Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Monumen Jawa Barat Bandung
Monumen Purwa Aswa Purb
- 4 Januari 2019

Bila ada waktu luang, saya lebih suka keliling kota Bandung. Ngapain aja?? Tak jelas, tapi kadang saya hanya berputar2, menyusuri jalan, memperhatikan keadaan sekitar, atau mencari hal2 yang-menurutku-unik. Pernah ke pasar loak Cihapit, atau di Pasar barang bekas Astana Anyar, dan memperhatikan prilaku penjual-pembeli barang bekas yang ada disana.

Kali ini, saya tidak ingin ke pasar loak. Sebenarnya, di minggu pagi yang cerah ini, saya ingin ke Taman Hutan Raya Djuanda, atau biasa disebut Dago Pakar. Karena sepeda motor saya kondisinya tidak memungkinkan, saya pun mengurungkan niat, dan-seperti biasa-saya memutuskan berkeliling mengitari kota Bandung.

Tak perlu menunggu lama, tetiba saya ingin pergi ke jalan Pasirkaliki. Yaaa…benar, saya ingin berdiri di jembatan itu, memperhatikan dan menunggu kereta api yang lewat di bawahnya. Yuk, Berangkaaatt….

Menuju jalan Pasirkaliki, saya mampir di sebuah patung harimau yang terletak antara pertigaan jalan Wastukancana.Entah patung apa namanya, konon lambang Batalyon Siliwangi. Persisnya apa saya juga tidak tahu karena saya tidak menemukan keterangan apapun disana…..

image

Tiba di jalan Pasirkaliki, saya berdiri di jembatan-setelah memarkir sepeda motor di tempat aman. Memandang ke arah timur, tampak Stasiun Bandung. Terhampar rangkaian rel kereta api yang  begitu banyak dan njelimet. Gerbong-gerbong yang terparkir tampak.dari kejauhan. Sebuah kereta api panjang, nampak siap diberangkatkan, suara mesinnya menderu-pelan, terdengar sayup.

image

Walaupun yang melintas baru lokomotifnya saja, itu pun sudah membuat saya senang. Suara ‘klakson’nya yang memekak cukup menarik perhatian pengguna jalan. Beberapa sepeda motor yang membonceng anaknya tampak menepi, dan ikut turun dan melihat kereta melaju. Wajah anak-anak kecil itu tampak bergairah. Salah satunya menunjuk2 gerbong kereta.

image

Saya masih berdiri di jembatan itu, ketika kereta api panjang yang sejak tadi mesinnya dinyalakan tiba-tiba ‘berteriak nyaring’ dengan bunyi teeeet panjang. Bergerak perlahan menuju barat-arah Jakarta-itu berarti kereta api itu akan melintas tepat dibawah jembatan dimana saya sedang berdiri. Saya memperhatikan dengan sabar, dan tidak mau kehilangan momen saat kereta api tersebut melintas pelan, menembus bawah jembatan hingga menjauh, dan pergi menjauh hingga akhirnya hilang dari pandangan. Dan saya bahagia.

Puas melihat kereta api, saya langsung menuju Stasiun Hall kota Bandung. Saya hendak memotret lokomotif kereta api kuno yang terpajang di depan stasiun hall tersebut.

image

Lokomotif itu masih terpajang dengan gagah. Cat-nya nampak masih cerah, seperti baru dipoles menyambut hari lebaran. Di bagian bawah kereta tertera tulisan Monumen Purwa Aswa Purba. Harus mencari tahu, apa artinya ya….

image

Dimata saya, lokomotif merah-hitam itu masih menyimpan pesonanya. Masih mengagumkan, seperti saya sering melihatnya waktu kecil dulu. Semoga Lokomotif itu tetap terjaga, terawat dan bisa mempertahankan kegagahannya hingga generasi anak saya, atau bahkan cucu saya kelak. Mari kita lanjutkan jalan-jalan di minggu pagi ini….

#Menyalakan mesin sepeda motor, dan berlalu

 

sumber :https://ridwanspektra.wordpress.com/2013/09/16/jalan-jalan-minggu-pagi-1/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline