|
|
|
|
Museum Sandi Tanggal 31 Dec 2018 oleh Roro . |
sumber :Arsip foto Museum Sandi Yogyakarta
Bicara tentang sejarah, Jogja memang enggak ada matinya. Segala macam peninggalan sejarah ada di kota ini. Mulai dari candi, bermacam petilasan dan pesanggrahan, aneka makanan tradisional, dan bermacam-macam museum. Ya, di Jogja, kurang lebih ada 33 museum yang terdaftar dalam komunitas museum. Ini belum terhitung museum-museum yang belum terdaftar. Terbayang kan, kalau Jogja adalah surganya ilmu. Makanya enggak salah kalau Jogja disebut sebagai Kota Pelajar.
Nah, ngobrolin tentang museum, ada satu museum di daerah Kota Baru Kota Yogyakarta yang harus banget dikunjungi. Namanya Museum Sandi. Museum yang diresmikan pada 29 Juli 2008 ini, dilihat dari namanya sudah jelas bahwa museum ini menyimpan aneka hal yang berhubungan dengan sandi. Menariknya, museum yang beralamat di Jl. Faridan M. Noto No. 21. Kota Baru, Yogyakarta ini tidak hanya “menceritakan” sandi yang ada di Indonesia saja, tapi seluruh dunia.
Begitu masuk ke dalam museum, pengunjung akan langsung disambut oleh edukator. Sejak beberapa waktu terakhir, memang hampir semua museum di Jogja mempunyai edukator khusus yang bertugas untuk memandu pengunjung. Setelah mengisi buku pengunjung, kalau beruntung anda akan mendapatkan souvenir. Kali ini, salah satu tim ngangsukawruh.com dapat souvenir berupa kertas sandi. Wew…kreatif ya pengelolanya. Sandi yang dijadikan souvenir ini nantinya akan dijelaskan bagaimana cara membacanya sesaat sebelum berkeliling museum.
Dari lobby, pengunjung dipersilahkan untuk masuk ke ruang intro dengan ditemani oleh seorang pemandu. Ruang intro ini, sebuah ruangan yang berisi satu layar. Dari layar ini, pengunjung dapat melihat jenis dan perkembangan sandi di berbagai belahan dunia. Pemandu memberikan pilihan, mau lihat video atau skip. Kalau ada waktu lebih, akan lebih baik kalau melihat pemutaran video sampai selesai. Masuk ke ruangan selanjutnya, terdapat berbagai macam sandi dari berbagai belahan dunia. Salah satunya, persis seperti souvenir yang diberikan, namun menggunakan simbol yang berbeda. Ternyata, sandi itu tidak melulu tulisan di secarik kertas atau sejenisnya. Sebagai contoh, dalam “History of Herodotus” paad abad VI SM. Histiaeus menyampaikan berita dari istana Persia kepada menantunya Aristagoras di Melitus dengan cara menggunduli kepala seorang budak yang setia. Kemudian berita ditulis dalam bentuk “tatto” diatas kulit kepala budak tersebut. Selanjutnya si budak dibiarkan 2-3 bulan hingga rambutnya cukup panjang baru dikirim ke si penerima pesan. Apabila si penerima pesan ingin membaca pesan tersebut, maka si budak tadi harus digunduli. Menurut edukator museum yang bertugas memandu kami, Pak Iqbal, setelah misi ini tercapai si budak harus dibunuh untuk menghilangkan jejak pesan rahasia tersebut.
sumber :https://ngangsukawruh.com/2017/08/07/museum-sandi-yogyakarta/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |