Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara
NIINING KUBAEA-IBU YANG BIJAKSANA
- 20 Juli 2018

Niining Kubaea adalah seorang janda tua yang tinggal di sebuah desa di Sulawesi Tenggara. Ia memiliki seorang anak angkat yang cantik jelita. Namun, seorang raja dari negeri lain tersinggung karena kecantikan gadis itu melebihi kecantikan putrinya. Oleh karena itu, sang Raja berniat akan menghukum gantung anak gadis tersebut.

 

Pada zaman dahulu, ada seorang janda tua bernama Niining Kubaea. Janda itu tidak mempunyai anak. Sejak ditinggal mati oleh suaminya puluhan tahun yang lalu, Niining tidak pernah menikah lagi. Ia pun tinggal sendirian di sebuah gubuk kecil di tepi sungai. Untuk bertahan hidup, setiap hari Niining Kubaea mencari ikan di sungai dan umbi-umbian di hutan.
 
Suatu hari, sebuah perahu berawak tiga orang berlabuh di tepi sungai. Setelah turun dari perahunya, ketiga awak tersebut menuju ke gubuk tempat tinggal Niining Kubaea. Salah seorang dari mereka sedang menggendong bayi perempuan yang dibungkus dengan kain sutra.
  • “Permisi!” seru salah seorang dari perahu itu, 
  • “Apakah ada orang di dalam?”
Mengetahui ada tamu yang datang, Niining Kubaea pun segera keluar dari gubuknya. Betapa terkejutnya ia saat melihat tiga orang laki-laki paruh baya berdiri di depan pintunya.
  • “Maaf, Tuan-Tuan! Ada yang bisa Nenek Bantu?” tanya Niining Kubaea.
  • “Nek, kedatangan kami kemari untuk menawarkan bayi ini kepada Nenek,” ungkap salah seorang dari awak perahu itu.
  • “Apa maksud, Tuan?” tanya si Niining.
  • “Kami ingin menjual bayi ini, Nek. Apakah Nenek berkenan membelinya?” awak perahu itu menawarkan.
  • “Oh, sangat kebetulan. Nenek memang tidak mempunyai anak. Selama ini Nenek hanya hidup sendirian,” ungkap si Niining dengan perasaan gembira.
Beruntung Niining Kubaea memiliki sedikit tabungan. Akhirnya, ia pun membeli bayi itu dengan uang tabungannya. Setelah menyerahkan bayi itu kepada si Niining, ketiga awak perahu tersebut melanjutkan perjalanan.
 
Sejak itulah, Niining Kubaea tidak lagi kesepian. Kehadiran bayi itu telah menjadi obat pelipur lara baginya. Ia pun merawat dan membesarkan bayi itu dengan penuh kasih sayang. Ia menyayanginya seperti anak kandung sendiri. Ke mana pun pergi, ia selalu membawanya.  Pada usia tujuh tahun, anak angkat Niining Kabeae itu pun sudah pandai bertanam bunga di halaman gubuknya. Bahkan, ia sudah bisa menjualnya sendiri ke pasar.
 
Waktu terus berlalu. Anak itu tumbuh menjadi seorang gadis yang sehat dan berparas cantik. Setiap pemuda yang melihatnya akan berdecak kagum. Jika ia pergi ke pasar menjual bunga, ia selalu menjadi perhatian. Lama-kelamaan, kencantikan anak gadis Niining Kubaea itu tersohor hingga ke seluruh pelosok negeri.
 
Melihat keadaan itu, Niining Kubaea bukanya merasa senang melainkan khawatir. Ia tidak ingin anak gadisnya itu menjadi perhatian orang, terutama para pemuda. Oleh karena itu, setiap gadis itu hendak ke pasar, ia membendakinya dengan arang agar kecantikannya tidak tampak. Walau demikian, kecantikan gadis itu tetap saja terpancar.
 
Suatu hari, terdengar kabar bahwa raja dari negeri tetangga merasa tersinggung karena kecantikan anak gadis Niining Kubaea melebihi kecantikan putrinya. Apa yang dikhawatirkan si Niining pun terjadilah. Beberapa utusan raja datang ke gubuknya untuk membawa anak gadisnya ke istana.
  • “Ampun, Tuan! Jangan kalian bawa pergi anakku. Dialah satu-satunya milikku di dunia,” rengek Niining Kubaea.
  • “Maaf, Nek. Kami hanya menjalankan perintah raja. Kami harus membawa kalian berdua ke istana,” kata seorang utusan raja.
Niining Kubaea pun tak bisa berbuat apa-apa. Perintah raja harus dipatuhi. Akhirnya, keduanya pun dibawa ke istana. Dalam perjalanan, si Niining senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar tidak terjadi sesuatu pada diri mereka, terutama pada anak gadisnya.
  • “Ya, Tuhan! Lindungilah kami,” doa Niining Kubaea.
Setiba di istana, keduanya pun langsung dihadapkan kepada sang Raja. Alangkah marahnya sang Raja karena kecantikan gadis itu memang ternyata melebihi kecantikan putrinya.
  • “Hulubalang! Cepat buat lubang dan tiang gantungan!” titah sang Raja, 
  • “Gadis ini benar-benar telah membuatku malu.”
Beberapa hulubalang istana segera menggali lubang serta menyiapkan tiang dan tali gantungan. Setelah prajurit itu menyelesaikan tugasnya, sang Raja kembali memerintahkan mereka.
  • “Hulubalang! Bawa anak gadis itu ke tiang gantungan!” titah sang Raja.
  • “Baik, Baginda,” kata hulubalang itu.
Saat para hulubalang hendak membawa gadis itu ke tiang gantungan, tiba-tiba Niining Kubaea jatuh pingsan. Meskipun demikian, sang Raja tidak perduli.
  • “Ah, mau pingsan atau mati sekalian, aku tidak perduli. Cepat ikat gadis itu ke tiang gantungan!” perintah sang Raja.
Melihat kejadian itu, putra Raja langsung mencegah ayahnya. Rupanya, pangeran itu merasa simpati kepada anak gadis Niining Kubaea.
  • “Tunggu, Ayah! Ananda mohon dengan sangat agar gadis itu jangan dihukum mati. Biarkanlah ia Ananda jadikan istri. Ananda mohon, jangan bunuh ia, Ayah!” pinta sang Pangeran.
Meskipun dicegah, sang Raja tetap akan menghukum gadis yang tidak bersalah itu untuk menutupi rasa malunya. Hulubalang pun segera melaksanakan tugasnya. Begitu ia memotong tali gantungan, maka anak Niining Kubaea itu pun terjatuh ke dalam lubang.
 
Melihat peristiwa tersebut, sang Pangeran dengan cepat ikut terjun ke dalam lubang. Untung ia dapat meraih tubuh gadis itu sebelum jatuh ke dasar lubang. Maka, selamatlah gadis itu dari ancaman maut. Namun, alangkah terkejutnya sang Pangeran saat memeluk erat tubuh gadis itu. Tiba-tiba ia melihat sebuah tanda di belakang kepala sang Gadis.
  • “Hai, bukankah tanda ini sama seperti tanda di kepala adik perempuanku yang dulu hilang sewaktu masih bayi?” gumam sang Pangeran, 
  • “Hmmm… jangan-jangan….?”
Sang Pangeran pun segera berteriak dari dalam lubang memanggil ayahnya.
  • “Ayah…, Ayah… !” teriaknya, 
  • “Cepat keluarkan kami dari lubang ini!”
Sang Raja pun bergegas menuju ke mulut lubang. Ia pun sangat mengkhawatirkan keadaan putranya yang ikut terjun ke dalam lubang itu.
  • “Apakah kamu tidak apa-apa, Putraku?” tanya sang Raja.
  • “Tidak, Ayah. Tolong cepat angkat kami dari lubang ini!” kata sang Pangeran.
Sang Raja pun segera memerintahkan para hulubalang istana untuk mengangkat mereka dari lubang tersebut. Begitu mereka terangkat, sang Pangeran berkata kepada ayahnya.
  • “Ayah, coba lihat tanda di kepala gadis ini!” seru sang Pangeran.
  • Alangkah terkejutnya sang Raja saat melihat tanda itu. Ia langsung teringat pada putrinya yang telah hilang beberapa tahun silam. Maka, ia pun segera memanggil Niining Kubaea untuk menanyakan asal usul gadis itu.
  • “Hai, Niining Kubaea. Apakah gadis ini anak kandungmu sendiri?” tanya sang Raja.
  • “Ampun, Baginda. Sebenarnya, gadis ini bukan anak kandung hamba,” jawab Niining Kubaea.
Niining Kubaea kemudian menceritakan perihal bagaimana ia mendapatkan gadis itu.
  • “Belasan tahun yang lalu, ada tiga orang awak kapal mendatangi gubuk hamba. Mereka menawarkan seorang bayi kepada hamba. Karena hamba tidak mempunyai anak, maka hamba pun membeli bayi itu,” ungkap Niining Kubaea.
Mendengar kisah itu, sang Raja menjadi terharu. Ia yakin bahwa sesungguhnya gadis itu adalah putrinya yang hilang diculik ketika masih bayi. Ia pun amat menyesal karena hampir menghilangkan nyawa putrinya sendiri. Tanpa berpikir panjang, ia langsung merangkul gadis itu.
  • “Maafkan Ayahanda, Putriku! Ayahanda benar-benar khilaf,” ucap sang Raja dengan haru.
  • “Sudahlah, Ayahanda! Ananda memaafkan kekhilafan Ayahanda,” kata gadis itu.
Suasana yang tadinya gaduh berubah menjadi hening. Perasaan haru pun menyelimuti hati seluruh keluarga istana, termasuk Niining Kubaea. Perempuan paruh baya itu pun tak kuasa menahan air matanya. Beberapa saat kemudian, sang Raja pun menghampiri Niining Kubaea untuk meminta maaf.
  • “Maafkan atas kelakuanku, Niining,”ucap sang Raja.
Tidak lupa pula sang Raja menyampaikan ucapan terima kasih kepada Niining yang telah merawat putrinya hingga tumbuh menjadi seorang gadis. Ia pun menjanjikan perempuan tua itu dengan hadiah yang besar.
  • “Karena engkau telah menyelamatkan putriku, apapun yang kau minta akan kukabulkan,” ujar sang Raja.
  • “Baiklah, Baginda. Hanya satu permintaan hamba,” jawab Niining Kubaea.
  • “Apa itu, Niining? Katakanlah!” desak sang Raja.
  • “Hamba ingin selalu bersama si Gadis. Dia sudah seperti anak kandung hamba,” kata Niining Kubaea.
  • “Baiklah, Niining. Permintaanmu kukabulkan. Engkau boleh tinggal di istana ini bersama keluarga istana,” ujar sang Raja.
Sejak itulah, Niining Kubaea tinggal di istana dan diangkat sebagai penasehat putra-putri raja. Sementara itu, seluruh keluarga istana amat gembira karena putri raja yang hilang telah kembali ke istana. Sebagai ungkapan rasa syukur, sang Raja pun mengadakan pesta yang sangat meriah.
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/11/niining-kubaea-ibu-yang-bijaksana.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline