×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Maluku Utara

Asal Daerah

Maluku Utara

Moloku Kie Raha

Tanggal 26 Nov 2018 oleh Riani Charlina.

Maluku berasal dari kata moloku yang jika ditulis dengan aksara Arab Melayu akan terbaca "Maluku". Moloku ialah nama gugusan kepulauan yang menghasilkan rempahrempah cengkih, yaitu pulau-pulau yang terdiri atas Temate, Tidore, Moti, dan Makian. Keempat pulau ini disebut Gaumedi Yo Maloko 'cengkih punya tempat tumbuh (asal) atau tempat tumbuhnya cengkih'. Karena cengkih sudah menjadi komoditas dagang yang berharga, timbullah kemakmuran dan lahirlah kekuasaan Kiye Momole. Menurut legenda Qadarsabah, pelaut Persia berhasil datang ke Pulau Gapi (Temate) pada tahun 232 H (802 M) dan terbukalah jalan bagi pelaut Arab dan Persia ke Maluku.

Lambat laun Kiye Momole menjadi kerajaan Islam, yaitu Kesultanan Temate, Tidore, Moti, dan Makian. Kerajaan Moti pindah ke Jailolo menjadi Kerajaan Jailolo. Sementara itu, Kerajaan Makian pindah ke Pulau Kasiruta menjadi Kerajaan Bacan.

Keempat Kesultanan ini berintegrasi ke dalam konfederasi Moloku dan di sebut Moloku Kiye Moloku Raha. Dari keempat Kesultanan ini hanya Temate dan Tidore yang melakukan ekspansi. Tidore melakukan ekspansi ke Pulau Seram dan Papua, sedangkan Temate melakukan ekspansi ke Indonesia bagian tengah dan Filipina selatan. Kiye Raha Yo Fato-Fato artinya adalah di empat gunung atau pulau yang sejajar, yaitu Pulau Gapi a tau Ternate, Pulau Doku atau Tidore, Pulau Tuanane (Moti), dan Ppulau Besi (Makian).

Secara etimologis, ma dalam bahasa Ternate berarti punya, sedangkan loko artinya tempat. Karena kata Moloku adalah predikat dari kata benda gaumedi, yaitu pohon cengkih, maka Maloku harus diperjelas arti menjadi "cengkih punya tempat (asal) atau tumbuhnya (asal) cengkih."

Kiye berarti gunung yang ditumbuhi pohon cengkih yang berkembang menjadi kerajaan-kerajaan Ternate, Tidore, Moti, dan Makian. Beberapa a bad yang lampau cengkih menguasai perdagangan dunia sehingga Kepulauan Moloku telah menjadi tujuan terakhir dari para pedagang rempah-rempah atas anjuran Djafar Sadek. Empat Kesulatanan ini bersekutu dalam sebuah wadah konfederasi yang merupakan satu kerajaan Islam dengan nama Al-Mamlakatul Malukiyah, terbentuk pada 21 Rabiul Awal1257 M. Di dalam tradisi, wadah ini disebut Moloku Kie Raha yang lazim disebut pula "Moloku Kiye Raha".

Moloku Kiye Raha secara garis besar terbagi dalam dua kurun zaman, yaitu zaman Momole dan zaman Islam. Zaman Momole dalam falsafah/ dalil moro mengungkapkan "Madero toma madera' dan Toma ua hang moju".

Zaman Momole artinya jauh sebelum itu di negeri Gapi/Ternate terdapat empat kelompok masyarakat asli yang terdiri atas:

  1. Tubo (puncak) artinya adalah negeri yang berkedudukan di puncak atau dataran tinggi Gamalama. Adapun gamalama berasal dari kata "gam lamo" (negeri yang besar).
  2. Tobona artinya adalah negeri yang berkedudukan di dataran tinggi, yakni di Foramadiahe.
  3. Tabanga artinya adalah negeri yang berkedudukan di daerah hutan.
  4. Toboleu artinya adalah negeri yang berkedudukan di dataran rendah yang terjadi karena timbunan pasir dari air laut.

 

Kelompok masyarakat ini dikepalai oleh seorang pimpinan dengan gelar Momole. Adapun istilah mamole berasal dari kata tamole yang mengadung arti bahwa kelaki-lakian yang berwibawa memiliki kemampuan, keahlian, keberanian, bahkan kesaktian. Masyarakat pada zaman itu memang hidup berkelompok dalam satu tata cara hidup bersama yang kemudian melahirkan istilah Galib Se Lakadi atau adat-istiadat.

Pada zaman Momole tidak banyak yang dapat diungkapkan secara deskriptif. Namun, dapat diketahui bahwa sebelum zaman Islam sudah ada empat kantong kekuasaan. Akan tetapi, keempat kekuasaan ini pada awal zaman Islam telah hilang dan yang berkuasa hanyalah Momole terakhir yang berkedudukan di Tobona/ Foramadiahi. Inilah yang disebut "Moli Malafi" .

 

Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/3043/1/Kisah%20Boki%20Dehegila%20Antalogi%20Cerita%20Rakyat%20Maluku%20Utara%202011.pdf

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...