|
|
|
|
Monumen Pahlawan Revolusi Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_19818070_Angela Calista. |
Monumen Pahlawan Revolusi atau sering dikenal dengan Monumen Lubang Buaya merupakan monumen bersejarah yang didirikan oleh Presiden RI ke-2, Soeharto, yang berlokasi di daerah Pondok Gede, Jakarta Timur. Monumen ini merupakan bukti nyata perjuangan para Pahlawan Revolusi untuk mempertahankan pancasila dan menolak paham komunisme di Indonesia. Keenam pahlawan tersebut adalah Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI M.T. Haryono, Mayjen TNI R. Suprapto, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI D.I. Panjaitan, dan Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo. Selain itu, Jenderal TNI A.H. Nasution juga merupakan salah satu target tetapi Beliau selamat dari pembunuhan tersebut dan yang menjadi korban adalah putrinya (Ade Irma Nasution) serta ajudannya (Pierre Tendean).
Monumen yang berluaskan 14,6 hektare ini dulunya merupakan kebun kosong. Di kebun tersebut terdapat sumur yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S/PKI. Selain sumur, terdapat juga Rumah Penyiksaan dan Museum Paseban.
Rumah Penyiksaan merupakan rumah yang digunakan oleh pasukan G30S/PKI sebagai tempat menawan para Jenderal sebelum akhirnya dibunuh. Sedangkan di Museum Paseban terdapat diorama tentang peristiwa G30S/PKI mulai dari rapat persiapan pemberontakan, penculikan para Jenderal, dan tertembaknya Ade Irma Nasution yakni putri dari Jenderal A.H Nasution. Selain bukti nyata berupa berbagai tempat peninggalan, di monumen ini juga terdapat jejak-jejak asli para pahlawan seperti pakaian-pakaian mereka.
Monumen ini merupakan gardu raksasa dengan tujuh Pahlawan Revolusi yang berdiri gagah. Di bawah kaki mereka terdapat diorama yang melukiskan kejamnya penyiksaan anggota PKI dan bagaimana perjuangan Soeharto menyelamatkan bangsa Indonesia. Ruangan-ruangan di dalamnya yang cukup gelap dan foto-foto Pahlawan Revolusi yang terpampang jelas dengan luka di tubuhnya membuat adrenalin pengunjung terpacu saat berkeliling di monumen ini.
Berkunjung ke monumen ini mendatangkan banyak manfaat untuk semua orang. Selain menambah wawasan tentang peristiwa G30S/PKI, secara tidak langsung pengunjung juga diajarkan untuk menjadi orang yang memiliki kepercayaan karena komunisme adalah paham yang cenderung tidak mengenal Tuhan. Jadi harapan untuk kedepannya adalah kejadian ini tidak akan pernah terulang lagi.
Sumber: wawancara dengan petugas monumen sekitar beberapa tahun lalu
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |