Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Museum DKI Jakarta Jakarta
Museum Seni Rupa dan Keramik
- 29 Desember 2018

Sumber : Dokumentasi Masyaraka Jakarta

Berbicara tentang Jalan-jalan, maka yang biasanya ada dipikiran sebagian besar orang adalah pusat perbelanjaan atau yang biasa disebut mall. Padahal jalan-jalan tidak hanya di mall, banyak sekali alternatif lain untuk menjadi tempat jalan-jalan. Seperti taman kota, perpustakaan, bahkan museum pun bisa dijadikan alternatif sebagai tempat jalan-jalan. Jangan salah, museum sekarang tidak sesuram dulu. Kini, museum ditata lebih menarik, lebih terang dan museum juga menyediakan fasilitas-fasilitas yang lumayan. Contohnya saja Museum Nasional, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bank Indonesia dan lain-lain.
            Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di kawasan Kota Tua Jakarta yang dapat ditempuh dengan Commuter Line  turun di stasiun Kota atau dengan Trans Jakarta turun di halte Kota. Jarak dari stasiun dan halte terbilang dekat, dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 10 – 15 menit. Disekitar museum juga terdapat begitu banyak fasilitas umum, seperti banyaknya para pedagang minuman, makanan serta aksesoris walaupun kios mereka tidak diatur secara rapi. Setidaknya, para pedagang disekitar museum mengetahui tentang peraturan yang diterapkan disekitar daerah. Sepertinya halnya mereka tidak dengan sembarangan membuang sampah.
Di Kota Tua Jakarta, selain Museum Seni Rupa dan Keramik, ada pula Museum Bank Indonesia, Museum Mandiri, Museum Wayang, hingga Museum fatahillah. Harga tiket masuk dari museum-museum ini terbilang cukup murah atau bahkan sangat murah, sekitar Rp. 2000 untuk anak-anak,  Rp. 3000 untuk pelajar dan sekitar Rp. 5000 untuk umum, bahkan museum mandiri gratis dimasuki. Intinya, harga tiket masuk ke museum tidak sampai Rp. 10.000. Harga yang dibayarkan tidak sebanding dengan apa yang ditampilkan di Museum. Harga ini terlalu murah untuk melihat koleksi-koleksi museum yang terbilang beraneka ragam, langka dan bagus.
            Jam buka Museum Seni Rupa dan Keramik hampir sama dengan museum-museum disekitarnya yaitu, hari selasa sampai minggu, dari Pk. 09.00 – 15.00 WIB. Untuk hari libur atau tutup museum yaitu pada hari senin dan hari raya museum.  Untuk pengadaan acara di museum ditentukan oleh museum sendiri. Jadi, untuk instansi atau lembaga dapat mengadakan acara di museum, selama acara itu relevan dan tidak mengganggu kegiatan museum.
Berbicara tentang sejarah Museum Seni Rupa dan Keramik, awalnya Museum tersebut bernama Raad van Justitie Binnen Het Casteel Batavia atau kantor pengadilan Belanda pada tanggal 12 januari 1870 dibangun oleh Gubernur Jendaral Jan Piter Miyer dan arsitek gedung bangunan ini adalah Hoofd Ingenier atau Insinyur Kepala Jhe W.H.F.H Van Raders. Lalu pada masa revolusi fisik sampai masa pemeritahan jepang, bangunan ini dijadikan sebagai asrama militer. Lalu pada awal kemerdekaan Indonesia, bangunan ini dijadikan sebagai gudang logistik oleh TNI. sekitar tahun 1970 -1973 digunakan sebagai kantor Walikota Jakarta Barat, tahun selanjutnya digunakan sebagai Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Pada tanggal 20 Agustus 1976, bangunan ini diresmikan sebagai Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto atas gagasan Wakil Presiden Adam Malik. Saat 10 Juni 1977 bagian sayap gedung diresmikan sebagai Museum Keramik oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Akhirnya pada tahun 1990 Balai Seni Rupa digabung dengan Museum Keramik menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik hingga saat ini.
Arsitektur bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik merefleksikan bangunan gaya Yunani dan Romawi kuno dengan warna putihnya yang khas. Biasanya bentuk bangunan ini, dibangun pada zaman Napoleon. Gaya bangunan seperti ini lebih dikenal dengan gaya Neo-Classic dan ini yang menyebabkan  museum ini berbeda dari museum  yang ada disekitarnya. Ciri khas gaya arsitektur ini pada umumnya pada bagian atas depan berbentuk segi tiga atau menggambarkan Crown atau Mahkota Raja. Terdapat beberapa tiang-tiang besar yang menopang bangunan depan Museum. (Lihat gambar .1 )
Museum Seni Rupa dan Keramik mempunya beragam koleksi. Dimulai dari ruangan yang paling depan, pengunjung disuguhi sebuah ruangan yang terdapat informasi sejarah tentang museum ini, tentang sejarah seni lukis dan apa saja material yang diperlukan untuk melukis, dan pada ruangan in terdapat display yang berisi perlatan melukis dan juga informasi ini dalam bentuk visual dan audio. Disediakan monitor yang berisi tentang sejarang Museum dan Seni Lukis.
Diruang kedua hampir sama dengan ruang pertama. Bedanya hanya pada display tentang keramik. Di satu display hanya ada satu keramik yang berasal dari majapahit. Ruangan ketiga yang lebih luas menampilkan beberapa lukisan, beberapa display yang masih berisi tentang keramik dari Majapahit dan juga informasi tentang seni lukis. Pada ruangan ini juga terdapat beberapa tempat duduk yang disediakan untuk pengunjung, juga beberapa monitor yang sepertinya disediakan sebagai sumber informasi bagi pengunjung. Sayang, ketika tiba disini, monitor ini dalam keadaan mati. Pada ruangan ini disediakan 2 alternatif, yang pertama menaiki tangga dan akan tiba diruang pameran lukisan atau menuju pinntu disebelah kanan dan akan menemukan beberapa ruangan yang memamerkan macam-macam keramik dari era Pra-sejarah hingga masa kini, dan juga pameran lukisan berdasarkan zamannya.
Pada lantai kedua, terdapat ruangan yang luas yang berisi pameran lukisan. Lukisan-lukisan ini merupakan koleksi dari Persagi yaitu Persatuan Ahli Gambar Indonesia. Terdapat juga keterangan dan riwayat para pelukis yang lukisannya dipamerkan. Lukisan yang berada pada ruangan tersebut cukup variatif. Pada saat masuk, pengunjung disuguhkan lukisan yang besarnya sekitar 2x1 meter dan lukisannya yang indah, tetapi sayang pencahayaannya agak kurang terang. Lukisan yang berada di ruangan ini mempunyai beragam tema, dari tema hindu-buddha atau klasik, tentang potret wajah gubernur Belanda yang pernah menjabat di Indonesia saat masa kolonial, tentang masa islam, hingga masa kemerdekaan yang ditunjukkan lewat lukisan ketika Bung Karno sedang berbicara di depan umum dengan kata-katanya yang seperti menyihir bangsa Indonesia untuk terus berjuang yaitu “ Merdeka atau Mati”. Pada ruangan ini juga disuguhkan beberapa display kecil yang berisi keramik yang berasal dari kerajaan Majapahit.
Kembali ke lantai 1, dan menuju ruangan selanjutnya. Pengunjung disuguhi dengan beragam lukisan yang lebih tertata sesuai dengan era lukisan tersebut berasal dan juga tentang lukisan yang mengisahkan tentang era pemerintahan Jepang. Lukisannya mengisahkan tentang romusha dan ada juga tentang kapal angkut. Dan juga disetiap sudutnya terdapat keramik yang masih berasal dari Majapahit.
Pada ruangan ini hanya terpisah oleh sekat berwarna hijau yang menandakan perubahan era. Selanjutnya terdapat era sanggar yang menampilkan beberapa karya dari lukisan Affandi yang terkenal dengan potretnya. Era berganti dengan era Lekira yaitu tentang Ideologi Politik yang menyuguhi lukisan-lukisan yang lumayan provokatif. Pada era selanjutnya yaitu era akademi seni rupa, lalu berlanjut pada era orde baru dan pameran lukisan berakhir di era seni rupa baru. Lukisan yang menandakan era seni rupa baru adalah lukisan perempuan yang menampilkan seorang wanita yang setengah telanjang dan memakai kain bercorak garis-garis dengan warna putih dan biru yang menutupi dari pinggang sampai ke mata kaki, wajahnya terlihat sendu..
Pada ruangan ini tidak hanya terdapat lukisan tetapi juga pameran keramik yang hampir semuanya berasal dari Majapahit. Ada yang berupa hanya potongan-potongan dan ada juga yang utuh.  Selain keramik terdapat juga kendi, Vas bunga, Pelipih yang berfungsi sebagai benda-benda upacara.
Keluar dari ruangan tersebut, pengunjung langsung dapat memasuki ruangan selanjutnya yang berisi koleksi keramik. Sayang, pada saat kesana, bangunan yang berisi koleksi keramik ini sedang diperbaiki sehingga ruangan ini tidak ada pencahayaan. Tetapi, pengunjung masih diperbolehkan masuk, walaupun harus bergelap-gelapan. Ruangan ini emmiliki koleksi keramik yang lumayan banyak, selain keramik terdapat juga beberapa figur dari binatang. Seperti, figur binatang babi yang paling banyak ditemukan di ruangan ini. Selain koleksi, pada ruangan ini juga dijelaskan dari era mana koleksi ini berasal. Penjelasan yang lumayan panjang dan disertai dengan ebberapa gambar tentang daerah tersebut.
Puas dengan ruangan tersebut, maka tinggal ruangan yang berisi koleksi keramik yang berasal dari zaman Pra-sejarah hingga saat ini. Sayang, ketika akan meuju ruangan tersebut, ruangannya dikunci sehingga tidak dapat masuk dan melihat-lihat koleksinya. Tetapi, pada saat akan keluar, pengunjung melewati ruangan yang berisi koleksi beberapa keramik. Dalam satu display terdapat 2 atau tiga keramik yang ukurannya lumayan besar. Keramik ini ada yang berasal dari Jakarta, Bandung, Maluku, Manado, Dinoyo atau Malang, Plered, dan Singkawang.
 Setelah melihat semua koleksi, ternyata hampir semua permasalahannya adalah sama. Yaitu keterangan yang diberikan tentang benda itu sendiri hanya sedikit. Contohnya tentang keramik. Pada keramik hanya diberi keterangan Majapahit atau daerah asal. ( Lihat gambar 3). Selain itu juga, pencahayaan yang agak redup, sehingga pengunjung kurang dapat melihat detail-detail yang ada pada koleksi pameran di museum ini.
Untuk koleksi yang berada pada lantai 2, tidak dapat terjangkau oleh pengujung yang mempunya disabilitas. Disebabkan hanya ada tangga yang lumayan tinggi dan bentuknya yang melingkar dan tidak ada tangga untuk pengunjung yang mempunyai disabilitas. Untuk museum ini sendiri hanya sedikit orang yang berminat berkunjung ke museum ini. Saat disini, saya hanya melihat beberapa orang, mungkin hanya sekitar 10 orang saja. Padahal, koleksi museum ini sangat beragam, apalagi dilihat dari bentuk luar bangunan museum yang tidak tampak seperti museum lainnya. Selain itu juga, museum ini juga sering mengadakan workshop, kerjasama pameran dengan museum lain, bahkan di museum ini terdapat perpustakaan yang dapat diakses oleh umum. Bisa dikatakan museum ini sudah modern dan akan meuju post-modern, jika saja museum mulai menyadari peran museum bagi masyarakat.

Harapan selanjutnya untuk museum sendiri, semoga museum menyadari peran penting yang hanya ada pada museum, meningkatkan fasilitas museum dan juga promosi tentang museum. Bahwa museum dapat menjadi sarana alternatif liburan bagi orang-orang. Selain menyenangkan, pengunjung juga mendapatkan informasi yang mendidik

Sumber : https://arkeolitik.blogspot.com/2016/03/museum-seni-rupa-dan-keramik.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gua Jepang Kaliurang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Goa Jepang yang berada di kawasan wisata Kaliurang ini merupakan salah satu goa buatan peninggalan pada masa penjajahan Jepang. Goa yang dibangun pada tahun 1942-1945 ini merupakan tempat perlindungan tentara Jepang dari para tentara sekutu pada masa itu. Goa Jepang di Kaliurang ini memang memiliki fungsi yang berbeda dengan Goa Jepang di daerah Berbah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata dan bom. Goa yang terletak di Bukit Plawangan ini memiliki 25 goa buatan yang satu sama lain memiliki ruang penghubung masing-masing. Sebelum menuju goa ini, dari pintu masuk Nirmolo, pengunjung harus berjalan melalui jalan setapak terlebih dahulu kurang lebih 45 menit. Setelah sampai di area Goa Jepang, pengunjung akan dipandu oleh pemandu wisata yang akan dengan senang hati menjelaskan sejarah dan cerita mengenai goa jepang ini. Dengan dijelaskannya sejarah mengenai seluk beluk goa jepang, para pengunjung pun selain menikmati wisata sejarah, diharapkan juga mendapat pengetahuan leb...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Lokasi Pusat Universitas Gadjah Mada memiliki bangunan cagar budaya Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada yang merupakan cikal bakal sarana pendidikan pertama dalam bentuk kompleks bangunan yang dirancang secara khusus dengan pola tata ruang simetris. Lokasi ini merupakan tempat kegiatan pembeIajaran/pendidikan tinggi pertama kali di Indonesia yang dibangun setelah kemerdekaan pada tahun 1951, lokasi ini juga merupakan bukti sejarah perhatian pemerintah Republik lndonesia pada peletakan batu pertama universitas oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno. Lokasi pusat Universitas Gadjah Mada memiliki struktur dan pola ruang yang memiliki kemiripan dengan konsep ruang arsitektur Jawa Kraton Kasultanan Yogyakarta. Salah satu cirinya adalah orientasi arah dan Ietak bangunan pada garis poros imajiner dengan dua arah ke Utara dan Selatan meskipun mengalami perubahan dari rencana semula. Awalnya. konsep pintu masuk utama dari arah utara melalui gerbang di tengah Arboretum, menuju Balairung...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Museum Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia Mandala Bhakti Wanitatama
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia Mandala Bhakti Wanitatama merupakan kompleks dengan beberapa bangunan, yaitu Balai Srikandi, Balai Utari, Wisma Sembodro Lama, Wisma Sembodro Baru, Wisma Arimbi, Balai Shinta, Balai Kunthi, TK Karya Rini, dan SMK Karya Rini. Semua bangunan dikelola oleh Yayasan Hari Ibu Kowani. Dari beberapa bangunan tersebut ada dua bangunan yang mempunyai nilai penting bagi Yayasan Hari Ibu Kowani, yaitu Balai Srikandi dan Balai Utari.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Monumen Cepet
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada tanggal 2 Januari 1949 pasukan Belanda yang bermarkas di Watuadeg diserang pasukan KODM Pakem pimpinan Letda Asropah dan pasukan TP pimpinan Kapten Martono. Pasukan Belanda lari ke arah selatan, sampai di dusun Cepet jam 06.30 dihadang pasukan Subadri dari Gatep. Pertempuran terjadi sampai jam 10.00 wib. Korban dari pihak Belanda 4 orang. Kemudian pada tanggal 11 Januari 1949 terjadi pertempuran kembali antara Tentara Republik dengan pasukan Belanda. Dalam pertempuran ini gugur 2 orang dari Tentara Republik, yaitu : Letda Kasijan. Agen Polisi Soekardjo. Alamat : Cepet, Purwobinangun, Pakem

avatar
Bernadetta Alice Caroline