|
|
|
|
![]() |
Museum Wallacea Tanggal 02 Jan 2019 oleh Roro . |
Museum Wallacea terletak di Jalan Mayjen S. Parman, Kelurahan Kemaraya, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi museum ini di lantai empat lingkungan Universitas Haluoleo Program Pascasarjana atau yang dikenal dengan Kampus Abdullah Silondae.
Seperti yang tertulis di dinding dalam museum, disebutkan bahwa inisiator lahirnya Museum Wallacea Universitas Haluuleo (Unhalu) adalah Prof. DR. Ir. Usman Rianse, MS sejak tahun 2009. Beliau adalah seorang Rektor Unhalu yang ingin mengimplementasikan Ilmu Ekonomi Lingkungan dengan Prinsip Hubungan dan Keberlanjutan Antar Generasi atau yang dikenal dengan istilah “Save Our Earth”.
Gagasan ini akhirnya diwujudkan bersama seluruh pusat studi yang ada di Unhalu yang diharapkan dapat menjadi basis peningkatan ilmu pengetahuan tentang keanekaragaman hayati dan budaya, khususnya di lingkungan Unhalu. Selain melestarikan keanekaragaman kebudayaan Sulawesi, Museum Wallacea juga menjadi tempat diabadikannya jurnal-jurnal ilmiah dan merupakan tempat dilestarikannya keanekaragaman organisme air, darat, dan mikroorganisme di sekitar kawasan Sulawesi sampai kepulauan Raja Ampat, Papua. Sehingga, museum ini sesungguhnya hanya akan menyimpan keanekaragaman hayati dan budaya dari wilayah yang dikelilingi garis imajiner yang disebut garis Wallacea.
Garis tersebut dinamakan Wallacea untuk menghormati Alfred Russel Wallace, yang menyadari perbedaan yang jelas pada saat berkunjung ke Hindia Timur pada abad ke-19. Garis ini melalui Kepulauan Melayu, antara Kalimantan dan Sulawesi, dan antara Bali (di barat) dan Lombok (di timur). Daerah yang termasuk dalam kawasan Wallacea mulai dari Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kepulauan Maluku sampai Kepulauan Raja Ampat.
Ruangan museum tersebut terdiri dari sebuah beranda dan lima buah ruang yang masing-masing ruang menyimpan jenis koleksi yang berbeda. Koleksi yang disimpan di museum ini dikelompokkan menjadi koleksi keanekaragaman hayati perairan, keanekaragaman hayati daratan, keanekaragaman hayati mikroorganisme, dan keanekaragaman budaya kawasan Wallacea.
sumber :https://situsbudaya.id/sejarah-museum-wallacea-sulawesi-tenggara/
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |