Satu lagi kuliner khas daerah Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta yang layak anda coba, yakni mie des.
Panganan ini merupakan hidangan khas daerah Pundong, Bantul.
Mie des adalah olahan mie yang dimasak dengan kuah maupun digoreng.
Berbeda dengan kebanyakan mie yang dibuat dari tepung terigu, bahan baku pembuatan mie des menggunakan tepung ketela/tapioka.
Ukuran miennya pun lebih besar dari pada mie biasa.
Dahulu salah satu warga Pundong yang menjadi pelopor kuliner mie des adalah Mbah Pawiro, dan saat ini beberapa keturunnya mulai dari anak hingga cucu meneruskan usaha berjualan mie des.
Salah satu penerus cucu Mbah Pawiro yang saat ini berjualan mie des adalah Mbak Anik.
Saat ini Mbak Anik dengan dibantu suaminya yang bernama Agus Sumarwan berjualan mie des dengan nama mie des Mbak Anik di dusun Ngupit, Desa Patalan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul.
Dengan menempati warung sederhana yang jadi satu dengan tempat tinggalnya, pasangan suami istri selalu melayani pemburu mie des dari pukul 17.00 hingga dagangan mereka habis.
Meskipun berada di tengah perkampungan, tetapi warung mie des ini tidak pernah sepi pengunjung karena selalu menjaga citarasa yang diwariskan oleh kakek mereka.
Nama mie des sendiri adalah kependekan dari bakmi pedes, dan rasa dari olahan mie yang satu ini memang pedas.
Jika dilihat sepintas, penampilan dari mie des hampir sama dengan bakmi jawa.
Tetapi untuk rasa, mie des berbeda dengan bakmi Jawa.
Mie des tidak menggunakan ayam untuk tambahannya, melainkan menggunakan udang kering atau ebi.
Penggunaan ebi tersebut membuat rasa gurihnya mie des berbeda dengan bakmi Jawa.
Selain itu, untuk cita rasa pedas, warung mie des Mbak Anik menggunakan cabai kering yang telah dihaluskan.
Rasa pedas dan gurih yang dihasilkan dari ebi membuat hidangan mie des memiliki rasa yang lezat dan unik.
Dikatakan Agus, selain ebi dan cabai kering, masakan mie des menggunakan bumbu lainnya seperti merica, bawang putih, dan kemiri.
"Bambu-bumbu tersebut dimasak bersama dengan bakmi, irisan kobis, daun bawang, dan telur," ujar Agus.
Dalam sehari Agus bisa menghabiskan 25 hingga 30 kilogram bakmi yang terbuat dari ketela tersebut.
Ada dua macam olahan mie des, yakni mie des godog (kuah), dan mie des goreng.
Selain dua menu tersebut, pengunjung juga bisa memesan nasi goreng, magelangan, nasi godog, dan magelangan godog.
Untuk harga anda tidak usah khawatir, kerena satu porsi mie des baik godog maupun goreng hanya dipatok seharga Rp 7.000 per porsinya.
Sedang untuk nasi goreng/godog, dan megelangan goreng/ godog harganya Rp 9.000.
Letak warung mie des Mbak Anik ini berada di bagian selatan kota Yogyakarta.
Jika anda dari pusat Kota Yogyakarta anda bisa mengarahkan perjalanan anda melalui jalan Parangtritis.
Sesampainya di kilometer 15, anda akan mendapti Klinik Patalan, sesampainya di klinik tersebut ada jalan masuk ke arah timur, ikuti jalan tersebut sekitar 200 meter anda akan menemukan warung mie des Mbak Anik yang berada di tepi sawah.
Sumber :
http://www.tribunnews.com/travel/2015/06/20/pedasnya-mie-des-bantul-mie-berbahan-baku-ketela?page=all
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja