|
|
|
|
Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja Tanggal 02 Jan 2019 oleh Roro . |
Nama Museum Budaya Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja memang terbilang sulit untuk diucapkan. Bahkan oleh masyarakat Purbalingga sendiri. Kota dimana tokoh tersebut berasal. Tidak mengherankan jika sebagian besar orang lebih akrab menyebutnya dengan nama Museum Soegarda saja.
Foto oleh : Bagus Permana
DISAMBUT KAKANG MBEKAYU
Museum Soegarda terletak di pusat kota Purbalingga. Tepat di tikungan utara Alun-alun Purbalingga. Satu letak dengan Perpustakaan Umum Daerah yang juga bernama sama.
Beberapa waktu lalu, –untuk ketiga kalinya– saya mendatangi Museum Soegarda. Kali ini memang dengan misi yang berbeda. Tidak hanya sekedar mencari cerita sejarah dibalik sebuah benda bersejarah namun juga mengenai museum ini sendiri.
Sekira jam 11 siang, suasana museum terasa lengang. Tak terlihat ada pengunjung lain. Mungkin karena awal pekan dan jam aktivitas ya ? Untungnya, kesiap-siagaan pemandu disana meluluh lantakkan rasa canggung saya yang datang seorang diri.
Memasuki ruangan sekira 250 m² , saya langsung disambut patung kakang mbekayu Purbalingga. Khas dengan beskap hitam & kebaya kuthu baru hitam dengan sapu tangan pink. Elegan.
Foto diambil dari fandihakim-lifeadventure.blogspot.com
Mengawali “petualangan” ke masa lalu, pengunjung disuguhi benda-benda koleksi pribadi Prof. Dr. R. Soegarda Poerbawatja. Mulai dari kacamata, peralatan makan sampai patung asmat. Hmm, apakah hubungan antara patung asmat ini dengan Prof. Soegarda ?
TOKOH ASLI PRIGI
Profesor Soegarda adalah tokoh pendidik asli desa Prigi kecamatan Padamara Purbalingga. Kiprahnya dalam dunia pendidikan sudah dimulai sejak 1921. Profesor Soegarda pernah menjabat sebagai dekan 17 Agustus 1945 (UNTAG) di Jakarta serta rektor Universitas Cendrawasih Papua. Itulah mengapa patung asmat masuk dalam koleksi pribadinya.
Foto diambil dari fandihakim-lifeadventure.blogspot.com
Prof. Dr. R. Soegarda Purbakawatja dilahirkan pada 15 April 1899. Sejak tahun 1921, Profesor Soegarda sudah aktif dalam dunia pendidikan maupun kegiatan masyarakat lainnya. Beliau dikenal sebagai sosok yang kritis, aktif serta disiplin. Bahkan disiplinnya yang tinggi mendekati karakteristik disiplin Bung Hatta. Tokoh pendidikan ini wafat pada 7 Desember 1984 dan dimakamkan di Pemakaman Giri Cendana Purbalingga.
LATAR BELAKANG
Museum pertama di Purbalingga ini digagas oleh Bupati saat itu, Drs. Triyono Budi Sasongko, MSi. Dimana pada saat itu, banyak ditemukan benda-benda purbakala di Purbalingga namun ditempatkan di museum luar daerah. Purbalingga sendiri memang mempunyai banyak potensi benda-benda pra sejarah, seperti yang terdapat di desa Ponjen, Limbasari ataupun Dagan.
FILOSOFI
Museum Budaya Prof. Dr. R Soegarda Purbakawatja diresmikan pada 24 April 2003 oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu Mardiyanto dengan nama UPTD Perpustakaan Umum dan Museum Budaya dan Prof. Dr. .R Soegarda Purbakawatja.
Isi koleksi museum ini adalah benda-benda bernilai sejarah dan budaya yang menggambarkan pilar-pilar kesuksesan hidup seseorang yang juga menjadi filosifi dalam kehidupan seseorang. Seperti : kukila, senjata, turangga, wanita dan griya.
Kukila berarti kesenangan
Senjata berarti senjata
Turangga berarti kendaraan
Wanita berarti koleksi busana dan perhiasan
Griya berarti koleksi perlengkapan dalam rumah
KOLEKSI
Sebenarnya jumlah koleksi di Museum Soegarda telah menembus angka diatas 2000 buah. Namun karena keterbatasan ruang, sebagian koleksi mata uang, wayang dan artefak dipindahkan ke museum khusus di kompleks Sanggaluri Park, Karang Banjar.
Lalu koleksi apa sajakah yang masih bisa kita temukan disini ? Saya melihat masih ada bermacam peralatan rumah tangga / gerabah antic, lesung, ani-ani dan sejumlah peralatan bertani, peralatan nderes, pekinangan, kamera kuno, radio kuno, telepon kuno, mata uang kuno, wayang, tempat tidur yang digunakan salah satu Bupati Purbalingga jaman dahulu, peralatan tenun, peralatan batik, sepeda kuno, perhiasan bahkan sampai senjata.
Koleksi tertua
Koleksi tertua disini berupa senjata, yaitu TOMBAK. Tombak ini merupakan cikal bakal pemerintahan di pbg. Dimana sebuah daerah baru haruslah diberi tanda / kekuatan magis yang dilambangkan dalam bentuk senjata tombak. Tombak ini diberikan oleh Kasunanan Solo pad amasa awal berdirinya Purbalingga. Semula, tombak ini berjumlah 36, namun hanya 12 saja yang berhasil diselamatkan. Dan senjata-senjata ini masih rutin dijamas pada waktu-waktu tertentu.
PINDAH LOKASI
Menurut pengelola museum, Adi Purwanto, dikarenakan katerbatasan lahan Museum direncanakan akan dipindah ke lokasi eks Damkar atau di sebelah timur museum sekarang.
“ Karena nanti dekat dengan operational room (O.R, lokasi di depan Pendopo Dipokusumo, belakang eks Damkar), maka pengunjung akan masuk melalui O.R terlebih dahulu. Dan pengunjung akan disuguhi tayangan audio visual dari sini sebelum melihat langsung koleksi di museum”, kata Adi Purwanto.
sumber :https://cahyanitarahardjo.wordpress.com/2013/04/20/museum-soegarda-poerbakawatja-media-belajar-sejarah-budaya/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |