×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

bangunan bersejarah

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

Sulawesi Selatan

Asal Daerah

makassar

Monumen mandala

Tanggal 03 Feb 2015 oleh Sri sumarni.

Monumen Mandala adalah monumen yang berdiri kokoh di pusat kota Makassar. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 11 Januari 1994 oleh Soesilo Sudarman yang menjabat sebagai Menko Polkam saat itu. Sementara peresmiannya dilakukan langsung oleh Presiden Republik indonesia era Orde Baru, Soeharto pada tanggal 19 Desember 1995.

Monumen yang dibangun di atas lahan seluar satu hektar ini juga dikenal sebagai monumen pembebasan Irian Barat. Meskipun kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan sudah diproklamasikan sejak tahun 1945, Irian Barat masih dikuasai oleh Belanda.

Irian Barat baru bergabung kembali dalam NKRI setelah hampir 20 tahun kemudian. Tepatnya pada tahun 1962 Irian Barat atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Papua berhasil direbut dan kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Oleh karena itu, alasan mengapa monumen ini dibuat setinggi 62 meter adalah sebagai simbol bahwa Irian barat kembali menjadi bagian dari Indonesia di tahun 1962.

Kota Makassar dipilih sebagai lokasi pembangunan monumen Mandala karena di kota inilah segala bentuk perjuangan dalam rangka pembebasan Irian Barat dimulai. Markas pasukan pembebasan pada saat itu didirikan di kota ini dibawah pimpinan Mayor Jendral Soeharto.

Dalam sejarahnya, berbagai upaya damai telah diupayakan oleh pihak Indonesia agar Irian Barat dapat kembali ke NKRI. Akan tetapi semua upaya tersebut, mulai perundingan dan perjanjian yang dilakukan dengan pihak Belanda, tidak membuah hasil apapun. Hal tersebut mau tidak mau memaksa pihak Indonesia menempuh cara lain.

Akhirnya pada tahun 1961, Presiden RI saat itu, Ir. Soekarto mencetuskan Tiga komando Rakyat atau Trikora. Mayor Jendral Soeharto ditunjuk sebagai panglima serta komando Mandala. Tugasnya Komando Mandala adalah membuat perencanaan, melakukan persiapan dan menyelanggarakan operasi militer dalam rangka mengembalikan Irian Barat ke Indonesia.

Operasi Komando Mandala bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak hal yang dikorbankan oleh Indonesia untuk itu, termasuk dari segi materi seperti penyediaan pesawat, kapal, dan persenjataan lain, serta yang tak kalah penting adalah jiwa dan raga para pejuang saat itu.

 

Monumen Mandala

Lambang Trikora

Monumen Mandala dibuat berbentuk segitiga sama sisi. Ketiga sisi ini mewakili Tiga Komando Rakyat (Trikora). Semangat Trikora dapat dilihat di bagian bawah bangunan yakni relief yang menggambarkan lidah api. Pada bagian atas bangunan juga terdapat relief yang sama, yang menggambarkan semangat perjuangan Trikora yang tak pernah padam meski dihadapkan dengan rintangan sebesar apapun.

 

Struktur

Pada monumen tersebut juga terdapat patung 27 batang bambu runcing yang merupakan senjata yang digunakan masyarakat untuk berperang kala itu. Selain itu Monumen Mandala juga dikeliling oleh kolam. Hal tersebut merupakan simbol kejernihan pikiran yang mutlak dimiliki oleh setiap pejuang dalam perjuangannya. Di puncak menara terlihat sebuah harde (biasa disebut penangkal petir) yang seolah-olah akan menembus langit. Melambangkan suatu cita-cita tinggi dan mulia  yang terkandung dalam Trikora.

Secara keseluruhan tinggi monumen mandala adalah 75 meter. Terdiri dari empat lantai dan sebuah lift di dalamnya yang dapat membawa anda menuju puncak monumen dan melihat kota Makassar dari ketinggian.

Di lantai pertama monumen ini, kita akan dibawa melihat gambaran perjuangan para pahlawan lokal dalam membela dan mempertahankan Sulawesi Selatan. Pada lantai kedua, anda akan melihat gambaran perjuang para pahlawan nasional dalam membela republik Indonesia.

Selain ruangan pada lantai satu dan dua yang lebih difungsikan sebagai museum juga terdapat beberapa ruangan lain di Monumen Mandala. Di antaranya adalah ruang galeri dan ruang pertemuan. Untuk ruang galeri memiliki dua fungsi. Selain berperan sebagai galery juga sebagai Sekertariat Dewan Kerajinan Nasional  Indonesia untuk Sulawesi-Selatan. Ruang Pertemuan digunakan sebagai tempat untuk mengadakan seminar dan acara  lainnya.

Bagian belakang Monumen Mandala terdapat sebuah panggung yang diperuntukkan untuk acara-acara tertentu. Misalnya tempat bagi artis-artis baik lokal maupun nasional yang akan tampil menghibur warga kota Makassar.

 

Diorama

Lantai Satu

Pada lantai satu dan dua Monumen Mandala terdapat masing-masing 12 diorama. Diorama di lantai satu menggambarkan perang yang terjadi di Makassar hingga peristiwa Andi Azis. Selain itu terdapat replika pakaian perjuangan dari abad ke-17 hingga abad ke-18. Diorama di lantai satu menggambarkan hal-hal berikut: Diorama 1, perang Makassar melawan penjajah Belanda. Diorama 2, perlawanan rakyat wajo terhadap Belanda. Diorama 3, perlawanan rakyat mandar, Diorama 4, perlawanan rakyat bone, Diorama 5, perlawanan rakyat toraja, Diorama 6, serangan umum terhadap kota palopo, Diorama 7, perlawanan Lapris (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia), Diorama 8, pelantikan laskar KRIS (Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi), Diorama 9, peristiwa korban 40.000 jiwa, Diorama 10, konferensi kelaskaran Sulawesi Selatan, Diorama 11, kepahlawanan Robert Wolter, dan Diorama 12, peristiwa andi Azis

 

Diaroma Lantai Dua

Sementara diorama di lantai dua menggambarkan perjuangan pembebasan Irian Barat dan mengembalikannya ke NKRI. Selain itu tiga relief pada lantai ini menggambarkan rapat atau diskusi guna membahas rencana atau strategi yang akan digunakan dalam pembebasan Irian Barat, relief Tiga Komando Rakyat (Trikora) dan relief Jenderal Basuki Mawa Bea.

Oleh karena itu, jika anda berkunjung ke Kota Makassar, tidak ada salahnya untuk mampir ke Momumen Mandala. Sedikit banyak kunjungan tersebut dapat membangkitkan rasa nasionalisme sebagai rakyat indonesia.

 

 Oleh: Sasmita Siregar

 

monumenmandala 11/20/2014_Sony A58

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...