|
|
|
|
Museum Surabaya Tanggal 02 Jan 2019 oleh Roro . |
Lokasi Museum Surabaya berada di Lantai Dasar Gedung SIOLA, sebuah gedung cagar budaya, yang berada di pojok jalan antara Jalan Genteng Kali (gedung bagian samping) dengan Jalan Tunjungan (gedung bagian depan), dan hanya berjarak beberapa ratus meter dari gedung bersejarah lainnya: Hotel Majapahit.
Hotel Majapahit adalah hotel yang di zaman penjajahan Belanda bernama Oranje Hotel, dan di zaman pendudukan Jepang bernama Hotel Yamato.
Hotel ini menjadi hotel bersejarah, ketika pada 20 September 1945 massa rakyat, arek-arek Suroboyo,mendatangi hotel tersebut untuk melakukan protes kepada opsir-opsir sekutu dan Belanda dari AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) yang menempati hotel tersebut dengan mengibar bendera Belanda: Merah-Putih-Biru.
Massa rakyat menuntut bendera Belanda itu segera diturunkan, diganti dengan bendera Merah-Putih, karena Indonesia sudah merdeka, dan di seluruh Surabaya sedang berkibar Merah-Putih.
Karena tuntutan tak dipenuhi, terjadilah kericuhan, yang menewaskan seorang opsir Belanda dan seorang pejuang, massa rakyat pun menerobos masuk hotel, beberapa orang di antaranya lalu naik ke atap hotel, menurunkan bendera Belanda, menyobek warna birunya, lalu mengibarkannya kembali sebagai bendera Merah-Putih.
Museum Surabaya
Sebelumnya, Bu Risma sudah cukup lama ingin Surabaya punya sebuah museum sendiri yang mengoleksi benda-benda bersejarah bagi kota Surabaya. Tetapi gagasannya itu terpaksa dipendam sementara karena biaya untuk membangun sebuah gedung baru untuk museum itu diperkirakan minimal menelan anggaran sebesar 40 miliar rupiah. Bu Risma berpikir, daripada menghabiskan anggaran sebesar itu “hanya” untuk untuk sebuah museum, lebih baik anggaran itu digunakan untuk membangun infrastruktur di kota Surabaya.
Sampai suatu ketika ada celetukan dari seorang staf kepada Bu Risma, yang dialupa siapa, mengusulkan kepadanya untuk membuka museum Surabaya di eks-gedung SIOLA yang sedang mangkrak itu. Itu suatu ide yang sangat bagus, pikir Bu Risma, tanpa perlu keluar biaya besar, gedung sudah tersedia, Museum Surabaya sudah bisa diwujudkan.
Namun kalau hanya membuka Museum Surabaya di sana, tentu Gedung SIOLA yang terdiri dari 3 lantai itu terlalu besar, maka muncullah ide Bu Risma untuk memindahkan sebagian kantor Pemkot Surabaya ke sana, khususnya untuk pelayananan terhadap masyarakat.
Maka dibukalah Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Pusat di sana yang terdiri dari 11 SKPD, di antaranya: Dinas kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Tanah dan Bangunan, Badan Lingkungan Hidup, Bakesbangpol Linmas, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Dinas Tenaga Kerja.
Setelah gedung eks-SIOLA itu selesai direnovasi, dan siap digunakan, saat dilakukan bersih-bersih di lantai dasar, tempat di mana museum akan dibuka, Bu Risma dengan penuh semangat ikut terjun bersama anak buahnya mengerjakannya. Tanpa risih sedkitpun Bu Risma pun ikut membantu mengelap lantai tersebut.
sumber : https://www.kompasiana.com/danielht/580258ae587b61855d963b41/museum-surabaya-yang-menempati-gedung-bersejarah?page=all
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |