indonesia, katanya, harus belajar pada orang Kimaam dalam menyelesaikan persoalan. Sejak belum ada NKRI, ndambu sudah ada. Ada penghargaan tanpa pandang suku, budaya, dengan agama.

Ndambu, hari pertama 20 Agustus itu, menampilkan gulat tradisonal (gulat bob atau manjipai). Dua orang hadir di lapangan terbuka, kemenangan ditandai dengan melepaskan daun sagu yang dipegang empat orang dengan pelepah sagu.

Bagian lain, ada meletakkan umbi keladi besar dan kombili terpanjang. Ada kombili 2,29 meter asal Kampung Kalilam melawan kelompok lain Distrik Kimaam.

Ceritanya, salah satu keluarga di kampung meninggalkan warga lain yang mencari ikan di Kali Ndambu. Entah mengapa, warga kampung sebagian pulang tanpa pemberitahuan.

Kelompok pencari ikanpun men-ndambu keluarga yang pulang dengan menampilkan kombili terpanjang. Kelompk yang di-ndambu kalah dalam pertandingan. “Silakan kalian tanam, tetapi kali ini, saya yang jago-jago merawat kebun serta menanam maka lebih panjang dan besar,” kata Donatus Nduarima Kabu, di hadapan pengunjung ndambu.

Kapur putih dihamburkan di atas kombili. Peserta tampak saling mengejek, dan mancaci. Akhirnya, kesepakatan dua kubu saling berdamai dengan berangkulan, ditutup makan pinang bersama.

Esoknya, ndambu berlanjut persaingan 15 umbi petatas milik Distrik Waan. Petatas diarak menggunakan tandu karena sangat berat. Ada kuning, ungu, dan putih. Tinggi sebatas lutut orang dewasa. Setelah juri dua pihak mengukur diameter maing-masing umbi, petatas terbesar 1,52 meter menang. Umbi dipertontonkan kepada khalayak ramai.

Penonton berdecak kagum saat melihat petatas terbesar ini. “Cara mencabut dan menggotong bagaimana. Pasti berat ratusan kilogram,” kata Firman Hotasoit, wartawan Media HarianPapua Selatan Pos.

Dari Distrik Waan juga membawa tiga karung gabah, pertanda kesuksesan menanam walaupun setiap tahun daerah mereka terkenal dengan bencana air pasang karena letak lebih rendah dari laut. Daerah ini juga terkenal bedeng yang disebut Wambad. Ukuran tergantung pembuat. Setiap bedeng bisa sebesar lapangan bola yang ditanami tumbuhan jangka panjang seperti sagu, sukun, kelapa. Sebagian lagi bedeng untuk pondok dan buat tanaman seperti petatas, kombili, sayuran, labu dan lain-lain. Mereka menanam dengan pupuk alam, membersihkan kebun, merawat hingga panen.

Sumber: Mongabay.co.id

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline