Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Kuningan
Misteri Nini Pelet dan Ajian Jaran Goyang dalam Kitab Mantra Asmara
- 10 Juli 2018

Misteri Nini Pelet, adalah sebuah kisah atau cerita rakyat yang sangat melegenda bagi masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Ceremai. Gunung dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut, yang juga merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat ini memang banyak menyimpan legenda dan kisah mistis. Cukup banyak cerita misteri, mitos hingga  legenda yang sampai kini tetap diyakini.

Gunung Ceremai, adalah gunung tertinggi di Jawa Barat yang wilayahnya mencakup tiga daerah yakni Kabupaten Cirebon, Majalengka dan Kuningan. Gunung purba dengan sejuta daya pesona ini memiliki keindahan yang sangat memikat bagi para pecinta alam. Gunung Ceremai juga memiliki kekayaan flora dan fauna dan kandungan energi panas bumi yang sangat besar dan melimpah.

 
Namun sebagaimana layaknya gunung berapi yang memiliki ragam kekayaan alam, gunung ini juga menyimpan beragam kisah yang beberapa diantaranya cukup menyeramkan. Selain adanya kisah para Wali Tanah Jawa yang diantaranya adalah perjalanan spiritual Sunan Gunung Jati, di gunung ini juga tersimpan kisah misteri yang hingga kini tetap diyakini keberadaannya oleh sebagian masyarakat, yakni kisah Misteri Nini Pelet.
 
Menurut legenda dan berdasar pada cerita yang berkembang secara turun temurun, puncak Gunung Ceremai adalah singgasana dari kerajaan Nini Pelet. Nini Pelet sendiri adalah seorang tokoh yang konon berasal dari aliran hitam. Karena memiliki kesaktian yang luar biasa hebat, Nini Pelet kemudian berhasil merebut sebuah kitab pusaka ampuh Mantra Asmara ciptaan seorang petapa sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa.
 
Kitab Mantra Asmara sendiri berisi beberapa ilmu kesaktian yang diantaranya adalah ajian Jaran Goyang, yang sangat ampuh untuk memikat hati lawan jenis. Jatuhnya Kitab Mantra Asmara ke tangan Nini Pelet, tentunya membuat Ki Buyut Mangun Tapa dan saudara seperguruannya merasa khawatir. Mereka sangat masygul karena merasa ilmu-ilmu yang ada dalam kitab tersebut akan membuat kekacauan di dunia persilatan jika digunakan di jalan yang tidak benar.
 
Karenanya, Ki Buyut Mangun Tapa dan saudara seperguruannya kemudian mengutus murid utama mereka yakni Restu Singgih untuk merebut kembali kitab pusaka tersebut. Restu Singgih mendapat tugas berat untuk kembali merebut kitab pusaka milik gurunya dari tangan Nini Pelet. Namun sebelumnya, Restu Singgih juga sudah dibekali dengan ilmu kanuragan tingkat tinggi, bahkan mendekati sempurna.
 
Kisah petualangan Restu Singgih dan sepak terjang Nini Pelet dengan ajian Jaran Goyangnya tersebut sempat diangkat dalam serial sandiwara radio di akhir tahun 1980-an. Legenda Nini Pelet yang semula hanya dikenal oleh masyarakat di sekitar gunung Ceremai pun semakin populer dan dikenal luas hingga seantero pulau Jawa dan bahkan ke pelosok nusantara.

Dengan dibumbui kisah romantis juga penambahan tokoh dan atau karakter jawara-jawara tangguh asal Jawa Barat, sandiwara radio Misteri Nini Pelet mampu menyihir para pendengar setianya. Popularitas Nini Pelet bahkan hampir menyamai Mak Lampir atau Brama Kumbara dalam serial Saur Sepuh.
 
Meski dianggap hanya sebuah legenda oleh masyarakat modern, namun kisah Misteri Nini Pelet dan Ajian Jarang Goyang sendiri diyakini pernah ada dan terjadi di masa lalu. Sebagian masyarakat yang bermukim di sekitar Linggarjati bahkan meyakini keberadaan makam atau petilasan Nini Pelet.
 
Sementara Ki Buyut Mangun Tapa, sang pencipta Kitab Mantra Asmara dan Ajian Jaran Goyang sendiri diyakini pernah hidup dan dikenal sebagai sosok pendekar tangguh berbudi luhur. Masyarakat juga meyakini Ki Buyut Mangun Tapa meninggal dan dimakamkan di Desa Mangun Jaya, Blok Karang Jaya, Indramayu, Jawa Barat.
 
Selain itu, banyak tokoh spiritual dan kalangan masyarakat biasa yang menyebutkan, sering muncul harimau jadi-jadian atau harimau siluman di makam Ki Buyut Mangun Tapa saat tengah malam. Macan siluman yang konon adalah peliharaan Ki Buyut ini sering muncul pada malam Jumat Kliwon dan Selasa Legi selepas tengah malam.
 
Uniknya, hingga hari ini ilmu Jaran Goyang sendiri seolah menjadi legenda hidup dan tetap dipelajari oleh banyak paranormal dan para praktisi dunia gaib. Saking populernya ilmu pemikat lawan jenis Aji Jaran Goyang tersebut, sebuah grup Tarling Klasik asal Cirebon, yakni Putera Sangkala pimpinan H. Abdul Adjib pernah mementaskan lakon tarling Baridin dan Suratminah.

Selain Nini Pelet, konon di gunung Ceremai juga bersemayam arwah para pendekar sakti diantaranya Ki Rempah Mayit yang tak lain adalah suami dari Nini Pelet sendiri. Yang lebih menyeramkan, di gunung ini juga masih banyak berkeliaran Macan Tutul atau Macan Kumbang yang merupakan satwa pandemik Jawa Barat.
 
Penamaan gunung Ceremai atau Ciremai sendiri konon karena di masa lampau beberapa tokoh wali tanah Jawa sering berkumpul dan melakukan musyawarah (pencereman) di sekitar gunung tersebut.
Sementara sebuah naskah menyebutkan, bangsa Belanda menamai gunung ini dengan kata Cereme, merujuk pada buah perdu berwarna kuning yang rasanya sangat asam dan banyak tumbuh di sekitarnya. masyarakat Indonesia mengenalnya dengan sebutan buah Ciremai.
 
Sumber: http://www.dotgo.id/2017/07/legenda-gunung-ciremai-misteri-nini.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dal...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Pasukan pemanah kesultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa