|
|
|
|
Museum Perjuangan Bogor Tanggal 31 Dec 2018 oleh Roro . |
Pada tanggal 26 Oktober 1957, di rumah bupati Bogor saat itu, R.E Abdoellah yang terletak di jl. Panaragan 31, berkumpul puluhan pejuang kemerdekaan se-karesidenan Bogor. Mereka sepakat kalau bangunan yang berada di jalan Cikeumeuh no. 28 (sekarang jl. merdeka) itu dimanfaatkan sebagai museum perjuangan.
Pada awal mulanya, bangunan itu adalah sebuah gudang barang milik Wilhelm Sustaff Wissner, yang dimilikinya sejak 7 Juli 1879. Bangunan ini sempat berpindah tangan selama beberapa kali, bahkan pernah digunakan sebagai kantor perusahaan dan gedung persaudaraan Parindra (Partai Indonesia Raya) cabang Bogor pada Juni 1938. Setelah kedatangan militer Jepang, pada 9 Maret 1942 bangunan ini dimanfaatkan menjadi sebuah gudang penyimpanan.
Sekitar tahun 1945-an, bangunan ini sering menjadi tempat berkumpulnya laskar rakyat dan beberapa organisasi perjuangan lainnya. Tokoh-tokoh besar seperti Kapten Muslihat, Mayor Oking, dan Margonda pun sering mengadakan pertemuan di gedung ini. Pada tahun 1949, bangunan ini sempat menjadi kantor pemerintah darurat kabupaten, dan di tahun 1952 pernah digunakan menjadi sebuah Sekolah Rakjat atau SR.
Pelantikan dewan pengurus Yayasan Museum Perjoangan Bogor dilakukan pada tanggal 10 November 1957. Dalam kesempatan tersebut, istri Kapten Muslihat, Kartinah Muslihat berkenan melantik para pengurus yayasan tersebut. Tidak berapa lama, muncul surat keputusan Pelaksana Kuasa Militer Daerah Res. Inf 8/III-No.Kpts/3/7/PKM/57 yang isinya tentang arahan kepada para pengurus yayasan untuk segera mempersiapkan dan mengusahakan agar gedung Museum Perjoangan bisa segera diwujudkan dan diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1958.
sumber: historia.id
Sejak pertama kalinya diresmikan (1958) hingga tahun 1981, bangunan Museum Perjoangan tidak pernah mengalami renovasi. Barulah pada tanggal 18 September 1981, seperti tercatat dalam harian Merdeka tanggal 16 Agustus 1987, Jawatan Gedung-gedung Bogor menyatakan bahwa kondisi bangunan Museum Perjoangan Bogor secara keseluruhan dinyatakan telah rusak. Atas dasar itulah, pihak yayasan berusaha melakukan renovasi dengan melakukan penggalangan dana.
Renovasi bangunan itu akhirnya terwujud dan selesai pada bulan Juni 1987 dengan menghabiskan dana sekitar 80 juta rupiah. Sejak saat itu, Museum Perjoangan Bogor mulai menambah koleksinya, terutama dari masa revolusi fisik 1945. Untuk memberi gambaran situasi saat itu, pihak yayasan membentuk tim khusus untuk membuat diorama. Beberapa diorama yang bisa dilihat di museum ini antara lain: peristiwa pertempuran Kapten Muslihat pada 25 Desember 1945, pertempuran di Maseng, pertempuran di Kota Paris, dan peristiwa Cemplang.
sumber: sportourism.id
Sampai tahun 2014, Museum Perjoangan Bogor masih menerima koleksi hibah dari para eks pejuang. Namun tidak semua barang/artefak tersebut bisa ditampilkan, karena harus melewati tahap verifikasi dahulu tentang apa informasi sejarah dan fungsi dari barang/artefak tersebut. Koleksi museum terdiri atas macam-macam senapan yang digunakan para pejuang saat merebut kemerdekaan. Terdapat juga senapan hasil rampasan dari Jepang dan Inggris, mata uang serta dilengkapi dengan diorama yang menggambarkan pertempuran di daerah Bogor dan sekitarnya. Selain itu, museum ini juga memiliki koleksi pakaian pejuang yang sebagian di antaranya memiliki noda darah asli.
sumber: sportourism.id
Tunggu apa lagi? Jika kebetulan kamu akan mengunjungi Kota Bogor, jangan lewatkan untuk bertamu ke museum kebanggaan kota ini yang sarat akan sejarah dan perjuangannya ya. Wawasan sejarah kamu akan semakin bertambah loh!
Lokasi museum berada tidak jauh dari Stasiun Bogor maupun Jembatan Merah yaitu di jalan Merdeka no. 56, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor 16124. Gimana? Kamu sudah dapat alamat lengkapnya kan? Jangan sampai lupa untuk mengunjungi museum ini ya jika mampir di Kota Bogor. Selamat menjelajah!
sumber : https://www.hipwee.com/list/mengintip-sejarah-di-museum-perjuangan-bogor/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |