Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Museum Jawa Timur Bangkalan
Museum Cakraningrat
- 2 Januari 2019
MENGENAL DARI DEKAT MUSEUM CAKRANINGRAT KABUPATEN BANGKALAN
 

Pada tahun 1974 Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan mendirikan sebuah Gedung Museum untuk menyimpan benda-benda koleksi keluarga Kraton yang sudah diserahkan perawatannya kepada Pemerintah dengan ciri khas gerbang pintu adalah miniatur Bentar Makam Agung Arosbaya.

Kemudian pada tanggal 24 Juli 1975 dibuka untuk umum setiap hari pada pukul 08.00 s/d 14.00 WIB. Dengan bentuk dan kondisi yang hanya satu ruangan tersebut, maka telah dapat ditampung beberapa macam benda koleksi Peninggalan milik perorangan maupun milik Keluarga Bangsawan Bangkalan.

Semua ini berkat upaya dan kerja keras serta kerjasama antara masyarakat, Pemerintah Daerah dan Kantor Departemen Dikbud Kabupaten Bangkalan. Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan berikutnya, tugas dan fungsi Museum secara umum digambarkan:

- Mengumpulkan, mencatat
- Meneliti dan merawat
- Serta memamerkan benda-benda bernilai sejarah, budaya dan ilmiah.

Museum tidak hanya bersifat memperkenalkan benda-benda bernilai sejarah saja, akan tetapi juga merupakan “HUMAN RELATIONSHIP” sebagai sarana komunikasi dari generasi ke generasi, demikianlah ada dan keberadaan “MUSEUM DAERAH KABUPATEN BANGKALAN”.

Sebelum memiliki gedung yang tetap seperti yang terjadi pada saat ini, terdorong oleh rasa bangga terhadap warisan nenek moyang kita yang menggambarkan pembuktian manusia, alam dan kebudayaan, baik secara synchronis maupun secara dyachronis, demikian juga pencerminan kontemporer, maupun pencerminan histories dari pada manusia, alam lingkungan dan kebudayaannya.

Transisi budaya di jaman klasik telah menimbulkan gejala-gejala: Syncretisme dan telah menunjukkan daya ungkapan, kemajuan tehnis dan teknologis dan daya kemampuan kreatif berupa pembangunan monument-monument keagamaan, struktur organisasi pemerintahan dengan pusat-pusat pemerintahan yang mengenai desentrlisasi dengan system viodalisme.

Dengan inilah maka tokoh-tokoh penerus yang merasa bertanggungjawab untuk melestarikan peninggalan yang masih tersisa, disuatu pihak mulai menghimpun peralatan bekas milik Kraton Bangkalan yang masih tersisa, dikumpulkan dan disimpan di gudang pengumpulan dan penyimpanan yang terletak dikomplek pesarean “AER MATA” (Komplek pemakaman Raja-Raja di desa Buduran Kecamatan Arosbaya) usaha ini memenuhi saran Pini Sepuh Kabupaten Bangkalan diantaranya:

- R.A. ROESLAN TJAKRANINGRAT
- R.A. SALEH ADININGRAT SURYOWINOTO
- R.P. ABDUL MADJID SURYOWINOTO
- R.P. MACHMUD SOSROADIPOETRO
- R.P. ABD. HAMID NOTODIREJO

Usaha ini dilakukan sekitar tahun 1950-1955 guna mengurus dan merawat peninggalan ini maka terbentuklah suatu yayasan yang menamakan diri :

“ YAYASAN KONA ”

Akhirnya Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan atas nama Pemerintah Tingkat II yaitu : H. J. SOEDJAKI mendirikan gedung tempat koleksi tersebut. Setelah bangunan tersebut selesai maka bersama: “YAYASAN KONA” yang pada waktu itu diwakili oleh

- R.A. MOCH. ANWAR TJAKRAADIPOETRO
- R.P. ABD. MADJIDSURYOWINOTO
- R.P. ABD. HAMID NOTODIREJO

Maka bersama-sama beliaulah Bupati Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan juga bersama-sama dengan tokoh Pemerintah yaitu:

- H.J. SOEDJAKI

- R.A SALEH SOSROADIPOETRO

- R.ABD.RACHMAN


Mereka merencanakan untuk memindahkan koleksi Kraton yang ada di komplek Pasarean ASTA AER MATA ke gedung penyimpanan yang baru yang ada di kompleks Perumahan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan yaitu di Jalan Letnan Abdullah No. 1 Bangkalan. Kemudian pada tanggal: 24 Juli 1975 benda koleksi yang ada di AER MATA tersebut dipindah ke gedung yang baru disaksikan oleh GUSTI PEMBAJON Permaisuri R.A. ROESLAN TJAKRANINGRAT.

Sejak saat itulah benda-benda koleksi tersebut diresmikan menjadi koleksi Museum dan benda-benda koleksi tersebut dipelihara dan dirawat langsung ileh Pemerintah Daerah bagian Urusan Rumah Tangga Kabupaten yaitu : R. ABDOERRAHMAN. Adapun koleksi tersebut masih belum berfungsi kemudian pada awal tahun 1979 gedung tersebut diresmikan menjadi museum dan diberi nama : “MUSEUM DAERAH TINGKAT II KABUPATEN BANGKALAN”

PERKEMBANGAN MUSEUM CAKRANINGRAT KABUPATEN BANGKALAN

Perkembangan Museum Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan berkembang semakin maju terbukti dengan kerjasama yang baik Pemerintah dapat menyelamatkan benda-benda koleksi yang ada didaerah Kabupaten Bangkalan berupa beberapa buah piring porselen berhasil diselamatkan oleh pemerintah karena benda tersebut akan dilarikan ke tempat lain keluar dari Pulau Madura.
Museum Bangkalan mengalami perkembangan yang pesat sehingga dapat kami gambarkan sebagai berikut:

- Terhitung sejak awak tahun 1997 Museum Bangkalan telah difungsikan dengan sebagaimana mestinya dengan nama: MUSEUM DAERAH BANGKALAN.
- Sejak waktu itu Museum Daerah Bangkalan mulai dibenahi dan dikembangkan baik mengenai koleksi bendanya, penataan (Display) dan konservasinya.
- Pada bulan maret 1980 telah dilatih 2 orang Tenaga Kantor Departemen Dikbud Kabupaten Bangkalan ke Museum “MPU TANTULAR” di Surabaya yang khusus menangani dan mempelajari cara perawatan benda-benda bersejarah dan kepurbakalaan serta mengatasi penataan tata pameran dan administrasi Museum tersebut adalah R. ABDURRACHMAN KS. dan HIDROCHIN SABARUDDIN UP. Anggaran diperoleh dari Bidang PSK Jawa Timur.
- Pada pertengahan tahun 1979 telah ditunjuk dan dikaryakan sebagai Tenaga Pembantu Pelaksana dari Kantor Suaka Sejarah dan Kepurbakalaan di Mojokerto yang telah mendapat SK. Penempatan yaitu Sdr. SUKARDI.

 

- Pada tanggal 18 Agustus 1979 Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Bangkalan memberikan ganti rugi benda-benda porselin sebanyak 165 buah dengan penggantian uang sebesar Rp. 170.000,-
- Pada tanggal 09-10 Agustus 2007 benda koleksi Museum dipindah ke gedung yang baru bersebelahan dengan gedung DPRD Kabupaten Bangkalan yaitu di Jl. Soekarno Hatta No. 39 A Bangkalan.
- Pada tanggal 13 Maret 2008 Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam hal ini Bapak Bupati FUAD AMIN, Spd. Setelah pelantikan dan Sumpah Jabatan Bupati periode 2008-2013, sangat antusias memperhatikan peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di Kabupaten Bangkalan, akhirnya atas prakarsa beliau maka terwujudlah bangunan Gedung Museum yang baru dengan nama "MUSEUM TJAKRANINGRAT KABUPATEN BANGKALAN"
- Pada saat ini pula 18 Kecamatan juga memamerkan Peninggalan sejarah dan purbakala berupa dokumentasi foto yang tersebar di pelosok daerah pedalaman se-Kabupaten Bangkalan, dan Pameran Benda-Benda Pusaka Bertuah milik keluarga Dinasti Cakraningrat ke II dan yang lainnya.
- Peresmian Gedung Museum Cakraningrat Kabupaten Bangkalan diresmikan oleh Bapak Gubernur Jawa Timur, Bapak Imam Utomo pada tanggal 13 Maret 2008.

Suatu prestasi yang gemilang bagi sosok pimpinan yang begitu antusias memberikan fasilitas-fasilitas untuk mewujudkan terpeliharanya Peninggalan-Peninggalan Bersejarah yang tersebar di seluruh pelosok Kabupaten Bangkalan Madura Barat.

Demikian sekelumit tentang keberadaan Museum yang kita harapkan bersama sebagai penunjang asset Budaya Daerah di bumi Cakraningrat Madura Barat. Dengan tersebarnya informasi ini diharapkan dapat semakin memacu perkembangan di sektor Pariwisata Kabupaten Bangkalan yang tentunya akan menambah Income Pendapatan daerah Kabupaten Bangkalan.

 

sumber : https://www.pulaumadura.com/2015/01/wisata-sejarah-museum-cakraningrat.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline