×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Jawa Timur

Mitos Pantai Watu Ulo - Jember

Tanggal 18 Jun 2014 oleh Soe28 .

Masyarakat Jember menceritakan bahwa nama pantai Watu Ulo bermula dari kisah berikut. Pada zaman dahulu Ajisaka (baca: Ajisoko) datang ke tanh Jawa. Di Jawa, negeri Medang Kamula, ia mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan kesaktian kepada masyarakat. Saat mengajari murid-muridnya, ilmunya didengar ayam yang sedang mencari makan di bawah pondok perguruannya. Seharusnya, siapapun tidak boleh mendengar ajaran Ajisaka, selain murid yag sudah diijinkan. Karena mendengar matra-mantra yang diajarkan kepada muridya, seekor ayam itu mendadak bertelur yang amat besar, tidak seperti biasanya.

Saat telur itu dierami dan menetas, ternyata yang keluar dari cangkang telur bukan anak ayam, tetapi anak naga raksasa, yang mampu berbicara seperti manusia. Anak naga itu bicara terus, dan menanyakan siapa ayahnya. Oleh masyarakat setempat naga itu diberi tahu kalau ingin tahu siapa ayahnya, disuruh tanya ke rang sakti bernama Ajisaka. Lalu, anak naga itu mendatangi Ajisaka dan bertanya siapa ayahnya. Ajisaka tidak terkejut, lalu diberi tahulah anak naga itu bahwa sebenarnya anak naga itu memang anaknya yang tercipta dari telur ayam lewat mantra-mantra. Walaupun mengakui naga itu sebagai anaknya, Ajisaka tidak mengijinkan naga itu ikut dengannya. Ajisaka menyuruh anak naga itu bertapa di pantai laut selatan. Kemudian anak naga itu bertapa di pantai selatan.

Saat bertapa, naga itu sesekali bangun dari meditasi untuk makan binatang apa saja di sekitarnya. Ratusan tahun ia bertapa, badannya tambah besar. Badannya di Jember, kepalanya sampai Banyuwangi, dan ekornya memanjang sampai Jawa Tengah. Karena tubuhnya membesar akibatnya makanan di sekitarnya tidak cukup, maka sesekali naga itu mencari makan di tengah laut selatan.

Karena lamanya bertapa sampai badannya ditumbuhi lumut seperti kayu. Suatu hari, penduduk di sekitar pertapaan naga kehabisan kayu bakar. Penduduk menemukan kayu besar dan memanjang maka dipotonglah kayu itu. Saat dipotong kayu itu mengeluarkan getah seperti darah, sehingga semua penduduk terheran-heran tetapi penduduk tetap saja mengambilnya sebagai kayu bakar.

Sampai sekarang naga yang telah besar itu masih bertapa di pantai laut selatan, tetapi tubuhnya tidak lengkap lagi karena dipotong penduduk untuk kayu bakar, tinggal kepalanya ada di Banyuwangi, badannya di pantai selatan Jember, dan ekornya di Jawa Tengah. Bagian-bagian tubuh itu mengeras seperti batu, dan sampai sekarang masih bisa ditemukan batu-batu seperti sisik kulit ular di pantai selatan Jember. Oleh penduduk, pantai itu disebut pantai “Watu Ulo” (Batu Ular) karena batu-batunya tersusun seperti sisik kulit ular. Konon pada saatnya naga itu akan berubah menjadi manusia yang sakti dan akan menjadi pemipin dan penguasa di tanah Jawa atau Indonesia.

Disadur dari : Sukatman. 2011. Mitos dalam Tradisi Lisan Indonesia. Jember: CSS. Halaman 35-36.

dan http://muntijo.wordpress.com/2012/02/22/mitos-asal-usul-pantai-watu-ulo-jember-jawa-timur/

DISKUSI


TERBARU


Makanan Khas Je...

Oleh Yaemmm | 10 May 2024.
Makanan daerah

Horog-Horog adalah makanan khas Jepara sebagai sumber karbohidrat dapat menjadi pengganti nasi. Bahan utamanya adlah tepung yang terbuat dari pohon a...

Tari Hudoq: Mer...

Oleh Firasalihaz | 03 May 2024.
Tarian Tradisional

Budaya Tari Hudoq dari Kalimantan Timur mempesona dengan keunikan dan kedalaman maknanya. Tarian ini berasal dari suku Dayak Basad, di mana penari la...

Candi Ijo - Sej...

Oleh Dewiarya | 02 May 2024.
Bangunan Bersejarah

Candi ijo terletak di kecamatan Prambanan Sleman DIY , kita harus melewati perbukitan Boko yang berbatu cadas, Candi Ijo merupakan situs seja...

Lumpia

Oleh Kyaya | 28 Apr 2024.
Makanan khas

Lumpia merupakan salah satu kuliner khas semarang yang banyak di gemari masyarakat. Ciri khas dari lumpia semarang yaitu berada pada isianya, rebun...

Kolintang: Alat...

Oleh Klasiktoto | 27 Apr 2024.
Alat Musik Tradisional

Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurn...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...