Masyarakat Desa Kebonagung, Imogiri, Bantul membangun museum pertanian di lahan seluas 1.000 meter persegi. Setidaknya 260 alat-alat pertanian sumbangan dari para petani sekitarnya sudah terkumpul untuk mengisi museum. Untuk prasarana fisik, Pemerintah Kabupaten Bantul memberikan dana Rp 150 juta. Kepala Museum Pertanian Kristya Bintara, dalam cara peletakan batu pertama pembangunan museum, Kamis (29/5) mengatakan, karena menempati bangunan berbentuk joglo, maka proses pembangunan hanya bersifat memodifikasi saja. "Keaslian bangunan khas Jawa tetap kami pertahankan," katanya. Menurut Kristya, tujuan pendirian museum adalah membangun pusat pendidikan pertanian dan mempertahankan warisan nilai-nilai kejayaan petani. "Banyak generasi muda kita yang sudah mulai meninggalkan dunia pertanian karena dinilai tidak popular. Padahal, industri pertanian sangat menentukan kejayaan bangsa," katanya. Pembangunan museum juga dimaksudkan untuk mendukung pengembangan desa wisata Kebonagung. Desa ini memiliki keunggulan dalam bidang pertanian, dan menjadi salah satu daerah penyangga pangan di Bantul. Tingkat produktivitas lahannya juga berada di atas rata-rata. Keunggulan tersebut lalu dikelola menjadi desa wisata. "Selama aktivitas produktif yang kami jual adalah membajak, tanam padi, memasak makanan tradisional, membatik, dan beternak. Dengan adanya museum, para pengunjung desa wisata bisa banyak belajar mengenai sejarah pertanian kita," katanya. Proses pembangunan museum ditargetkan selesai dalam 1,5 bulan. Nantinya, museum akan menetapkan tarif tiket masuk sekitar Rp 5.000 per orang. Dana yang terkumpul akan dimanfaatkan untuk mengembangkan desa wisata. Wakil Bupati Bantul Sumarno, saat meresmikan peletakan batu pertama mengatakan, kehadiran museum juga diharapkan menambah semangat kebersamaan warga. "Lewat kebersamaan, kemajuan desa bisa diperoleh dengan mudah. Hal itu sudah dibuktikan dalam proses kebangkitan Bantul pascagempa, " katanya. Sumarno menambahkan, dengan dibangunnya museum pertanian maka obyek wisata di Bantul bertambah satu. "Semakin banyak obyek wisata maka pilihan untuk berkreasi juga makin variatif," tuturnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " Museum Pertanian Didirikan di Imogiri", https://regional.kompas.com/read/2008/05/29/19215614/...Museum.Pertanian.Didirikan.di.Imogiri.
sumber : https://regional.kompas.com/read/2008/05/29/19215614/...Museum.Pertanian.Didirikan.di.Imogiri
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.