NASI BORANAN LAMONGAN
Selain Soto, Tahu Campur, Wingko Babat, Tahu Tek, dan Pecel Lele, Lamongan juga memiliki makanan khas yang lain. Makan khas itu adalah nasi boranan. Nasi Boran atau Sego Boran, adalah makanan tradisional dan khas Lamongan, Jawa Timur. Kata Boran ini berasal dari tempat Nasi yang terbuat dari Anyaman Bambu yang digendong dengan selendang pada punggung.
Di era tahun 1980-an nasi Boranan adalah makanan tradisional masyarakat kelas bawah. Biasanya sang penjual menjajakan pada pagi hari di lorong-lorong jalan kecil di Kota Lamongan. Sebagian mangkal di beberapa tempat strategis seperti pasar dan rumah sakit. Harganya pun sangat murah.
Saat ini nasi boranan menjadi makanan Faforit sebagian masyarakat di segala strata, mulai dari kelas bawah sampai kelas atas. Bahkan dibayak acara resmi pemerintah Kabupaten Lamongan sering dihidangkan makanan khas ini.
Nasi Boran, terdiri dari nasi, bumbu, lauk, rempeyek sejenis krupuk bahan bakunya dari tepung beras yang dibumbui dan digoreng. Bumbu dari nasi boranan terdiri dari rempah-rempah yang sudah dihaluskan, serta lauk yang ditawarkan oleh penjual bervariasi, diantaranya daging ayam, jeroan, ikan bandeng, telur dadar, telur asin, tahu, tempe, ikan gabus atau yang sering disebut ikan kuthok oleh masyarakat Lamongan hingga ikan sili.
Uniknya sang koki nasi boranan tidak sembarang atau semua masyarakat Lamongan. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat meracik bumbu nasi boran, yaitu orang-orang dari Dusun Kaotan. Sehingga mayoritas pedagang nasi boran di Lamongan berasal dari Dusun Kaotan dan sebagian kecil berasal dari Dusun Sawu.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang