Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Aceh Aceh
Mesen-Mesen
- 24 Mei 2018

Jenis permainan ini dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah Daerah Istimewa Aceh. Namün, nama yang diberikan atau sebutannya berbeda-beda, sesuai dengan bahasa yang dimiliki oleh masing-masing kelompok etnis yang terdapat di Daerah Istimewa Aceh sekarang. Nama mesen-mesen khusus digunakan oleh kelompok etnis Aneuk Jame yang umumnya mendiami pesisir pantai Barat Aceh, terutama bagian pesisir Kabupaten Aceh Selatan sekarang. Tentang dari mana asal nama dan bagaimana mula timbulnya permainan ini di daerah tersebut, belum dapat dipastikan

Sejarah

Seperti telah disebutkan bahwa dari mana asal nama dan bagaimana mula adanya permainan ini di daerah Aceh, belum dapat diungkapkan. Menurut tradisi lisan, permainan ini sudah cukup lama terdapat di dalam masyarakat Aceh. Oleh karena permainan ini hampir menyerupai permainan Galah atau yang pada kelompok etnis Aceh disebut juga permainan Tak Tham (sejenis permainan yang juga terdapat di Daerah Aceh dan telah pernah dikemukakan dalam buku Permainan Rakyat Daerah Istimewa Aceh, yang diusahakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Sejarah Budaya Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1979/1980), maka dapat dipastikan bahwa permainan ini (mesen-mesen) mempunyai asal dan perkembangan yang sama dengan permainan Galah. Permainan ini, selain terkandung unsur strategi/siasat serta melatih kecepatan mata dalam memperhatikan gerak gerik lawan, juga mengandung unsur-unsur olah raga, terutama dalam gerakan-ge'rakan yang dilakukan secara cepat untuk dapat meraih atau mengenai lawan.

Waktu Pelaksanaan

Permainan ini umumnya dimainkan pada malam hari pada saat bulan purnama. Pada malam hari, bila anakanak telah selesai mengikuti pendidikan agama seperti mengaji, belajar doa sembahyang, membaca kitab-kitab agama, dan sebagainya, yang berlangsung di meunasah-meunasah atau rumah-rumah yang khusus untuk tempt kegiatan itu. Mereka biasanya sebelum pulang ke rumah masing-masing, melakukan permainan yang disebut mesenmesen.

Permainan ini dimainkan bila cuaca dalam keadaan baik, tidak hujan dan pada saat bulan purnama menerangi bumi. Waktunya antara jam 8 ningga jam 9.30 malam. Jika pada bulan puasa atau Ramadhan, sementara para orang tua mereka bertarawih (ibadah malam hari pada bulan Puasa atau Ramadhan), mereka kadang-kadang melakukan permainan ini, di samping jenis permainan anak-anak lainnya. Kadang-kadang permainan ini juga dimainkan pada siang hari, terutama pada hari libur, dan biasanya berlangsung antara jam 9 sampai jam 11 pagi hari. Permainan ini dapat dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun oleh anak wanita. Anak-anak laki lazimnya memainkan di depan atau halaman meunasah, sedangkan anak-anak wanita memainkannya di halaman rumah, biasanya di halaman rumah dari salah seorang peserta yang ikut bermain. Pemain

Pemain atau pelaku permainan ini adalah anakanak yang berusia sekitar 8 sampai 13 tahun, dan dapat dimainkan baik oleh anak laki maupun anak wanita. Namun, dalam permainan ini tidak terjadi percampuran antara kedua jenis ini. Jika anak wanita yang memainkannya, maka para pemain semua terdiri atas anak wanita, begitu pula sebaliknya jika anak laki yang memainkannya, maka semua pemain terdiri atas anak laki. Seperti telah disebutkan bahwa pada umumnya para pendukung permainan ini terdiri atas anak-anak petani.

Peralatan atau Perlengkapan Permainan

Permainan ini tidak memerlukan peralatan atau perlengkapan yang sulit diperoleh. Di antara perlengkapan dan alat yang diperlukan, yaitu sepetak tanah yang lapang (ini dapat dengan mudah ditemukan di halaman-halaman rumah atau di depan meunasah), sedikit kapur atau sejenis gamping untuk memberi tanda garis agar jelas pada lapangan yang akan dijadikan tempat permainan berlangsung. Adapun tanah atau lapangan yang diperlukan berukuran sekitar 8x 6 meter (panjang 8 meter dan lebar 6 meter).

Jalannya Permainan

Setelah anak-anak selesai mengaji atau belajar ilmu agama pada malam hari, mereka tidak langsung pulang, tetapi bermain suatu permainan yang disebut mesen-mesen. Hal ini dilakukan jika cuaca dalam keadaan baik atau pada saat bulan purnama sedang bersinar. karena permainan ini adalah dilakukan berkelompok, maka terlebih dahulu anak-anak membentuk 2 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 3 atau 4 orang. Selanjutnya setelah terbentuk kelompok, para pemain dari masing-masing kelompok membuat suatu lapangan dengan ukuran sekitar 8x 6 meter. Kemudian di atas lapangan itu diberi tanda berupa garis dengan kapur atau sejenisnya sebanyak tiga atau empat garis (banyaknya garis tergantung dari jumlah peserta permainan). Panjangnya garis sekitar 4 meter dan jarak antara garis pertama dengan garis.kedua atau berikutnya sekitar 3 meter.

Selanjutnya melalui undian (dengan sut) ditentukan kelompok mana yang pertama menjadi penjaga garis. Setelah terpilih, kelompok yang menjadi penjaga pertama (kelompok I) berdiri di atas garis-garis tersebut. masing-masing satu orang untuk setiap garis. Kemudian kelompok II akan menerobos setiap garis penjagaan baik melalui sisi kiri maupun sisi kanan dari si penjaga garis. Penerobosan ini dilakukan secara per seorangan, tetapi untuk lebih mudan diterobos dapat dilakukan secara serentak (oleh para anggota kelompok II). Jika berhasil melewati garis pertahanan yang pertama, selanjutnya garis pertahanan kedua dan seterusnya sampai setiap garis berhasil semua dilewati oleh setiap pemain dari kelompok II, maka kelompok ini keluar sebagai pemenang. Seterusnya kelompok ini akan mengulangi lagi penerobosan pada garis-garis pertahanan itu seperti semula; demikian selanjutnya, tetapi bila salah seorang pemain dari kelompok II kena dijamah atau dikenai tangan salah seorang kelompok I (yang sedang menjaga garis pertahanan), maka permainan akan berganti penjaga (penjaga garis), yaitu kelompok II yang menjadi penjaga.

Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2018/02/mesen-mesen-nad/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya