Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Museum Jawa Barat Bandung
Museum Mandala Wangsit Siliwangi
- 31 Desember 2018

Biasanya hampir di setiap Komando Daerah Militer (Kodam), TNI pasti punya museum. Kalo di Bandung, museum yang dikelola oleh TNI ini berada di Jalan Lembong No. 38, sekitar seratus meter dari Grand Royal Panghegar. Nanti di sebelah kanan jalan ada pagar tembok berwarna hijau muda. Di sebelah kiri gapura terdapat tulisan “Museum Mandala Wangsit Siliwangi” sementara di sebelah kanannya ada tulisan “Tahun 1950 Gedung Bersejarah Tempat Staf Kwartier Divisi III Siliwangi”. Saya lalu memarkirkan mobil saya di lahan parkir yang cukup luas di dalam. Di deket tempat saya memarkirkan mobil juga ada mini market yang tutup karena hari Sabtu, tapi kalo hari kerja saya yakin pasti buka. Di kejauhan terlihat masjid yang tidak terlampau besar namun cukup bersih, masih kinyis-kinyis juga sih keliatannya.

IMG_20170325_140234 (1280x854)

Di bagian depan gedung museum terdapat dua buah monumen, yang mana satunya lebih berupa prasasti dan yang satunya lagi lebih bisa disebut relief. Dimulai dari yang lokasinya di depan, adalah monumen yang di permukaannya tertulis “Wangsit Siliwangi”, yaitu pesan, amanat, petuah, dan wasiat dari pejuang di masa lalu untuk generasi berikutnya. Sementara di belakangnya terdapat Monumen Kekejaman APRA yang diresmikan tahun 1995 oleh Gubernur R. Nuriana untuk mengenang wafatnya Letnan Kolonel Adolf Gustaaf Lembong dan 78 prajurit Siliwangi lainnya dalam pertempuran melawan APRA. Menurut saya sih akibat adanya monumen ini justru jadi menghalangi muka gedung museum.

IMG_20170325_140120 (1280x854)

Masih di halaman depan museum namun tersebar-sebar, terdapat berbagai koleksi senjata artileri dan kendaraan lapis baja yang bersejarah, di antaranya sebuah meriam PSP yang pernah digunakan dalam Pertempuran Surabaya, Ambarawa, dan Semarang, sebuah meriam gunung yang digunakan dalam menumpas pemberontakan APRA dan Kahar Muzakar, panser Rel V-16 yang digunakan untuk mengawal kereta api dari gangguan gerombolan DI/TII, meriam 40mm L60 Bofors yang pernah diturunkan dalam Operasi Trikora/Mandala, serta panser ringan Stuart M3A1. Selain itu, ada pula patung Letkol A.G. Lembong yang namanya kemudian diabadikan menjadi nama jalan di depan museum.

IMG_20170325_131306 (1280x856)

Di kejauhan terdapat koleksi jubah milik Kyai Agung Caringin dari Menes, Banten dan milik Haji Hasan Arief dari Cimareme, Garut

Jangan tertipu, pintu masuk museum ada di sebelah dalam. Karena waktu itu hari Sabtu, sebenernya museum ga buka. Kebanyakan museum yang dikelola TNI memang hanya buka dari Senin hingga Jumat, biasanya sesuai jam kerja orang kantoran. Namun untuk lebih amannya, kita sebut saja bukanya jam 9 pagi dan tutup jam 3 sore. Tapi saya beruntung karena ada petugas piket yang mau berbaik hati membukakan pintu ke dalem museum. Saya sempet bertanya, “Ini lampunya nyala semua kan, Pak?” mengingat saya pernah ngedenger kisah-kisah seram tentang museum ini. Dan jawabannya melegakan, nyala semua katanya. Si petugas kemudian meminta sumbangan pemeliharaan alakadarnya. Saya lalu merogoh saku dan memberikan selembar uang sepuluh ribu. Anggap aja tiket masuk saya dan Nanda yang waktu itu ikut saya juga.

IMG_20170325_131530 (1280x854)

Perlawanan rakyat Tasikmalaya melawan rezim penjajah Jepang yang dipimpin oleh Kyai Haji Zaenal Mustofa

Museum Mandala Wangsit Siliwangi memiliki sebelas ruangan dengan tema yang berbeda-beda namun sesuai dengan kronologi peristiwanya. Ruangan pertama yang kita masuki bertema “Pergerakan Nasional Indonesia” yang merentang dari tahun 1918 hingga setahun sebelum kemerdekaan. Di sini digambarkan lukisan perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Jawa Barat, lukisan penderitaan bangsa yang dijadikan romusha, serta koleksi berupa senjata tradisional yang pernah digunakan tokoh-tokoh di berbagai daerah di Jawa Barat.

IMG_20170325_131613 (1280x855)

Ruang yang kedua menampilkan suasana detik-detik proklamasi dan memajang beberapa koleksi yang berkaitan. Di tengah ruangan terdapat meja dan kursi yang bukan perabot sembarangan karena pernah dipergunakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok. Di sudut ruangan terlihat bendera merah putih yang katanya pertama kali dikibarkan di halaman Kota Madya Bandung, entah di mana ya maksudnya, pada tanggal 17 Agustus 1945. Lalu ada koleksi “bedil” kuno berupa senapan laras panjang, senapan otomatis, bahkan ada pula yang rakitan. Di sudut lain ruangan terdapat diorama Peristiwa Bojong Kokosan pada tanggal 13 Desember 1945 di Sukabumi antara pejuang kita yang persenjataannya minim melawan konvoi sekutu.

IMG_20170325_132407_HHT (1280x960)

Ruang berikutnya mengambil tema “Palagan Bandung” dan mengisahkan rentetan peristiwa setelah kemerdekaan yang dipuncaki oleh peristiwa yang mengilhami lagu Halo-Halo Bandung, Bandung Lautan Api. Peristiwa pembumihangusan kota Bandung yang terjadi pada tanggal 24 Maret 1946 ini sering dianggap sebagai bentuk kepatuhan pejuang Jawa Barat terhadap dua perintah yang berbeda antara pemerintah pusat dan daerah. Peristiwa ini sendiri dilatarbelakangi oleh adanya ultimatum dari pihak sekutu Inggris yang memaksa unsur bersenjata untuk meninggalkan kota Bandung sejauh 11 km ke selatan. Di ruangan ini juga disimpan koleksi katana, klewang, pedang Belanda, dan helm logam.

PANO_20170325_132726 (2560x853)

IMG_20170325_132603 (1280x853)

Periode antara tahun 1947 hingga 1949 dianggap sebagai perang mempertahankan kemerdekaan. Tentara dari Divisi Siliwangi bahkan digambarkan melakukan hijrah dari Jawa Barat ke Yogyakarta dalam sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Long March Siliwangi dengan… berjalan kaki! Peristiwa yang dilatarbelakangi oleh adanya Perjanjian Renville ini diabadikan dalam dokumentasi foto-foto monokrom. Koleksi yang disimpan di sini di antaranya berbagai senjata yang dipajang berjajar, cocok buat tempat selfie tapi pencahayaannya agak kurang, ransel karung, baju jas, baret, iket kepala, serta berbagai lencana dan emblem ketentaraan.

IMG_20170325_133408 (1280x853)

IMG_20170325_133059_HHT (1280x854)

Peristiwa peracunan pasukan Divisi Siliwangi di Banjar Selatan saat Long March dari Jateng ke Jabar awal tahun 1940

IMG_20170325_133555_HHT (1280x856)

Peristiwa ditangkapnya Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada tanggal 4 Juni 1962 di Gunung Geber melalui operasi Pagar Betis

IMG_20170325_133444 (1280x960)

Di ruang enam, kita dapat melihat kekejaman yang dilakukan oleh para pemberontak yang ingin mendirikan negara Islam yang tergabung dalam kelompok DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Mungkin ini sih salah satu penyebabnya museum dibilang angker. Banyak foto-foto yang bisa dibilang cukup vulgar karena menampilkan foto-foto mayat, jenazah yang telah membusuk, bahkan tubuh yang terpenggal. Cukup untuk membuat anak-anak bermimpi buruk di malam setelah kunjungan dari sini.

IMG_20170325_133647 (1280x855)

Naik ke lantai dua, kita disambut oleh bendera-bendera yang menampilkan lambang satuan-satuan dalam Divisi Siliwangi. Sayang benderanya dalam keadaan menguncup sehingga kalo kita mau melihatnya ya mesti “melebarkan” benderanya sendiri. Hoream ah saya mah.

IMG_20170325_133743 (1280x960)

Indonesia di masa awal kemerdekaannya memang mesti menghadapi musuh-musuh dari dalam dan luar negeri. Selain DI/TII, ada pula peristiwa Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling pada tanggal 23 Januari 1950 di Bandung. Kita dapat melihat foto-foto vulgar prajurit Siliwangi bersimbah darah yang menjadi korban keganasan mereka. Sementara dokumentasi mengenai Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) pimpinan Dr. Soumokil didominasi oleh foto-foto operasi yang dilakukan oleh para prajurit Siliwangi.

IMG_20170325_133904 (1280x960)

Di sisi lain ruangan, kita bisa melihat dokumentasi yang berkaitan dengan pemberontakan afiliasi DI/TII di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Abdul Kahar Muzakkar, seorang patriot sejati yang kemudian membelot. Ia tewas dalam baku tembak dengan prajurit Siliwangi yang tergabung dalam Operasi Tumpas. Di sebelah bawah, ada dokumentasi pemberontakan PGRS-Paraku (Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak – Pasukan Rakyat Kalimantan Utara) yang baru saya denger kali ini.

IMG_20170325_134153 (1280x960)

IMG_20170325_134200 (1280x857)

Di ruang berikutnya, terdapat dokumentasi Penumpasan G30S PKI yang memperlihatkan foto-foto pahlawan revolusi dan jenazah mereka saat baru diangkat dari Lubang Buaya. Di lemari kaca atasnya, terdapat foto-foto dan piaga penghargaan yang diperoleh prajurit Siliwangi saat melakukan tugas-tugas internasional pada kurun waktu 1965-1974.

IMG_20170325_134348_HHT (1280x855)

Lagu-lagu perjuangan dipajang dalam figura yang digantung di dinding ruangan

IMG_20170325_134450 (1280x960)

Sebelum terjadi perubahan peta politik di Portugal, hingga tahun 1974 Timor Timur masih dianggap sebagai provinsi dari negara tersebut. Setelah Portugal angkat kaki, di sana bermunculan berbagai partai politik. Ada UDT yang condong ke Portugal, ada Apodeti yang condong integrasi dengan Indonesia, dan Fretilin yang menginginkan kemerdekaan. Singkat cerita, Indonesia kemudian berusaha menganeksasi Timor Timur melalui Operasi Seroja yang menimbulkan banyak korban jiwa dari Fretilin, penduduk Timor Timur, dan tentunya di pihak TNI.

IMG_20170325_134536 (1280x854)

Ruang terakhir, ruang 11, sebenarnya hanya berupa tembok yang menampilkan foto-foto para panglima Divisi Siliwangi. Ada 36 prajurit yang pernah memimpin Divisi Siliwangi, mulai dari panglima pertamanya yaitu A.H. Nasution yang saat itu berpangkat kolonel. Foto ini tidak termasuk Pangdam yang sedang menjabat saat ini karena judulnya kan “Mantan-Mantan”.

IMG_20170325_134638_HHT (852x1280)

Setelah “ruangan bayangan” tadi, ada ruangan yang bisa bikin bulu kuduk berdiri karena berisi dengan pernak-pernik yang berkaitan dengan Prabu Siliwangi yang memang namanya menjadi asal muasal nama Kodam Siliwangi. Saya pun ga mau berlama-lama di situ sebelum ada yang nyolek saya. Maksudnya Nanda, karena kelamaan nunggu terus dia nyolek saya gitu, hehehe.

Jam Buka
Senin-Jumat 08.00-15.00
Weekend dan Hari Libur Nasional TUTUP

Tiket Masuk
Seikhlasnya

 

Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Jalan Lembong No. 38 Bandung



Sumber : https://myeatandtravelstory.wordpress.com/2017/04/25/menyelami-sejarah-kodam-siliwangi-di-museum-mandala-wangsit-siliwangi-bandung/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya