Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Museum DKI Jakarta Jakarta
Museum Wayang H. Budiardjo
- 2 Januari 2019

Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27. pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama “ de oude Hollandsche Kerk “ sampai tahun 1732 yang berfungsi sebagai tempat untuk peribadatan penduduk sipil dan tentara bangsa Belanda yang tinggal di Batavia

Pada tahun 1733 gereja tersebut mengalami perbaikan, dan namanya dirubah menjadi “ de nieuwe Hollandsche Kerk “ dan berdiri terus sampai tahun 1808. Di halaman gereja ini yang sekarang menjadi ruangan taman terbuka Museum Wayang, di dalamnya terdapat taman kecil dengan prasasti-prasastinya yang berjumlah 9 ( sembilan ) buah yang menampilkan nama-nama pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman gereja tersebut.

Diantara prasasti tersebut tertulis nama Jan Pieterszoon Coen, seorang Gubernur Jenderal yang berhasil menguasai kota Jayakarta pada tanggal 30 Mei 1619 setelah kekuasaan P. Jayakarta lumpuh akibat pertentangan dengan Kraton Banten, Dalam tahun 1621 Heeren XVII memerintahkan Coen untuk memakai nama Batavia untuk kota Pelabuhan Jayakarta. Kota Batavia yang dibangun oleh Coen diatas puing reruntuhan Jayakarta dengan membuat suatu kota tiruan sesuai dengan kota-kota di negeri Belanda.

 

Sebagai akibat terjadinya gempa, bangunan Gereja Belanda Baru itu telah rusak. Selanjutnya lokasi bekas Gereja tersebut dibangunlah gedung yang nampak sebagaimana sekarang ini dengan fungsinya sebagi gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co. Bagian muka museum ini dibangun pada tahun 1912 dengan gaya Noe Reinaissance, dan pada tahun 1938 seluruh bagian gedung ini dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda pada zaman Kompeni.

Sesuai besluit pemerintah Hindia Belanda tertanggal 14 Agustus 1936 telah ditetapkan gedung beserta tanahnya menjadi monumen. Selanjutnya dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen ( BG ) yaitu lembaga independent yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian.

Pada tahun 1937 oleh lembaga tersebut gedung diserahkan kepada Stichting oud Batavia dan kemudian dijadikan museum dengan nama “ de oude Bataviasche Museum “ atau museum Batavia Lama “ yang pembukaannya dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir, Jonkheer Meester Aldius Warmoldu Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer (22 Desember 1939)

Sejak pendudukan Jepang dan revolusi kemerdekaan R.I. gedung museum ini tidak terawat. Pada tahun 1957 diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia ( LKI ) dan sejak itu nama museum diganti menjadi Museum Jakarta Lama

Pada tanggal 1 Agustus 1960 namanya disingkat menjadi Museum Jakarta. Pada tanggal 17 September 1962 oleh LKI diserahkan kepada pemerintah R.I. cq Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan pada akhirnya pada tanggal 23 Juni 1968 oleh Dirjen Kebudayaan Dep. Pendidikan dan Kebudayaan gedung museum diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan di gedung ini pula Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta berkantor

Sejak kepindahan Museum Jakarta (sekarang Museum Sejarah Jakarta) ke gedung bekas KODIM 0503 Jakarta Barat yang dahulunya disebut gedung Stadhuis / Balaikota, maka bekas gedung Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta kemudian dijadikan Museum Wayang. Gagasan didirikannya Museum Wayang adalah ketika Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin ketika menghadiri Pekan Wayang II tahun 1974. Dengan dukungan panitia acara tersebut, Gubernur DKI Jakarta dengan para pecinta wayang, Pemerintah DKI Jakarta menunjuk gedung yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 sebagai Museum Wayang.

Sebagai pendamping Museum Wayang didirikan Yayasan Nawangi dengan H. Budiardjo sebagai Ketua Umum. Selanjutnya Yayasan menunjuk Ir. Haryono Haryo Guritno sebagai pimpinan proyek pendirian Museum Wayang. Sesudah penataan koleksi wayang selesai maka pada tanggal 13 Agustus 1975 diresmikan pembukaan Museum Wayang oleh Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin. Museum Wayang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Permuseuman di bidang pewayangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 134 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (BAB VIII, Pasal 33, 1).

B.Berikut dokumentasi ketika mengunjungi musium wayang kota jakarta.

1. Wayang Golek Pakuan

475614_599644713394928_1643608525_o

Bahan Dasar : Kayu.

Wayang ini diawali oleh dalang Parta Suwanda dari Bandung pada tahun 1960 menciptakan ”Wayang Golek Modern” Perubahan teknik pementasan dengan pemakaian effek tata cahaya dan bunyi suara untuk adegan-adegan yang memikat perhatian penonton. Dalam Pembukaan Seminar Perdalangan Jawa Barat I, tanggal 26 s.d 29.Pebruari.1964 di Bandung telah diwujudkan bentuk ”Wayang Golek Baru” yang disesuaikan dengan perkembangan Jaman. Pada saat itu pula R.A. Darya mengajukan naskah ceritera ” Sulanjana” dan dipentaskan untuk mencari bentuk baru pemanggungan wayang di Jawa Barat. Atas keputusan para Pengurus Yayasan Pedalangan Jawa Barat pergelaran wayang baru mendapatkan sebutan ” Wayang Pakuan ”. Wayang Pakuan dipentaskan pertama kali oleh dalang Elan Surawisastra pada bulan Nopember 1964 di Bandung. Wayang Golek Pakuan mementaskan ceritera-ceritera Babat Pajajaran, Penyebaran agama Islam di Jawa Barat, dan ceritera datangnya Bangsa Asing di Indonesia.

2. Boneka Guignol Peramcis

Boneka Gugnol Perancis

Boneka Guignol Perancis

Bahan : kayu

Penjelasan :

Mulai didirikan sejak tahun 1950, Museum ini adalah satu-satunya musium di Perancis yang bertemakan boneka puppet.

Koleksi wayang yang ini di dapat dari sumbangan himpunan warga prancis yang ada di luar negeri yang berada di Jakarta dengan ketua M. Georges Robert yang juga menjabat sebagai kepla skolah di international school di jakarta, boneka ini menjadi koleksi musium pada tahun 1985.

3. Si Pitung

Boneka Si Pitung

Boneka Si Pitung

Bahan : kayu

Penjelasan :

inilah boneka si pitung tokoh yang kita kenal, ialah sosok pendekar yang begitu sangat keras berjuang pada masa itu yaitu pada saat melawan ketidakadilan melawan segala pertentangan belanda. kisah ini yakni nyata dan diyakini oleh para tokoh masyarakat. Si Pitung (pendekar silat betawi aseli) adalah seorang pemuda jagoan yang soleh dari Rawa Belong, kebayoran. Pitung merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, pasangan suami-istri Piun dan Pinah. sejak kecil belajar mengaji di langgar (mushala) di kampung Rawa Belong. Selain belajar agama, dengan gurunya yang bernama H Naipin, Pitung seperti warga Betawi lainnya, juga belajar ilmu silat dengan H Naipin. Masa mudanya, dihabiskan dengan mempelajari ilmu silat dengan pengawasan gurunya di Rawabelong. Selama mempelajari silat, Pitung juga memperoleh ilmu kekebalan dan memiliki kesaktian luar biasa dahsyat. Si Pitung selalu membela rakyat kecil dari penindasan dan penjajahan kompeni. Bagi VOC , Pitung merupakan potensi ancaman terbesar bagi kelangsungan usaha mereka di Batavia saat itu.

4. Si Jampang

Si Jampang

Si Jampang

Bahan dasar : kayu

Penjelasan :

Julukan : ini adalah tokoh si jampang, biasa dikenal dari betawi atau disebut si jampang betawi (Si jampang jogo betawi)

Asal    : Betawi

Ciri-ciri fisik : tubuhnya besar dan gagah, kumis melintang, berbaju hitam dengan bagian dada terbuka, kain sarung melilit di pinggangnya.

5.Boneka Rusia

Boneka Rusia

Boneka Rusia

Bahan : kayu

Penjelasan :

Dibuat oleh raden bagelen pada tahun 1971. Punch and Judy adalah wayang boneka terkenal yang berasal dari negeri Inggris. Punch adalah kependekan dari kata Punchinello berasal dari bahasa Italia, Pulcinella. Wayang boneka ini masuk ke Inggris dibawa oleh seorang dalang pengembara dari Italia pada tahun 1662.

6.Boneka Punch Judy Dari Inggris

Wayang Boneka Punch Judy Dari Inggris

Wayang Boneka Punch Judy Dari Inggris

ini adalah sosok wayang boneka punch judy dari inggris, dibuat oleh Raden Bagelan pada tahun 1971. Boneka Punch Judy yang sangat terkenal di negara asalnya, Inggris. Punch adalah kependekan dari kata Punchinello berasal dari bahasa Italia, Pulcinella. Dikisahkan, Wayang boneka ini masuk ke Inggris dibawa oleh seorang dalang pengembara dari Italia pada tahun 1662. Punch sendiri bertabiat kasar, senang bertikai dengan ciri-ciri hidung dan punggung yang bengkok. Istri Punch bernama Judy.

7. Seperangkat Alat Musik Tradisional Dari Jawa

Seperangkat Alat Musik Dari Jawa

Seperangkat Alat Musik Dari Jawa

Penjelasan :

Gamelan tersendiri mempunyai sejarah panjang. Sejak masa Kerajaan Jawa kuno, orang Jawa sudah mengenal gamelan dan sepanjang sejarahnya masih tetap digemari masyarakat Jawa. Gamelan sebagai alat untuk menghasilkan lagu dan gending mempunyai nilai adi luhung dan sepanjang sejarahnya dipakai untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan adat dan kebudayaan Jawa, antara lain :

  1. Digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang kulit purwa, wayang gedhog, wayang thengul,   wayang wahyu, wayang wong, kethoprak, dan sebagainya.
  2. Untuk mengiringi tarian, misalnya langen-ndriyan, badhaya, srimpi, wireng, dan sebagainya.
  3. Untuk pahargyan, misalnya manton, khitanan, syukuran, dan sebagainya.
  4. Untuk pakurmatan, misalnya sekaten, garebeg, dan sebagainya.
  5. Untuk mengiringi upacara keagamaan dan keprajan.

8. Boneka Polandia

Boneka Polandia

Boneka Polandia

Penjelasan :

Boneka ini berbaju berpolos-polos ia didatangkan dari daerah lowicz

9.Wayang Golek Sunda

Wayang Golek Sunda

Wayang Golek Sunda

Bahan Dasar : Kayu.

Wayang Golek Purwa Sunda baru dikenal di Priangan pada awal abad ke XIX dengan dibukanya Jalan Raya Daendels yang membuka isolasi daerah Priangan yang bergunung-gunung dengan daerah pantai Jawa-Barat. Jalan Raya Daendels menghubungkan kota Batavia (Jakarta) dengan Bogor-Sukabumi-Cianjur dan Bandung, selain juga kota Cirebon-Majalengka-Sumedang dan Bandung. Kesultanan Cirebon dengan Kraton Kasepuhan dan Kanoman, banyak pengaruhnya dalam pengembangan kebudayaan di Priangan dengan adanya hubungan jalan raya Daendels tersebut.

Kota Bandung yang dikenal kemudian menjadi pusat pemerintahan Propinsi Jawa Barat, menjadi salah satu pusat seni budaya Sunda, khususnya dibawah pimpinan para bupati keluarga Wiranata Kusumah yang terkenal. Menurut tokoh pedalangan Sunda yang buku karangannya menjadi buku Babon para dalang di Pasundan, yaitu Mas Adung Salmun, menyatakan bahwa penciptaan Wayang Golek Purwa Sunda diprakarsai oleh Bupati Bandung, Wiranatakusumah ke IV pada tahun 1940 dengan juru ukir wayang. golek bernama Darman berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Koleksi Museum Wayang karya Bpk. Prawiradilaga.

10. Boneka Bangkok

Boneka Bangkok

Boneka Bangkok

Penjelasan :

Boneka Bangkok Ini sumbangan dari Ki Pamungkas seorang dalang muda ia lulusan dari institut seni indonesia jogjakarta yang bisa berbahasa inggris dengan baik. ketika pergi mendalang ke bangkok ia mendapat boneka (pangeran)  dan disumbangkan ke musium wayang untuk menambah koleksi musium wayang pada tahun 2000, boneka ini diperkirakan dibuat pada tahun 1980;

Adapun Dokumentasi – Dokumentasi Lainnya :

Prasasti yang terdapat di musium wayang

Prasasti

Prasasti

Sepeda tua yang menggambarkan suasana bahwa tempat tersebut bersejarah

Sepeda Kota Bersejarah

Sepeda Kota Bersejarah

 457178_599647000061366_507683784_o

622391_599646736728059_967061408_o

selain boneka rusia, dan lainnya Koleksi Musium Wayang juga berupa wayang dari berbagai daerah di tanah air, diantaranya adalah boneka Sigale-gale dari Sumatera Utara, yang dimainkan dalam upacara kematian bagi seseorang yang meninggal dalam usia muda, dan Gundala-gundala yang juga berasal dari daerah Sumatera Utara yang dimainkan dalam upacara untuk mendatangkan hujan.

Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27. pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama “ de oude Hollandsche Kerk “ sampai tahun 1732 yang berfungsi sebagai tempat untuk peribadatan penduduk sipil dan tentara bangsa Belanda yang tinggal di Batavia

Pada tahun 1733 gereja tersebut mengalami perbaikan, dan namanya dirubah menjadi “ de nieuwe Hollandsche Kerk “ dan berdiri terus sampai tahun 1808. Di halaman gereja ini yang sekarang menjadi ruangan taman terbuka Museum Wayang, di dalamnya terdapat taman kecil dengan prasasti-prasastinya yang berjumlah 9 ( sembilan ) buah yang menampilkan nama-nama pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman gereja tersebut.

Diantara prasasti tersebut tertulis nama Jan Pieterszoon Coen, seorang Gubernur Jenderal yang berhasil menguasai kota Jayakarta pada tanggal 30 Mei 1619 setelah kekuasaan P. Jayakarta lumpuh akibat pertentangan dengan Kraton Banten, Dalam tahun 1621 Heeren XVII memerintahkan Coen untuk memakai nama Batavia untuk kota Pelabuhan Jayakarta. Kota Batavia yang dibangun oleh Coen diatas puing reruntuhan Jayakarta dengan membuat suatu kota tiruan sesuai dengan kota-kota di negeri Belanda.

 
 
 

Sebagai akibat terjadinya gempa, bangunan Gereja Belanda Baru itu telah rusak. Selanjutnya lokasi bekas Gereja tersebut dibangunlah gedung yang nampak sebagaimana sekarang ini dengan fungsinya sebagi gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co. Bagian muka museum ini dibangun pada tahun 1912 dengan gaya Noe Reinaissance, dan pada tahun 1938 seluruh bagian gedung ini dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda pada zaman Kompeni.

Sesuai besluit pemerintah Hindia Belanda tertanggal 14 Agustus 1936 telah ditetapkan gedung beserta tanahnya menjadi monumen. Selanjutnya dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen ( BG ) yaitu lembaga independent yang didirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian.

Pada tahun 1937 oleh lembaga tersebut gedung diserahkan kepada Stichting oud Batavia dan kemudian dijadikan museum dengan nama “ de oude Bataviasche Museum “ atau museum Batavia Lama “ yang pembukaannya dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir, Jonkheer Meester Aldius Warmoldu Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer (22 Desember 1939)

 
 
 

Sejak pendudukan Jepang dan revolusi kemerdekaan R.I. gedung museum ini tidak terawat. Pada tahun 1957 diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia ( LKI ) dan sejak itu nama museum diganti menjadi Museum Jakarta Lama

Pada tanggal 1 Agustus 1960 namanya disingkat menjadi Museum Jakarta. Pada tanggal 17 September 1962 oleh LKI diserahkan kepada pemerintah R.I. cq Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan pada akhirnya pada tanggal 23 Juni 1968 oleh Dirjen Kebudayaan Dep. Pendidikan dan Kebudayaan gedung museum diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan di gedung ini pula Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta berkantor

Sejak kepindahan Museum Jakarta (sekarang Museum Sejarah Jakarta) ke gedung bekas KODIM 0503 Jakarta Barat yang dahulunya disebut gedung Stadhuis / Balaikota, maka bekas gedung Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta kemudian dijadikan Museum Wayang. Gagasan didirikannya Museum Wayang adalah ketika Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin ketika menghadiri Pekan Wayang II tahun 1974. Dengan dukungan panitia acara tersebut, Gubernur DKI Jakarta dengan para pecinta wayang, Pemerintah DKI Jakarta menunjuk gedung yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 sebagai Museum Wayang.

Sebagai pendamping Museum Wayang didirikan Yayasan Nawangi dengan H. Budiardjo sebagai Ketua Umum. Selanjutnya Yayasan menunjuk Ir. Haryono Haryo Guritno sebagai pimpinan proyek pendirian Museum Wayang. Sesudah penataan koleksi wayang selesai maka pada tanggal 13 Agustus 1975 diresmikan pembukaan Museum Wayang oleh Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin. Museum Wayang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Permuseuman di bidang pewayangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 134 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Propinsi Daerah Khus

 

sumber :https://rumahscience.wordpress.com/2012/12/31/kunjungan-musium-wayang-jakarta/

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya